Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Senin, 13 September 2010

Laporan Perkembangan Biji Kacang Hijau


A.    Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak.
B.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari percobaan ini adalah menemukan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan dan mengetahui factor yang mempengaruhi biji kacang hijau untuk berkecambah.
C.     Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek dari sinar matahari terhadap tumbuhan, baik efek positif maupun negatif, dan mengetahui kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan biji kacang hijau serta mengetahui factor yang mempengaruhi biji kacang hijau tersebut untuk berkecambah.
D.    Rumusan Masalah
Periode pertumbuhan pada tumbuhan terjadi sepanjang hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari lingkungan dan faktor dari dalam tubuh organisme.
Dalam laporan percobaan kali ini kita akan membahas kondisi-kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan dan daerah pertumbuhan biji kacang hijau.



BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.    Teori yang Relevan
1.      Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Kedua istilah tersebut sering diucapkan untuk pengertian yang sama. Padahal pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat permanent (tetap) dan tidak dapat balik ( Irrevisible), sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi.
Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kooh atau rumput yang mudah digoyangkan oleh angin. Nama lain proses perkembangan adalah morfogenesis.
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
{  Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelahØ menjadi beberapa sel anak.
{  Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atauØ peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatantersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam vakuola.
{  Tahap diferensiasi sel,Ø yaityu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentukkhusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
2.      Pertumbuhan dan Perkembangan Awal
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya embrio, cadangan makanan, dan calondaun (calon akar).
Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan planula ( yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem, sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup.
Embrio berkembang didalam biji. setelah fertilisasi, zigot mengalami rangakian pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal dari mitosis zigot akan berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain menjadi bahan awal dari jaringan suspensor.
Embrio didalam bakal biji (ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa, termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi).
Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal) dan meristem apical aka. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan batang dan akar.
Perkembangan embrio terhenti stelah mencapai tahapan tertentu, yaitu saat bakal biji telah menjadi biji matang. Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan./ Di dalam biji yang matang, endosperma makanan telah terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam bertepung. Sel-sel aleuron menyintesis enzim a-milase. Enzim tersebut dapat mengubah cadangan zat pati didalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio.
3.      Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.

Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis).
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.
4.      Macam-Macam Pertumbuhan Pada Tumbuhan
a.       Pertumbuhan primer
adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer . Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
{  Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
{  Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerahØ pembelahan. Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
{  Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnyaØ berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.
b.      Pertumbuhan sekunder
adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
a.       Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
{  Air dan mineral
{  Kelembaban
{  Suhu
{  Cahaya
b.      Faktor internal : faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
6.      Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi.
B.     Hipotesis
 Biji kacang hijau dapat tumbuh dengan baik apabila disimpan di tempat yang sedikit cahaya atau gelap dan pada ruangan dengan suhu hangat. Selain itu, air juga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
Biji kacang hijau tidak dapat tumbuh dengan baik apabila terjadi pencampuran Sodium hidroksida dengan larutan pirogalol dsertai kurangnya oksigen.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen, antara lain :
A.    Alat dan Bahan
a.       Lima tabung reaksi
b.      Biji kacang hijau
c.       larutan sodium hidroksida
d.      Lemari
e.       kawat kasa
f.       kapas
g.      Kulkas atau lemari pendingin
B.     Cara Kerja
a.       Susunlah lima tabung reaksi
b.      Tempatkan tabung A, D, dan E ditempat hangat di laboratorium yang terkena cahaya
c.       Masukkanlah tabung B di dalam lemari pendingin
d.      Masukkanlah tabung C di dalam tempat yang hangat di dalam lemari yang gelap. Masukkanlah data hasil percobaan kalian kedalam table yang menunjukkan kondisi biji didalam setiap tabung.
e.       Biarkanlah tabung-tabung tersebut dalam beberapa hari kemudian pelajarilah untuk melihat biji-biji tersebut berkecambah atau tidak.
Keterangan:
{   Tabung A
berisi air, diatas kawat kasa diberi kapas basah dan biji kacang, kemudian diletakkan ditempat yang hangat terkena cahaya.
{   Tabung B
seperti tabung A, kemudian diletakkan ditempat yang gelap dan dingin.
{   Tabung C
seperti tabung A kemudian diletakkan  ditempat yang gelap dan hangat.
{   Tabung D
berisi larutan sodium hidroksida yang mengandung pirogalol, diatas kawat kassa diberi kapas basah dan biji kacang. Tabung diletakkan ditempat yang hangat terkena cahaya.
{   Tabung E
diatas kawat kasa diberi kapas kering dan biji kacang. Tabung diletakkan ditempat yang hangat terkena cahaya.
C.     Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Biologi SMA Negeri 2 Tasikmalaya dan sebagian dilaksanakan dirumah untuk percobaan kacang hijau yang disimpan di lemari es.
D.    Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Juli 2009 sampai dengan hari Senin, tanggal 3 Agustus 2009. Lamanya penelitian berlangsung selama lima hari.
E.     Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah berupa Biji kacang hijau yang masih segar.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan,
1.      Pada tabung A
{  Terjadi pertumbuhan 1 (satu) biji kacang hijau sebesar 2 mm di akhir penelitian
{  biji kacang hijau mati
{  biji kacang hijau tetap
{  Warna air dan kapas tetap.
2.      Pada tabung B
{  Disimpan di tempat yang gelap dan dingin tidak terjadi pertumbuhan
{  kondisi biji kacang hijau tetap segar dan terjadi penguapan.
{  biji kacang hijau mengembang
{  biji kacang hijau tetap
Warna air normal dan warna kapas kehijau-hijauan di akhir penelitian
Mungkin jika penelitian itu dilanjutkan biji kacang hijau akan memmesar bahkan tumbuh.
3.      Pada tabung C
{  Pertumbuhan biji kacang hijau mengalami pertumbuhan dari hari ke harinya hingga mencapai lebih dari 8 cm.
{  Semua bji tumbuh menjadi kecambah
{  Warna kapas kekuning-kuningan
{  Air habis
4.      Pada tabung D
{  Tidak terjadi pertumbuhan.
{  Hari pertama 2 biji berubah warna kekuning-kuningan
{  Hari kedua 3 biji berubah warna kekuning-kuningan
{  Hari ketiga berubah jadi kecoklatan
{  Hari terakhir air dan kacang berubah warna
Hal ini disebabkan karena kekurangan oksigen dan campuran larutan Sodium hidroksida dan pirogalol. Biji kacang hijau tersebut dari hari ke hari mengalami perubahan warna sampai pada akhir penelitian menjadi kuning kecoklatan dan kondisi airnya pun berubah warna menjadi kuning kecoklatan seperti yang terjadi pada biji kacang hajau tersebut.

5.      Pada tabung E
Kondisi biji kacang hijau tidak mengalami perubahan sedikit apa pun.

B.     Pembahasan
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormone yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya :
Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin , jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas. Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji dapat dikelompokkan dalam:
{  faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air;
{  faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya zat perangsang tumbuh;
{  faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis zat perangsang tumbuh. Dormansi pada biji dapat dipatahkan dengan perlakuan mekanis, cahaya, temperatur, dan bahan kimia.
Proses perkecambahan dalam biji dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses perkecambahan fisiologis dan proses perkecambahan morfologis. Sedangkan dormansi yang terjadi pada tunas-tunas lateral merupakan pengaruh korelatif dimana ujung batang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya yang dikenal dengan dominansi apikal. Derajat dominansi apikal ditentukan oleh umur fisiologis tumbuhan tersebut.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau adalah :
1. Air
Berfungsi untuk melunakan kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi makanan terlarut, dan hormone ke daerah meristematik (titik tumbuh) serta brsama dengan hormone membangun pemanjangan dan pengembangan sel.
2. Cahaya
Cahaya merupakan factor pengendali pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama berperan dalam proses berlangsungnya fotosintesis.
3. Suhu
Suhu berperan dalam mengontrol perkecambahan dan pertumbnuhan vegetatif. Sehubungan dengan perkecambahan proses imbibisi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
B.     Saran
1.      Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar dapat berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat dimaksimalkan.
2.      Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan hasil penelitian.
3.      Kodisi kapas dan air harus steril.

DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi, B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya :Yudhistira.
Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. http:// catatanzhamal.blogspot.com
Soerga, N., 2009. Pola Pertumbuhan Tanaman. http://soearga.wordpress.com

“ PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU “

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak.
B.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari percobaan ini adalah menemukan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan dan mengetahui factor yang mempengaruhi biji kacang hijau untuk berkecambah.
C.     Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek dari sinar matahari terhadap tumbuhan, baik efek positif maupun negatif, dan mengetahui kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan biji kacang hijau serta mengetahui factor yang mempengaruhi biji kacang hijau tersebut untuk berkecambah.
D.    Rumusan Masalah
Periode pertumbuhan pada tumbuhan terjadi sepanjang hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari lingkungan dan faktor dari dalam tubuh organisme.
Dalam laporan percobaan kali ini kita akan membahas kondisi-kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan dan daerah pertumbuhan biji kacang hijau.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.    Teori yang Relevan
1.      Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Kedua istilah tersebut sering diucapkan untuk pengertian yang sama. Padahal pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat permanent (tetap) dan tidak dapat balik ( Irrevisible), sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi.
Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kooh atau rumput yang mudah digoyangkan oleh angin. Nama lain proses perkembangan adalah morfogenesis.
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
{  Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelahØ menjadi beberapa sel anak.
{  Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atauØ peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatantersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam vakuola.
{  Tahap diferensiasi sel,Ø yaityu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentukkhusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
2.      Pertumbuhan dan Perkembangan Awal
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya embrio, cadangan makanan, dan calondaun (calon akar).
Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan planula ( yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem, sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup.
Embrio berkembang didalam biji. setelah fertilisasi, zigot mengalami rangakian pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal dari mitosis zigot akan berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain menjadi bahan awal dari jaringan suspensor.
Embrio didalam bakal biji (ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa, termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi).
Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal) dan meristem apical aka. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan batang dan akar.
Perkembangan embrio terhenti stelah mencapai tahapan tertentu, yaitu saat bakal biji telah menjadi biji matang. Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan./ Di dalam biji yang matang, endosperma makanan telah terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam bertepung. Sel-sel aleuron menyintesis enzim a-milase. Enzim tersebut dapat mengubah cadangan zat pati didalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio.
3.      Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.

Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis).
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.
4.      Macam-Macam Pertumbuhan Pada Tumbuhan
a.       Pertumbuhan primer
adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer . Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
{  Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
{  Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerahØ pembelahan. Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
{  Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnyaØ berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.
b.      Pertumbuhan sekunder
adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
a.       Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
{  Air dan mineral
{  Kelembaban
{  Suhu
{  Cahaya
b.      Faktor internal : faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
6.      Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi.
B.     Hipotesis
 Biji kacang hijau dapat tumbuh dengan baik apabila disimpan di tempat yang sedikit cahaya atau gelap dan pada ruangan dengan suhu hangat. Selain itu, air juga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
Biji kacang hijau tidak dapat tumbuh dengan baik apabila terjadi pencampuran Sodium hidroksida dengan larutan pirogalol dsertai kurangnya oksigen.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen, antara lain :
A.    Alat dan Bahan
a.       Lima tabung reaksi
b.      Biji kacang hijau
c.       larutan sodium hidroksida
d.      Lemari
e.       kawat kasa
f.       kapas
g.      Kulkas atau lemari pendingin
B.     Cara Kerja
a.       Susunlah lima tabung reaksi
b.      Tempatkan tabung A, D, dan E ditempat hangat di laboratorium yang terkena cahaya
c.       Masukkanlah tabung B di dalam lemari pendingin
d.      Masukkanlah tabung C di dalam tempat yang hangat di dalam lemari yang gelap. Masukkanlah data hasil percobaan kalian kedalam table yang menunjukkan kondisi biji didalam setiap tabung.
e.       Biarkanlah tabung-tabung tersebut dalam beberapa hari kemudian pelajarilah untuk melihat biji-biji tersebut berkecambah atau tidak.
Keterangan:
{   Tabung A
berisi air, diatas kawat kasa diberi kapas basah dan biji kacang, kemudian diletakkan ditempat yang hangat terkena cahaya.
{   Tabung B
seperti tabung A, kemudian diletakkan ditempat yang gelap dan dingin.
{   Tabung C
seperti tabung A kemudian diletakkan  ditempat yang gelap dan hangat.
{   Tabung D
berisi larutan sodium hidroksida yang mengandung pirogalol, diatas kawat kassa diberi kapas basah dan biji kacang. Tabung diletakkan ditempat yang hangat terkena cahaya.
{   Tabung E
diatas kawat kasa diberi kapas kering dan biji kacang. Tabung diletakkan ditempat yang hangat terkena cahaya.
C.     Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Biologi SMA Negeri 2 Tasikmalaya dan sebagian dilaksanakan dirumah untuk percobaan kacang hijau yang disimpan di lemari es.
D.    Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Juli 2009 sampai dengan hari Senin, tanggal 3 Agustus 2009. Lamanya penelitian berlangsung selama lima hari.
E.     Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah berupa Biji kacang hijau yang masih segar.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan,
1.      Pada tabung A
{  Terjadi pertumbuhan 1 (satu) biji kacang hijau sebesar 2 mm di akhir penelitian
{  biji kacang hijau mati
{  biji kacang hijau tetap
{  Warna air dan kapas tetap.
2.      Pada tabung B
{  Disimpan di tempat yang gelap dan dingin tidak terjadi pertumbuhan
{  kondisi biji kacang hijau tetap segar dan terjadi penguapan.
{  biji kacang hijau mengembang
{  biji kacang hijau tetap
Warna air normal dan warna kapas kehijau-hijauan di akhir penelitian
Mungkin jika penelitian itu dilanjutkan biji kacang hijau akan memmesar bahkan tumbuh.
3.      Pada tabung C
{  Pertumbuhan biji kacang hijau mengalami pertumbuhan dari hari ke harinya hingga mencapai lebih dari 8 cm.
{  Semua bji tumbuh menjadi kecambah
{  Warna kapas kekuning-kuningan
{  Air habis
4.      Pada tabung D
{  Tidak terjadi pertumbuhan.
{  Hari pertama 2 biji berubah warna kekuning-kuningan
{  Hari kedua 3 biji berubah warna kekuning-kuningan
{  Hari ketiga berubah jadi kecoklatan
{  Hari terakhir air dan kacang berubah warna
Hal ini disebabkan karena kekurangan oksigen dan campuran larutan Sodium hidroksida dan pirogalol. Biji kacang hijau tersebut dari hari ke hari mengalami perubahan warna sampai pada akhir penelitian menjadi kuning kecoklatan dan kondisi airnya pun berubah warna menjadi kuning kecoklatan seperti yang terjadi pada biji kacang hajau tersebut.

5.      Pada tabung E
Kondisi biji kacang hijau tidak mengalami perubahan sedikit apa pun.

B.     Pembahasan
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormone yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya :
Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin , jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas. Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji dapat dikelompokkan dalam:
{  faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air;
{  faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya zat perangsang tumbuh;
{  faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis zat perangsang tumbuh. Dormansi pada biji dapat dipatahkan dengan perlakuan mekanis, cahaya, temperatur, dan bahan kimia.
Proses perkecambahan dalam biji dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses perkecambahan fisiologis dan proses perkecambahan morfologis. Sedangkan dormansi yang terjadi pada tunas-tunas lateral merupakan pengaruh korelatif dimana ujung batang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya yang dikenal dengan dominansi apikal. Derajat dominansi apikal ditentukan oleh umur fisiologis tumbuhan tersebut.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau adalah :
1. Air
Berfungsi untuk melunakan kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi makanan terlarut, dan hormone ke daerah meristematik (titik tumbuh) serta brsama dengan hormone membangun pemanjangan dan pengembangan sel.
2. Cahaya
Cahaya merupakan factor pengendali pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama berperan dalam proses berlangsungnya fotosintesis.
3. Suhu
Suhu berperan dalam mengontrol perkecambahan dan pertumbnuhan vegetatif. Sehubungan dengan perkecambahan proses imbibisi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
B.     Saran
1.      Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar dapat berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat dimaksimalkan.
2.      Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan hasil penelitian.
3.      Kodisi kapas dan air harus steril.

DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi, B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya :Yudhistira.
Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. http:// catatanzhamal.blogspot.com
Soerga, N., 2009. Pola Pertumbuhan Tanaman. http://soearga.wordpress.com
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Laporan Perkembangan Biji Kacang Hijau Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan