"Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi. Silakan lanjutkan pemerintahan di Jakarta,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono IX saat menyerahkan cek sejumlah 6 juta gulden kepada Ir.Soekarno. Sri Sultan HB IX pun menangis. Pun begitu dengan Ir. Soekarno dan jajaran para menteri yang saat itu ada di hadapannya. Mereka tak kuasa menahan air mata melihat kebesaran hati seorang raja yang merelakan seluruh materi kerajaannya untuk kepentingan republik. Sri Sultan HB IX memberikan sumbangan sekitar 6 juta gulden untuk kepentingan bangsa ini. Jika dikonversikan ke dalam nilai rupiah saat ini, jumlahnya sekitar Rp.44.694.972.236,-
Sumbangan ini diberikan Sri Sultan HB IX saat Indonesia tak punya biaya lagi untuk menjalankan roda pemerintahan. Biaya operasional untuk bidang kesehatan, pendidikan, militer, dan gaji pegawai-pegawai pemerintahan RI saat itu memang dibiayai oleh Kraton Kasultanan Yogyakarta. Memiliki sikap legawa, berbesar hati dalam kondisi seperti yang dihadapi oleh Sri Sultan HB IX saat itu tidaklah mudah. Beliau bisa mengesampingkan hal-hal lain yang seharusnya menjadi prioritas kraton, demi berdirinya Republik Indonesia.
Sikap mengabdi kepada republik dengan sepenuh hati inilah yang hingga saat ini masih dikenang oleh pihak keluarga. Hingga beliau wafat, Sultan dan pihak kraton tidak pernah meminta agar sumbangan itu dikembalikan.
[KOREKSI]
Nilai tukar 6 juta gulden pada tahun 1949 jika dikonversi dengan mempertimbangkan nilai inflasi sampai tahun 2016, maka:
6 juta gulden (1949) = € 25.924.885 (2016) = Rp. 413.074.514.077 (2016)
Bukan Rp.44.694.972.236 seperti yang tertulis di atas.
Demikian.
#merawatjogja #tiyangjogja #merawatjogjamerawatindonesia #menjadijogjamenjadiindonesia
Dikutip dari grup WA : HIMRONI & ROHIS & LBM
sumber gambar : jogja.co
0 komentar:
Posting Komentar