Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Minggu, 19 Juni 2011

Pendidikan inklusi

Dalam jurnal membahas tentang kemampuan guru dalam identifikasi siswa terutama yang berhubungan dengan-anak-anak yang berkebutuhan khusus. Untuk itu, seorang guru memiliki kemampuan mengidentifikasi dan mengenali kemampuan peserta didiknya merupakan kewajiban yang sangat penting. Karena dengan kemampuan itu merupakan sarana mengenali potensi peserta didik dan akhirnya membuat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dari siswa yang didiknya. Sehingga mampu memberikan pendidikan terbaik dan mampu diterima oleh siswa itu secara menyeluruh. Yang tidak boleh terlupakan yaitu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa itu secara maksimal.
kebanyakan guru baru mengetahui mengenai anak tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa, autisme saja karena anak anak itu mudah dikenali cirri- cirinya secara mudah. Telah kita ketahui bahwa setiap siswa atau anak yang berkebutuhan khusus memiliki  karakteristik tertentu atau cirri khas membedakan anak satu dengan anak yang lain. Ciri khas dari anak tunanetra adalah  tidak mampu  melihat, biasanya dilihat sekilas mampu langsung dideteksi. Bola matanya putih dan terlihat memiliki pandangan kosong. Terkadang memerlukan alat bantu untuk berjalan seperti tongkat Karakteristik anak tunarungu adalah tidak mampu mendengar, terlambat perkembangan bahasa, dalam hal ini memiliki sedikit kosakata dan gagu dalam berbicara, sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, walaupun bisa bicara kadang- kadang suaranya kurang jelas dan kata- katanya aneh, sehingga memerlukan bimbingan khusus supaya mampu berkomunikasi degan masyarakat disekitarnya. Adapun karakteristik anak tunagrahita adalah penampilan fisik tidak seimbang, air liurnya terkadang menetes. Anak tuna grahita memerlukan bantuan pendidikan khusus karena keterbatasan mental dan sosial
Adapun karakteristik anak tunadaksa adalah anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh, kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali), terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa, terdapat cacat pada alat gerak seperti alat gerak yang kurang lengkap sehingga kesulitan dalam beraktivitas di kehidupan sehari- hari, dengan adanya pendidikan khusus diharapkan mampu mengajarkannya tentang cara- cara dan trik tersendiri untuk melakukan suatu kegiatan tanpa memerlukan bantuan orang lain . Anak tunalaras secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut bersikap membangkang, mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah, sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu,anak tunalaras mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri dan emosinya. Sehingga perlu bimbingan manajemen diri. Tunalaras dipengaruhi oleh lingkungannya maupun dari dalam jiwanya.
Sedangkan untuk anak berbakat memiliki banyak karakteristik yang melekat pada dirinya antara lain membaca pada usia lebih muda, membaca lebih cepat dan lebih banyak, memiliki perbendaharaan kata yang luas, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, memiliki kemampuan motorik, afektif, dan kognitif diatas anak- anak normal. Memiliki intelegensi tinggi dan mempu menyerap informasi yang didapatkannya. Anak ini memerlukan pendidikan khusus untuk memksimalkan potensi yang dimilikinya supaya bermanfaat dan tidak terbuang sia- sia. Hal ini bertolak belakang dengan Anak  lamban belajar yang memiliki karakteristik sebagai berikut rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah, dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya, daya tangkap terhadap pelajaran lambat. Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar membaca, kesulitan belajar menulis, atau kesulitan belajar berhitung, sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti. Anak ini memerlukan pendidikan inklusi supaya lebih mudah menangkap informasi dan supaya tidak tertinggal dengan anak- anak lain. Kemudian ada pula anak autism. Secara sepintas dari fisiknya tidak berbeda dengan anak- anak normal lainnya. Namun jika diajak berkomunikasi agak sulit karena anak ini mengalami keterbelakangan mental bahkan tidak ada respon sama sekali dari anak.
Kemampuan guru terutama guru sekolah dasar pada bidang mengidentifikasi siswanya sangat penting, baik siswa biasa maupun siswa berkebutuhan khusus. Karena sekolah dasar merupakan pondasi utama dalam dunia pendidikan. Jika pondasi pada masa sekolah dasar sudah kuat maka mampu memperkokoh jenjang pendidikan diatasnya. Kemudian dari pada itu kemampuan guru merupakan modal utama dalam mengembangkan potensi siswa maupun membantu siswa yang berkebutuhan khusus. Dengan mengetahui apa yang diperlukan siswa maka mempermudah dalam menyusun system pembelajaran yang sesuai dan paling baik. Sehingga mampu mengembangkan potensi anak secara maksimal. Biasanya setiap anak memiliki kemampuan menankap pembelajaran yang berbeda, sehingga perlu kreativitas dari guru untuk menyikapinya.
Indentifikasi secara sederhana hanya mengenali apakah anak itu termasuk anak berkebutuhan khusus atau tidak. Sedangkan untuk lebih akuratnya menggunakan media identifikator yang lebih akurat yang dilakukan oleh pihak- pihak yang berkompetensi didalamnya seperti psikolog, tenaga medis dan sebagainya. Identifikasi dalam kehidupan sehari-hari sering disebut penjaringan, dan asesmen sebagai penyaringan. Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk mengumpulkan  informasi apakah seorang anak termasuk anak berkebutuhan khusus atau tidak. Hasil dari identifikasi dan asesmen akan menjadi dasar dalam penyusunan rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan anak tersebut. Identifikasi dilakukan bertujuan untuk penjaringan (screening) anak anak yang memiliki kebutuhan khusus dan memerlukan bantuan untuk hal tersebut. Setelah diketahui anak itu membutuhkan penanganan khusus maka perlu dilakukan pengalihtanganan (referal) kepada pihak yang lebih berkompeten misalnya ke dokter ataupun psikiater.  jika tidak,  maka cukup mendapatkan bimbingan  dari guru saja. Tujuan berikutnya yaitu  klasifikasi atau pengelompokan apakah anak itu dikategorikan memerlukan bimbingan tertentu atau bimbingan seperti biasa. Setelah  mengidentifikasi maka akan mempermudah menyusun perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak itu dan pemantauan kemajuan belajar yang telah dilakukan.

Kemampuan mengidentifikasi apakah siswa atau anak itu membutuhkan pendidikan khusus itu penting bagi guru yang memberikan pelayanan pendidikan kepada ABK. Namun alangkah baiknya jika semua guru yang berada di sekolah yang menyelenggarakan sekolah inklusi juga mampu melakukannya. Mengingat bahwa setiap guru merupakan komponen dan pasukan utama dalam dunia pendidikan, maka dengan kemampuan itu dapat melakukan identifikasi di berbagai instansi pendidikan lainnya.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Pendidikan inklusi Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan