Dalam jurnal membahas
tentang kemampuan guru dalam identifikasi siswa terutama yang berhubungan
dengan-anak-anak yang berkebutuhan khusus. Untuk itu, seorang guru memiliki
kemampuan mengidentifikasi dan mengenali kemampuan peserta didiknya merupakan
kewajiban yang sangat penting. Karena dengan kemampuan itu merupakan sarana mengenali
potensi peserta didik dan akhirnya membuat pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi dari siswa yang didiknya. Sehingga mampu memberikan pendidikan terbaik
dan mampu diterima oleh siswa itu secara menyeluruh. Yang tidak boleh
terlupakan yaitu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa itu secara
maksimal.
kebanyakan guru baru mengetahui mengenai anak
tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa, autisme saja karena anak anak itu mudah
dikenali cirri- cirinya secara mudah. Telah kita ketahui bahwa setiap siswa atau
anak yang berkebutuhan khusus memiliki karakteristik
tertentu atau cirri khas membedakan anak satu dengan anak yang lain. Ciri khas
dari anak tunanetra adalah tidak
mampu melihat, biasanya dilihat sekilas
mampu langsung dideteksi. Bola matanya putih dan terlihat memiliki pandangan
kosong. Terkadang memerlukan alat bantu untuk berjalan seperti tongkat Karakteristik
anak tunarungu adalah tidak mampu mendengar, terlambat perkembangan bahasa,
dalam hal ini memiliki sedikit kosakata dan gagu dalam berbicara, sering
menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, walaupun bisa bicara kadang- kadang
suaranya kurang jelas dan kata- katanya aneh, sehingga memerlukan bimbingan
khusus supaya mampu berkomunikasi degan masyarakat disekitarnya. Adapun karakteristik
anak tunagrahita adalah penampilan fisik tidak seimbang, air liurnya terkadang
menetes. Anak tuna grahita memerlukan bantuan pendidikan khusus karena
keterbatasan mental dan sosial
Adapun karakteristik anak tunadaksa adalah anggota
gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh, kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak
lentur/tidak terkendali), terdapat bagian anggota gerak yang tidak
lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa, terdapat cacat pada alat gerak
seperti alat gerak yang kurang lengkap sehingga kesulitan dalam beraktivitas di
kehidupan sehari- hari, dengan adanya pendidikan khusus diharapkan mampu
mengajarkannya tentang cara- cara dan trik tersendiri untuk melakukan suatu
kegiatan tanpa memerlukan bantuan orang lain . Anak tunalaras secara umum
memiliki karakteristik sebagai berikut bersikap membangkang, mudah terangsang emosinya/emosional/mudah
marah, sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu,anak tunalaras
mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri dan emosinya. Sehingga perlu
bimbingan manajemen diri. Tunalaras dipengaruhi oleh lingkungannya maupun dari
dalam jiwanya.
Sedangkan untuk anak berbakat memiliki banyak
karakteristik yang melekat pada dirinya antara lain membaca pada usia lebih
muda, membaca lebih cepat dan lebih banyak, memiliki perbendaharaan kata yang
luas, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, memiliki kemampuan motorik, afektif,
dan kognitif diatas anak- anak normal. Memiliki intelegensi tinggi dan mempu
menyerap informasi yang didapatkannya. Anak ini memerlukan pendidikan khusus
untuk memksimalkan potensi yang dimilikinya supaya bermanfaat dan tidak
terbuang sia- sia. Hal ini bertolak belakang dengan Anak lamban belajar yang memiliki karakteristik
sebagai berikut rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah, dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman
seusianya, daya tangkap terhadap pelajaran lambat. Anak berkesulitan belajar spesifik
dapat berupa kesulitan belajar membaca, kesulitan belajar menulis, atau
kesulitan belajar berhitung, sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak
mengalami kesulitan yang berarti. Anak ini memerlukan pendidikan inklusi supaya
lebih mudah menangkap informasi dan supaya tidak tertinggal dengan anak- anak
lain. Kemudian ada pula anak autism. Secara sepintas dari fisiknya tidak
berbeda dengan anak- anak normal lainnya. Namun jika diajak berkomunikasi agak
sulit karena anak ini mengalami keterbelakangan mental bahkan tidak ada respon
sama sekali dari anak.
Kemampuan guru terutama guru sekolah dasar pada
bidang mengidentifikasi siswanya sangat penting, baik siswa biasa maupun siswa
berkebutuhan khusus. Karena sekolah dasar merupakan pondasi utama dalam dunia pendidikan.
Jika pondasi pada masa sekolah dasar sudah kuat maka mampu memperkokoh jenjang
pendidikan diatasnya. Kemudian dari pada itu kemampuan guru merupakan modal
utama dalam mengembangkan potensi siswa maupun membantu siswa yang berkebutuhan
khusus. Dengan mengetahui apa yang diperlukan siswa maka mempermudah dalam
menyusun system pembelajaran yang sesuai dan paling baik. Sehingga mampu
mengembangkan potensi anak secara maksimal. Biasanya setiap anak memiliki
kemampuan menankap pembelajaran yang berbeda, sehingga perlu kreativitas dari
guru untuk menyikapinya.
Indentifikasi secara sederhana hanya mengenali
apakah anak itu termasuk anak berkebutuhan khusus atau tidak. Sedangkan untuk lebih
akuratnya menggunakan media identifikator yang lebih akurat yang dilakukan oleh
pihak- pihak yang berkompetensi didalamnya seperti psikolog, tenaga medis dan
sebagainya. Identifikasi dalam kehidupan sehari-hari sering disebut
penjaringan, dan asesmen sebagai penyaringan. Secara umum tujuan identifikasi
adalah untuk mengumpulkan informasi
apakah seorang anak termasuk anak berkebutuhan khusus atau tidak. Hasil dari
identifikasi dan asesmen akan menjadi dasar dalam penyusunan rencana
pembelajaran yang disesuaikan dengan anak tersebut. Identifikasi dilakukan
bertujuan untuk penjaringan (screening) anak anak yang memiliki kebutuhan
khusus dan memerlukan bantuan untuk hal tersebut. Setelah diketahui anak itu
membutuhkan penanganan khusus maka perlu dilakukan pengalihtanganan (referal)
kepada pihak yang lebih berkompeten misalnya ke dokter ataupun psikiater. jika tidak,
maka cukup mendapatkan bimbingan
dari guru saja. Tujuan berikutnya yaitu
klasifikasi atau pengelompokan apakah anak itu dikategorikan memerlukan
bimbingan tertentu atau bimbingan seperti biasa. Setelah mengidentifikasi maka akan mempermudah
menyusun perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak itu dan
pemantauan kemajuan belajar yang telah dilakukan.
Kemampuan mengidentifikasi apakah siswa atau anak
itu membutuhkan pendidikan khusus itu penting bagi guru yang memberikan
pelayanan pendidikan kepada ABK. Namun alangkah baiknya jika semua guru yang
berada di sekolah yang menyelenggarakan sekolah inklusi juga mampu
melakukannya. Mengingat bahwa setiap guru merupakan komponen dan pasukan utama
dalam dunia pendidikan, maka dengan kemampuan itu dapat melakukan identifikasi
di berbagai instansi pendidikan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar