menjalankan roda organisasi atau lembaga merupakan salah satu amanah yang perlu banyak pemikiran dan aksi nyata supaya roda itu tetap berputar secara optimal dan maksimal. Untuk itu maka dibentuklah system yang terstuktur dan arahan kerja yang yang jelas. Membentuk system itu juga tidak semudah menggoreskan tinta pena diselembar kertas. Namun perlu ada dasaran terlebih dahulu yaitu pensil utnuk membentuk pola draft dahulu demi melihat sesuai dan perkembangan. Dalam membentuk draft selayaknya memperhatikan situasi kondisi yang sedang terjadi, bukanlah memplagiat kerja tahun lalu, ataupun melihat dari lembaga lain dan diterapkan dilemabaga sendiri. Mengingat setiap lembaga itu memiliki “lahan” yang berbeda dan kultur yang berbeda pula.Dari struktur juga memerlukan penyesuaian demi keberjalanan secara efektif dan efisien sesuai kebutuhan. Setelah draft disepakati maka goresan pena dimulai untuk mebentuk garis jelas dan tegas.
manajerial merupakan pendukung utama dalam keberjalanan lembaga. Mengingat fungsi utama organisasi merupakan pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud meliputi SDM, inventaris, adminstrasi, keuangan, serta apa yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Dengan adanya managerial itu segala yang dipunyai oleh lembaga itu bisa termanfaatkan dan berjalan seperti seharusnya. jika semua hal itu tidak terkelola dengan baik maka lembaga itu bisa dikatakan kurang baik.
manajerial merupakan pendukung utama dalam keberjalanan lembaga. Mengingat fungsi utama organisasi merupakan pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud meliputi SDM, inventaris, adminstrasi, keuangan, serta apa yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Dengan adanya managerial itu segala yang dipunyai oleh lembaga itu bisa termanfaatkan dan berjalan seperti seharusnya. jika semua hal itu tidak terkelola dengan baik maka lembaga itu bisa dikatakan kurang baik.
1.Pengelolaan SDM
Lembaga tanpa SDM itu merupakan hal yang konyol, tanpanya pergerakan akan terlihat kurang maksimal. Maka perlu lah pembentukan struktur SDM yang terencana. Entah mau struktur besar ataupun struktur kecil. Struktur besar bermanfaat utnuk menunjang agenda yang besar dan rutin. Sedangkan struktur kecil berguna untuk menunjang agenda yang membutuhkan kerja cepat. Namun struktur kecil ini bisa menghandle agenda yang besar dan rutin jika personil yang tersusun terdiri dari personal yang professional, berkomitmen, konsisten. Pergerakkan struktur kecil lebih lincah dan tidak memerlukan energy yang besar untuk menggerakkan seluruh elemen. Namun kesadaran semua elemen untuk bergerak itu suatu hal mutlak yang harus ada, supaya tidak terjadi ketimpangan.
2.Dual sekre
Memiliki sekre lebih dari satu merupakan potensi yang sangat baik. Biasanya sekretariat LDK berada di wilayah masjid kampus, mengingat lokasi syiar LDK terpusat di masjid, dan fungsi ldk juga untuk memakmurkan masjid.
dengan adanya sekre yang ada di grha merupakan sarana baru dalam mengembangkan ranah dakwah dan jaringan. Sekre di graha bisa dioptimalkan sarana untuk merangkul semua ormawa yang bersarang di dalamnya, mengingat kita di ldk ini bukan ldk yang terlepas dari birokrasi kampus, namun kita tetap berpayung di bawah biro kemahasiswaan. Sehingga selayaknya kita berinteraksi dengan mereka, bukanya terlihat eksklusif, seakan- akan tidak mau berbaur dengan mereka, dan lebih memilih bercokol di masjid kampus saja. Yang perlu diingat bahwa mereka adalah saudara kita, satu visi dengan kita untuk menjadi mahasiswa sesungguhnya, menghidupkan nuansa kampus dengan aktivitas mereka, berjuang sebagai aktivis lembaga.
Mereka memiliki banyak kelebihan yang dapat kita pelajari, mengajak mereka untuk berpartisipasi di kegiatan kita merupakan langkah awal untuk menjalin silaturahim. dari situ lah nanti komunikasi akan terjalin , tinggal bagaimana kita mengoptimalkan dan menjaganya. semua hal ini merupakan perwujudan visi kita sebagai LDK yang DEKAT, dekat dengan obyek dakwah yaitu civitas akademika, dekat dengan kolega yaitu ormawa, dan dengan birokrasi kampus jika sering ke area kemahasiswaan.
jika kita sering ke grha maka kesempatan berbaur dengan ormawa semakin sering, sharing bareng, bercanda bareng, sehingga pemikiran dan kekompakan terjalin. Untuk mengusung suatu agenda bersama antara LDK dan ormawa di kampus bisa lebih mudah, karena antar pemikiran personil sudah terbiasa berkomunikasi. Sehingga visi SATU BERSINERGI tidak hanya berlaku antara LDK dan LDKF saja, jaringan itu tidak hanya antar lembaga dakwah, namun mencakup seluruh unit kegiatan mahasiswa universitas. Untuk itu tempat syuro utama perlu dialihkan ke grha.
3. Pengoptimalan perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu ladang amal bagi LDK, karena untuk mempelajari islam tak cukup hanya lewat kajian, tapi perlu buku buku untuk memperluas wawasan dan pendalaman aqidah. Untuk mempermudah peminjaman maka perlu dibuat flowchart. Cara untuk mempermudah memilih, mengelola, dan penataan bisa menggunakan sistem klasifikasi. pengoptimalan perpus ini akan memperkuat dan pengaplikasian visi MANFAAT, manfaat ke semua kalangan di seluruh lapisan civitas akademika di kampus, daripada buku itu cuma tertata rapi di sekre. Untuk itu perlu pembuatan library point di lobi grha, selasar masjid, sekre dan di fasilitas kampus lainnya.
4. Finansial yang mandiri
LDK juga memperlukan dana untuk menunjang aktivitasnya yang mayoritas merupakan agenda besar dan rutin. Untuk itu itu perlu penggalian dana yang optimal. Sebagai UKM, LDK otomatis memiliki sumber dana dari rektorat, namun belum cukup untuk menyangga operasional selama satu periode kepengurusan. Apalagi untuk mencairkannya perlu waktu dan prosedur yang berbelit- belit. Maka supaya lebih efektif perlu disusun mekanisme yang jelas terperinci, serta administrasi yang tegas dan tertib.
Sumber dana juga bisa melalui usaha mandiri dari LDK sendiri, melalui kantin ataupun distributor kebutuhan mahasiswa, bisa alat tulis maupun kebutuhan sehari- hari. Penggalian dana yang lain bisa bersumber dari donatur alumni atau birokrat kampus. Untuk itu maka perlu adanya silaturrahim, karena mereka lah potensi untuk menunjang operasional dakwah ini.
5. Pengoptimalan BPO dan SOP
Dengan adanya dua hal itu maka kinerja lembaga bisa lebih jelas dan terstruktur sesuai dengan fungsinya masing masing, tidak perlu tanya ini itu yang membingungkan. Yang memiliki BPO tidak hanya PHT saja, namun seluruh pengurus wajib memilikinya serta memahaminya, karena disini bukan lembaga biasa, dan kita selayaknya profesional dalam beramanah.