Kelompok Lamium
Apakah
perbedaan secara anatomi pada bagian bunga majemuk yang membedakan antara
spesies Lamium yang satu dengan yang
lainnya?
Jawab
:
Pada umumnya spesies-spesies Lamium memiliki susunan bunga majemuk
yang sama yaitu tipe berkas semu. Berkas
semu atau karangan semu (verticillaster)
adalah bunga berkas yang memiliki struktur dichasium, yakni bunga-bunga yang terletak pada lingkaran
sesungguhnya tersusun atas beberapa anak payung. Struktur bunga majemuk tersebut secara
anatomi adalah sama. Perbedaan secara anatomi antara spesies yang satu dengan
lainnya belum dapat ditemukan. Jika pun ada perbedaan secara anatomi dapat
berupa perbedaan letak mikrofil, bakal biji (ovum), jumlah serbuk sari dan
lain-lain. Perbedaan-perbedaan yang dapat dijumpai untuk dapat membedakan
spesies Lamium misalnya secara
morfologi dalam hal warna, ukuran, bentuk, jumlah bunga dalam susunan bunga
majemuk pada masing-masing spesies.
Selain secara anatomi dan morfologi,
klasifikasi juga didasarkan atas beberapa hal seperti secara fisiologi,
habitat, susunan genetik. Secara fisiologi, proses-proses yang terjadi dalam
tumbuhan spesies Lamium berbeda
misalnya ada beberapa spesies yang mampu menghasilkan aroma tertentu. Habitat
yang berbeda pada setiap spesies akan mempengaruhi adanya perbedaan pada setiap
spsies tersebut, misalnya spesies yang tumbuh di dataran tinggi akan berbeda
jika dibandingkan dengan yang hidup di dataran rendah. Hal ini terjadi karena setiap
spesies tersebut akan melakukan adaptasi terhadap lingkungan tempat tinggalnya
tersebut. Susunan genetik pada tumbuhan Lamium
pada umumnya memiliki dasar yang sama. Akan tetapi ada beberapa susunan gen
yang berbeda-beda sehingga memunculkan karaktersitik misalnga secara morfologi
yaitu warna bunga pada setiap spesies Lamium.
2.
Pertanyaan
·
Apa perbedaan sel parenkim palisade
dan parenkim spons?
·
Apa yang membedakan rambut glandular
dan pilose glandular?
Jawaban
1.
Jaringan parenkim
terdiri dari sel-sel yang telah dewasa. Walaupun demikian, sel-sel parenkim
masih dapat membelah. Fungsi sel parenkim adalah sebagai penyimpan cadangan
makanan, tempat fotosintesis, penutupan luka, regenerasi, dan penyusun utama
berbagai alat tubuh atau organ tumbuhan. Jaringan parenkim terdapat di semua
organ tumbuhan dengan bentuk dan fungsi yang beragam. Jaringan
parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir ditiap
bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan fungsi
sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas dan
pigmen lainnya. Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis
yakni parenkim palisade dengan bentuk bulat memanjang /lonjong yang berjajar
seperti tiang/pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil /zat
hijau daun. Bunga karang dengan ruang antar rongga yang sangat besar dan tidak
beraturan, pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak
seperti palisade).
Pada
tumbuhan Lamium truncatum
terdiri-dari parenkim palisade memanjang dan sel-sel parenkim spons
isodiametric. Parenkim palisade terdiri atas sel-sel yang panjang dan tegak
lurus terhadap permukaan daun, sedangkan parenkim spons mengandung sel-sel dengan
bentuk tidak beraturan dan memiliki banyak rongga sel. Pada parenkim spons,
rongga-rongga sel berguna sebagai tempat pertukaran gas.
A.
Parenkim
Palisade / jaringan tiang :
Sel
parenkim palisade memanjang dan penampang melintangnya nampak berbentuk batang yang
tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu sel palisade berbeda bentuknya.
Sel palisade terletak dibawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral
(berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis diantara epidermis dan
jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan,
apabila tersusun lebih dari satu lapisan panjang sel pada tiap lapisan sama
atau semakin ketengah semakin pendek. Sel chlorenchymnya kompak dan teratur.
Tidak mempunyai ruang antarsel. Sel-sel mengandung kloroplas dalam jumlah yang
besar. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan adaksial daun,
contonhya pada Thymelea hirsuta, sel
parenkim palisade terdapat pada permukaan adaksial daun. Sedangkan pada
tumbuhan xeromorf, misalnya pada Atriplex
portulacoides , parenkim palisade terletak pada kedua sisi daun, sedangkan
parenkim spons hanya terdapat pada tengah daun saja.
·
sel memanjang berbentuk
batang
pada tumbuhan Lamium truncatum bentuk sel palisade memanjang persegi panjang.
·
tersusun dalam barisan,
tegak lurus permukaan daun. Terdiri dari satu atau beberapa lapis sel yang
mengandung kloroplas. Pada tumbuhan Lamium
truncatum parenkim palisade adalah 1 berlapis.
·
terspesialisasi untuk
meningkatkan efisiensi fotosintesis
·
terdapat tepat di bawah
epidermis atas
·
pada tumbuhan xeromorf
(hidup pada kondisi kering), palisade terdapat pada kedua sisi permukaan daun :
daun isolateral/isobilateral
B.
Jaringan
spons/jaringan bunga karang
Bentuk
sel parenkim spons bermacam-macam. Parenkim spons terdiri dari beberapa lapisan
sel yang diatur secara longgar, chlorenchyma bulat atau oval dengan ruang
antarsel menonjol. Sel-sel ini mengandung kloroplas sangat sedikit.
Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dengan
yang lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons
tidak selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa
lapisan. Apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan
paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada didekatnya.
·
bentuk : isodiametris
atau memanjang sejajar permukaan daun
Pada
tumbuhan Lamium truncatum sel-sel
parenkim spons isodiametric
·
lokasi : di bawah
palisade atau diatas epidermis bawah
·
memiliki lobus yang
menghubungkan satu sel spons dengan sel lainnya
•
fungsi utama :
penyimpanan gula dan asam amino yang disintesis di lapisan palisade, membantu proses pertukaran gas
•
Pada daun yang memiliki
palisade dan spons, kloroplas banyak ditemukan pada palisade
•
Peningkatan efisiensi fotosintesis
juga ditentukan oleh adanya ruang antar sel pada mesofil, yang akan
memfasilitasi pertukaran gas yang cepat.
·
Pada tumbuhan Lamium truncatum parenkim spons sel
adalah 2-4 lapis dengan spasi antar besar.
Rambut Glandular
Rambut
kelenjar terdapat 2 tipe, rambut kelenjar tipe pertama mempunyai 1 atau 2 sel
tangkai dengan kepala kelenjar terdiri dari 1 sel berbentuk lonjong berisi
minyak atsiri, rambut kelenjar tipe kedua adalah tipe Laminaceae (Labiatae)
dengan 1 atau 2 sel tangkai yang melebar dan sebaris mendatar beberapa sel
kepala, minyak atsiri berwarna kuning, sampai kuning coklat.
Pada daun Lamium truncatum Boiss terutama
pada epidermis bawah terdapat
kelenjar dan nampak jelas pada vena. Kelenjar-kelenjar seperti ini disebut
rambut kelenjar. Kelenjar rambut yang terdapat pada epidermis disebur blastula, dan zat yang dihasilkan
disebut colleter. Kelenjar rambut ini
mengeluarkan minyak atsiri dimana tumbuhan Lamium
truncatum Boiss dapat digunakan
unutk obat-obatan. Ada rambut kelenjar seperti ini tidak mengeluarkan blastula melainkan hanya tetes-tetes
air. Kelenjar rambut seperti ini disebut hitatoda
rambut.
Cirri-ciri
hitatoda seperti ini adalah;
a.
Mempunyai celah-celah
yang keadaannya tetap terbuka
b.
Mempunyai jaringan terdiri
dari sel-sel kecil, jaringan ini dinamakan epitema,
pada epitema ini bermuara ujung-ujung venula.
Suku nilam-nilaman beranggotakan banyak
tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan
Pilose
glandular
Pilose
grandule yaitu berupa rambut lurus, lembut dan jarang.
3.
Pertanyaan
Pada morfologi tangkai daun terdapat
rambut glandular, apa fungsi rambut
glandular tersebut ?
Apakah pada organ-organ lain pada
tumbuhan juga terdapat rambut glandular ?
Jawaban
:
Antara trikoma, rambut, dan bulu
sebenarnya mempunyai fungsi yang hampir sama. Hanya istilah nya saja yang
disesuaikan. Misalnya pada tumbuhan lebih dikenal dengan istilah trikoma.
Tetapi tetap ada perbedaannya. Trikoma merupakan salah satu alat
tumbuhan atau derivate dari jaringan epidermis. Trikoma dapat berupa rambut,
sisik daun banyak ditemukan di tulang
helaian daun, di biji, dan ada juga yang terdapat di buah yang disebut dengan
rambut buah. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan,
terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal
dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut,
yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Bulu adalah suatu
struktur epidermis yang membentuk penutup luar, pada burung misalnya. Bulu
adalah satu ciri utama yang membedakan kelas Aves dari yang lain.
Bulu adalah struktur paling rumit pada Vertebrata. Sebagaimana rambut, kuku dan sisik, bulu adalah tambahan integumenter, organ kulit yang terbentuk dari pembiakan terkendali sel biologis dalam epidermis, atau kulit luar, yang menghasilkan protin keratin.
Bulu adalah struktur paling rumit pada Vertebrata. Sebagaimana rambut, kuku dan sisik, bulu adalah tambahan integumenter, organ kulit yang terbentuk dari pembiakan terkendali sel biologis dalam epidermis, atau kulit luar, yang menghasilkan protin keratin.
Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekresi,
trikoma dibedakan menjadi :
- Trikoma glanduler, yaitu trikoma yang memeiliki secret dan berfungsi untuk sekresi.
- Trikoma non glanduler, yaitu trikoma yang tidak memiliki secret dan juga tidak memiliki fungsi sekresi. Lebih dikenal dengan sebutan rambut “biasa” atau rambut pelindung saja.
- Trikoma glanduler, yaitu trikoma yang memeiliki secret dan berfungsi untuk sekresi.
- Trikoma non glanduler, yaitu trikoma yang tidak memiliki secret dan juga tidak memiliki fungsi sekresi. Lebih dikenal dengan sebutan rambut “biasa” atau rambut pelindung saja.
Menurut morfologi pada tangkai daun
terdapat rambut glanduler / trikoma glanduler. Jadi rambut glanduler pada
tangkai daun tersebut berfungsi untuk sekresi karena terdapat jaringan
sekretoris.
Rambut / trikoma juga terdapat pada
organ-organ tumbuhan yang lain tetapi termasuk trikoma / rambut nin glanduler
seperti pada :
·
Pada
akar berfungsi untuk
menyerap air dan unsure-unsur hara
·
Pada epidermis daun
berfungsi untuk memgurangi besarnya penguapan.
·
Rambut
gatal yang berfungsi untuk mengurangi gangguan yang disebabkan oleh hewan maupun manusia.
·
Pada
biji berfungsi membuat
biji menjadi ringan, sehingga memudahkan menerbangkan biji dan membantu penyerbukan karena
mudah diserap air, sehingga mempercepat pertumbuhan biji, mencegah serangga yang akan merusak biji.
·
Pada
bunga Nektaria, akan
menghasilkan madu untuk menarik perhatian serangga yang nantinya akan membantu
dalam penyerbukan,
·
Pada
kepala putik, akan mengekuarkan zat perekat sehingga serbuk sari akan mudah
melekat.
·
Pada
batang, mengurangi
besarnya penguapan air,mempermudah untuk memanjat.
Kelompok Erisimum
amasianum
1.
Apakah
pengaruh faktor penghambat seperti faktor biotik dan tekanan besar pada
morfologi tumbuhan Erysimum amasianum ?
(dalam konteks jurnal yakni batang, daun, bunga)
Jawab :
Erysimum amasianum adalah tumbuhan
endemik yang tumbuh didaerah dataran tinggi yaknni pada ketinggian 400-600
meter diatas permukaan laut bahkan tidak menutup kemungkinan , tanaman tersebut
masih bisa didapati diketinggian 1000 meter diatas permukaan laut.
Periode berbunga dari spesies ini terjadi pada bulan
april-mei. Pada awal sampai pertengahan april, tumbuh bunga. Pada pertengahan
april, pertumbuhan lengkap bunga. Pada akhir april, tumbuh buah. Pada akhir mei
sampai pertengahan juni terjadi pengeringan bagian atas tanaman.
Disaat berbunga tanaman tersebut (dapat dilihat pada
diagram iklim jurnal) bahwa temperatur bulan april-mei antara 13°-15°C dan
curah hujannya 15-35 mm/tahun. Dapat dikatakan bahwa faktor lingkungan tidak
terlalu mendukung dalam proses pembungaan Erysimum
amasianum karena ketersediaan suhu dan air yang minimum. Bentuk adaptasi
morfologinya yakni pada bunga terdapat kepoala putik dan benag sari agar lebih
meringankan Erysimum amasianum dalam
berkembang biak. Morfologi daun Erysimum
amasianum yakni memiliki daun yang sempit. Hal ini adalah bentuk
adaptasinya terhadap tekanan yang tinggi yang berfungsi untuk memperkecil
resiko yang berbahaya.
Dari sudut pandang ekologi, bisa dilihat alasan utama
mengapa tanaman ini tumbuh ditempat yang terbatas dan menjadi spesies endemik,
tidak lain karena faktor biotik seperti pertanian, peternakan, pariwisata, dan
eksplorasi hutan yang menyebabkan Erysimum
amasianum tumbuh ditempat terbatas.
2. Apa
yang membedakan antara Erysimum amasianum
dengan spesies yang sama dalam 1 genus?
Jawab:
Secara aspek anatomi, tanaman Erysimum amasianum memiliki persamaan
umum dengan family Brassicaceae. Terdapat peridermis yang tebal. Akarnya
memiliki empulur primer dan empulur sekunder, empulur primer terdiri dari 1-3
lapisan, sedangkan empulur sekunder terdiri dari 1-2 lapisan. Area intisari
terdiri dari berkas pengangkut xylem dan sel sklerenkim. Terdapat lapisan
kutikula tebal di batang. Terdapat rambut stelata di epidermis.
Bagian-bagian anatomi
dari Erysimum amasianum menunjukan
persamaan dan perbedaan bila dibandingkan beberapa spesies Alyssum. Seperti
contoh Alyssum meniocoides dan Alyssum aureum yang merupakan family
Brassicaceae memiliki kolenkim dibawah sel epidermis di batang, hal ini
memunjukan persamaan pada Erysimum amasianum. Daun Erysimum amasianum berbentuk isobilateral, berarti bahwa Erysimum amisianum memiliki anisositis
stomata. Anisositis stomata juga telah ditemukan pada family Brassicaceae.
Stomata yang ditemukan berjumlah 32±2 di epidermis atas dan 24±3 di epidermis
bawah. Indeks stomata adalah 22.2 dari permukaan atas dan 17.6 dari permukaan
bawah daun.
Sedangkan dilihat dari
habitatnya perbedaan yang mendasar dengan spesies lain dalam 1 genus adalah
bahwa Erysimum amasianum hanya bisa
ditemukan didaerah sungai amasia di daerah Turky.
3. Pertanyaan:
Apakah yang dimaksud dengan 2 karpel yang sycarpy?
Jawab:
Daun buah, karpelum, atau karpela (dari Latin:
carpellum, jamak carpella) merupakan satuan penyusun alat kelamin betina, alias putik, pada bunga. Setangkai putik dapat
tersusun dari satu daun buah atau beberapa daun buah yang melekat satu sama
lain. Bagian ujung (distal) dari daun buah merupakan kepala putik dan menjadi
tempat jatuh dan berkecambahnya serbuk sari. Mendekati
pangkal, daun buah menyusun corong tangkai putik, dan akhirnya bagian pangkal
membentuk bakal
buah (ovum), yang di dalamnya
melekat satu atau beberapa bakal
biji (ovulum, jamak ovula).2 karpel yang syncarpy maksudnya
adalah setangkai putik yang tersusun dari 2 buah karpel atau daun buah yang
saling berlekatan (syncarpy).
4.
Apakah fungsi trakea, dan bagaimana spesifikasi sel trakea pada akar?
Jawab:
Jawab:
Setelah melewati sel-sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari
akar menuju batang sampai ke daun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis
sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk
pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena
sel-sel penyusun jaringan tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak
dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip
kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
5. Pada
anatomi batang Erysimum amasianum, jumlah lapisan kambium primer dan lapisan
kambium sekunder berbeda. Apa fungsi spesifik dari kambium primer kambium sekunder tersebut?
Jawab :
Kambium adalah lapisan
sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang aktif membelah. Kambium terdapat
di antara Xilem dan Floem.
a. Kambium Fasikuler (Kambium
Primer).
Kambium
ini terdapat di antara Xilem dan Floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan
Agave dan Pleomele. Kambium fasikuler ke arah dalam membentuk Xilem dan ke arah
luar membentuk floem. Sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang
berfungsi memperluas cambium. Pertumbuhan oleh cambium ini disebut pertumbuhan
sekunder.
b. Kambium Sekunder (Kambium
gabus/ Kambium Felogen)
Kambium
ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan
sekunder. Kambium gabus ke arah luar membentuk sel gabus pengganti epidermis
dan ke arah dalam membentuk sel feloderm hidup.Kambium inilah yang menyebabkan
terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.
Jadi, karena antara kambium primer dan kambium
sekunder mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda maka berdampak pada jumlah
lapisannya yang berbeda pula. Jumlah lapisan kambium disesuaikan dan berkaitan
dengan fungsinya.
6.
Bagaimana struktur
anatomi dari kelopak bunga dan mahkota bunga?
Jawab
:
Penampang melintang
bagian bunga.
Keterangan:
Gambar
A : Penampang Kelopak Bunga Gambar
B : Penampang Mahkota Bunga
ab
: Epidermis Abaksial ad :
Epidermis Adaksial
sc
: Sklerenkim sp
: Parenkim Spons.
Ø Anatomi
Kelopak bunga
Kelopak
bunga yang terdiri atas beberapa sepala bunga berhubungan langsung dengan
tangkai bunga (pedisel). Ujung distal dari pedisel membengkak dan meluas
disebut reseptakulum, yang merupakan tempat menempelnya organ bunga seperti
kelopak, mahkota, benang sari, dan karpela. Reseptakulum memiliki struktur
anatomi yang sama dengan batang, cabang dan tangkai bunga.
Kelopak
pada umumnya berwarna hijau sehingga mirip helaian daun. Penyebaran
kloroplas dalam kelopak tergantung pada posisinya. Apabila kelopak tegak dan menempel erat
dengan mahkota sebagian besar kloroplas terdapat
di sebelah abaksial, apabila kelopak melengkung kloroplas
paling banyak di sebelah adaksial.
Struktur anatomi dari kelopak dari atas ke
bawah tersusun atas epidermis atas, mesofil, berkas pengangkut dan epidermis
bawah. Dinding sel epidermis tipis. Pada jaringan epidermis terdapat stomata, trikomata, sisik kelenjar dll. Pada bagian
mesofil tersusun atas parenkim spon.
Jaringan
parenkim (mesofil) di antara epidermis ditemukan juga adanya sel idioblast (misal, kristal kalsium-oksalat). Sel
inilah yang membedakan struktur anatomi kelopak dengan daun. Dan sel idioblast
kelopak berhubungan dengan sel idioblastnya reseptakulum yang terdapat di
jaringan parenkim. Berkas pengangkut pada kelopak terdiri atas xilem dan floem,
yang berada di jaringan parenkim. Dimungkinkan berkas pengangkut ini juga
berhubungan langsung dengan berkas pengangkut pada reseptakulum yang
diselubungi dengan serabut sklerenkim.
Ø Anatomi Mahkota bunga
Mahkota bunga memiliki struktur anatomi yang
hampir sama dengan kelopak bunga. Yaitu tersusun atas epidermis atas, jaringan
mesofil, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Pada lapisan epidermis
luar terdapat papila,
stomata dan trikoma. Papila merupakan jaringan
yang sel-selnya tersusun rapat, mempunyai tonjolan ke arah luar. Banyak
papila terdapat di epidermis abaksial (bagian permukaan)dan tidak berkembang
pada dasar mahkota. Stomata berjumlah sedikit dan jarang aktif.
Mesofilnya
homogen dan berkembang dengan baik. Mesofil memiliki jaringan palisade dan
terdapat struktur sel sekretori yang
dapat menghasilkan minyak atsiri sehingga menimbulkan bau khas dari bunga
tersebut. Warna dari mahkota berperan
dalam menarik serangga dalam membantu penyerbukan. Hal ini menunjukkan adanya
pigmen dalam kromoplas yang mengandung
karotenoid dan cairan vacuola yang
mengandung flavonoid (antosianin). Berkas-berkas pengangkut
ini tersusun pada bagian dasar bunga dan menyerupai susunan berkas pengangkut
pada batang.
7.
Tolong jelaskan istilah-istilah yang asing, seperti oblaceolate,
pinnafid, dan lain-lain termasuk yang dicetak tebal !
Jawab:
v Bentuk
daun :
Ø
Linier
Ø
Oblanceolate
Ø
Pinnatifid
Keterangan :
A,
filiform; I,
lanceolate; P,
lyrate;
B, linear; J,
ovate; Q,
runcinate;
C,
oblong; K,
triangular; R, pinnatifid;
D,
elliptic; L, oblanceolate S, pinnatisect;
E,
circular (orbiculate); M,
obovate; T,
bipinnatifid;
F,
oblate; N,
falcate; U,
palmatifid;
G,
reniform; O,
spathulate; V,
palmatisect
H,
rhombic;
v Bunga
bilateral : yakni apabila
dibelah memiliki sisi yang sama (simetris)
v Bunga
hemafrodit : bunga yang
memiliki dua alat kelamin, yakni putik dan benang sari
v bunga
hypogynous, hipogynous yakni keadaan
bila hiasan bunga dan benang sari tertanam di bawah dasar buah.
v Tetradynamous
: yakni terdapat empat
benangsari panjang; dalam suatu bunga misalnya terdapat enam benangsari dan
empat terpanjang. Contohnya pada tanangan ini (Erysimum amasianum). Gambar
lebih jelasnya sebagai berikut :
v ovarium
dengan 2 karpel dan syncarpy, yakni ovarium saling melekat,. Sebagai
contoh pada biji kacang.
v peridermis
v sel
trakea : disebut juga pembuluh.
v rambut
stellata : yakni rambut
halus pada permukaan lapisan epidermis
v stomata berbentuk anisocytic, yaitu sel
penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar. Tipe ini
umumnya dijumpai pada tumbuhan familia Cruciferae dan Solanaceae. Gambarnya
sebagai berikut :
v Daunnya
berbentuk isobilateral, yakni daun yang memiliki parenkim palisade di
kedua sisinya.
v Berkas
pengangkutnya berbentuk kollateral, yakni terdapat pembatas antara xylem
dan floem
8. Dalam
1 familly apakah tingkat ketebalan kambium berbeda-beda? Faktor apa yang
mempengaruhi?
Jawab:
Setiap spesies memiliki ketebalan kambium yang berbeda-beda,
Sehingga di tingkat famili juga berbeda.
Faktor yang mempengaruhi:
1. Internal,
berupa hormon auksin dan giberlin menyebabkan terjadi pembelahan kambium yang
cepat dan tidak diikuti diferrensiasi sehingga lapisan kambium lebih banyak.
2. Eksternal,
berupa temperatur dan habitat. Jika temperaturnya rendah akan menyebabkan aktivitas kambiium
lebih cepat.
Kelompok Gossypium
1.
Pertanyaan
:
Bagaimana
perubahan batang secara anatomi dengan adanya radiasi uv-B pada Gossypium hirsutum?
Jawab
:
Secara umum pada anatomi tidak berubah,
yang berubah hanya jumlah sel pada jaringan penyusun (epidermis, jaringan
dasar, dll). Hal itu disebabkan karena dalam proses pembelahan sel membutuhka
energy, kalau fotosintesisnya (sebagai penghasil energy) terhambat, maka
pembelahan selnya juga akan terhambat,oleh karena itu hanyaberefek pada
pengurangan banyaknya sel.
2.
Pertanyaan:
Bagaimanakah
pengaruh sinar UV-B (dalam hal ini proses klorosis dan nekrosis) terhadap
proses fotosintesis?
Jawab:
Klorosis
sendiri merupakan suatu proses rusaknya kloroplas yang mengakibatkan
meenguningnya bagian-bagian tumbuhan yang lazimnya berwarna hijau. Kerusakan
kloroplas berarti juga kerusakan klorofil, mengingat kloroplas merupakan
struktur penghasil klorofil, padahal kita tahu bahwa klorofil merupakan
substansi tumbuhan yang sangat penting dalam proses fotosintesis. Sehingga
dengan adanya proses klorosis ini otomatis akan mengganggu jalannya
fotosintesis pada tanaman.
Sedangkan
nekrosis memiliki pengertian sebagai kematian sel sebagai akibat dari adanya
kerusakan sel akut atau trauma (misalnya kekurangan oksigen, perubahan suhu
yang ekstrem, dan cedera mekanis). Kerusakan sel ini bisa terjadi pada sel
jaringan apa saja termasuk pada sesl-sel jaringan yang berperan dalam fotosintesis
seperti jaringan pengangkut (dalam hal ini xylem), jaringan parenkim palisade,
maupun jaringan yang lain. Dan apabila kerusakan sel tersebut terjadi pada
sel-sel jaringan yang berperan dalam fotosintesis, tentu saja hal ini akan
sangat mengganggu jalannya proses fotosintesis. Selain itu paparan UV-B
mengakibatkan semakin parahnya klorosis dan nekrosis yang terjadi, sehingga
kemungkinan besar dapat mengakibatkan rusaknya seluruh klorofil dan sel-sel
penunjang jalannya fotosintesis , tidak diragukan lagi proses fotosintesis
tidak dapat lagi berlangsung dan pada akhoirnya tumbuhan/tanaman kapas tersebut
akan mati.
Feedback:
Apakah
proses klorosis dan nekrosis hanya terjadi pada daun muda atau hanya pada daun
tua, atau bahkan bisa terjadi pada keduanya?
Jawab:
Peristiwa nekrosis dan klorosis akibat paparan sinar UV-B dapat terjadi pada daun muda maupun tua. Hanya saja berbeda dalam tingkat kerusakan yang dialami tergantung seberapa besar intensitas sinar UV-B yang diterimanya. Daun yang terletak paling atas dan luar dari tanaman dimungkinkan terkena dampak atau mengalami klorosis dan nekrosis yang lebih parah disbanding daun di bagian lain karena letaknya yang tanpa perlinduungan/tanpa tedeng aling-aling mengakibatkan daun tersebut lebih banyak terpapar radiasi UV-B. Sedangkan daun yang posisinya dinaungi oleh bagian lain tanaman atau berda pada bagian yang lebih rendah akan lebih sedikiit terpapar radiasi UV-B sehingga klorosis dan nekrosis yang terjadi pada daun-daun tersebut lebih minim dan tidak separah bila dibandingkan dengan bagian daun terluar dan atau teratas tadi.
Peristiwa nekrosis dan klorosis akibat paparan sinar UV-B dapat terjadi pada daun muda maupun tua. Hanya saja berbeda dalam tingkat kerusakan yang dialami tergantung seberapa besar intensitas sinar UV-B yang diterimanya. Daun yang terletak paling atas dan luar dari tanaman dimungkinkan terkena dampak atau mengalami klorosis dan nekrosis yang lebih parah disbanding daun di bagian lain karena letaknya yang tanpa perlinduungan/tanpa tedeng aling-aling mengakibatkan daun tersebut lebih banyak terpapar radiasi UV-B. Sedangkan daun yang posisinya dinaungi oleh bagian lain tanaman atau berda pada bagian yang lebih rendah akan lebih sedikiit terpapar radiasi UV-B sehingga klorosis dan nekrosis yang terjadi pada daun-daun tersebut lebih minim dan tidak separah bila dibandingkan dengan bagian daun terluar dan atau teratas tadi.
3.
Pertanyaan
1. Apakah
tanaman Gossypium hirsutum L bisa hidup didaerah yang memiliki letak
geografis diatas 400LU atau 400LS, lalu adakah perbedaan
morfologi dan anatomi antara gossypium tersebut Dengan yang ada di jurnal?
2. Apakah
ada perbedaan anatomi dan morfologi tanaman kapas dengan randu, apabila
mendapat Perlakuan yang sama seperti di percobaan di jurnal?
Jawab
1. Di
dalam jurnal dikatakan bahwa tanaman Gossypium
hirsutum L adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub
tropis, daerah tropis atau sub tropis secara geografis terletak pada tropis
0° – 231/2° LU/LS,sub tropis 231/2° – 40°LU/LS. Maka apabila ditanyakan apakah Gossypium hirsutum L dapat tumbuh
di daerah dengan letak geografis diatas 400LU/LS tentu tidak bisa
karena sudah masuk iklim sedang dan kutub. Tetapi apabila ditanyakan adakah
perbedaan Gossypium hirsutum L yang
di tanam pada tempat dengan perbedaan letak geografis dengan catatan masih
dalam wilayah tropis atau sub tropis, tentu ada karena dalam jurnal dikatakan
intensitas sinar UV B mempengaruhi anatomi dan morfologi Gossypium hirsutum , dan letak geografis yang berbeda berarti
memiliki intensitas penyinaran matahari yang berbeda pula sedang sinar UV B
terkandung dalam sinar matahari itu sendiri.
2. Randu
(Ceiba pentandra) Hidup didaerah
hutan hujan (iklim tropis). Batang lurus silindris, halus dan berWarna abu –
abu mencapai diameter 9 kaki. Duri besar menonjol dari batang. Cabang – cabang
tumbuh di tingkatan horizontal, dan menyebar luas. Mahkota Memiliki bentuk
paying terbuka.
Batang
berwarna hijau tua, merah atau hijau bernoktah merah. Berbulu dan ada pula yang
tidak, serta ada yang ujungnya berbulu, pangkalnya tidak berbulu. Dari setiap
ruas, tumbuh daun dan cabang pada ketiaknya. Ada dua macam cabang, yaitu cabang
vegetative dan cabang generative. Tipe percabangan menyebar atau kompak. Daerah
persebaran di daerah tropis dan subtropics.
Ditinjau dari sifatnya diatas sudah dapat
dipastikan bahwa ada perbedaan sifat antara tanaman Gossypium hirsutum L
(kapas) dengan radu, jadi apabila mendapatkan perlakuan yang sama seperti dalam
percobaan di jurnal pasti akan tetap membawa sifat yang beda pada morfologi dan
anatominya. Dan dalam jurnal hanya dilakukan percobaan pada kapas(Gossypium
hirsutum L) Jadi untuk perbedaan realnya seperti belum bisa dikemukakan karena
belum ada (belum menemukan jurnal) percobaan yang mendukung untuk
menjelaskan hal tersebut.
4.
Pertanyaan
:
1. Apakah
ada perubahan ketebalan epidermis daun?
2. Peningkatan
lapisan lilin apakah dapat meningkatkan resistensi daun terhadap UV-B?
Jawaban
:
1. Di
dalam jurnal dijelaskan bahwa tidak ada perubahan dalam kepadatan sel epidermis
pada permukaan daun,yang berubah itu langsung terhadap lapisan lilin
epicuticularnya.
2. Peningkatan
kadar lapisan lilin itu didukung oleh kepadatan tabung lilin yang teramati pada
permukaan epidermis daun. Lapisan lilin epicuticular itu sendiri merupakan
pembatas antara lingkungan luar dengan struktur internal dan merupakan bagian
permukaan penting yang berperan dalam merespon tekanan lingkungan, misalnya
saat kekurangan air dimana lapisan lilin tersebut akan menghambat terjadinya
proses penguapan air secara berlebih untuk menjaga ketersediaan air di dalam
tubuh. Dengan adanya fungsi tersebut maka lapisan lilin epicuticular juga
sangat berperan dalam perlindungan terhadap paparan radiasi terhadap UV-B.
Peningkatan paparan radiasi UV-B dapat mengubah jumlah dan komposisi kimia
lapisan lilin pada permukaan daun yang mengakibatkan peningkatan kandungan
lilin pada daun tanaman. Lapisan lilin epicuticular dapat meningkatkan reflektansi terhadap ultraviolet dan warna
biru spectrum cahaya. Paparan sinar UV-B dapat mempengaruhi proses
fotosintesis. Terpengaruhnya proses fotosintesis dapat dikaitkan dengan adanya
peningkatan lapisan lilin epicuticular yang kemudian menghambat penangkapan
cahaya matahari sebagai salah satu substansi penting dalam fotosintesis daun.
5.
Pertanyaan
Apakah tanaman kapas
masih dapat bertahan apabila terpapar
sinar UV berukuran 16 KJ? Dan apakah dapat bereproduksi dengan morfologi
bunga yang telah mengecil?
Jawaban
Jika tumbuhan terpapar
UV-B secara berlebihan maka anatomi dan morfologinya akan berubah. Akan terjadi
klorosis dan nekrotik. Jika terpapar UV-B sebesar 16 KJ, maka masih dapat
bertahan karena masih dalam batas normal. Namun jika terlalu lama terpapar maka
bisa mati. Meskipun tanaman mengalami klorosis dan nekrotik, tanaman masih
dapat hidup karena masih memilikki klorofil di bagian tubuh yang lain (batang,
akar) sehingga masih bisa berfotosintesis. Namun jika terpapar UV-B sampai
semua klorofil habis sehingga tumbuhan tidak lagi memperoleh nutrisi maka
tumbuhan lambat laun akan mati.
Reproduksi
bunga ditentukan oleh jumlah dan ukuran antera (kepala sari), apabila jumlah
serta ukuran antera berkurang maka jumlah serbuk saripun akan berkurang. Hal
itulah yang mempengaruhi reproduksi bunga. Sedangkan untuk morfologi bunga yang mengecil tidak
berpengaruh pada reproduksi bunga. Ukuran bunga yang kecil disebabkan karena berkurangnya ukuran kedua kelopak dan
bract.
6.
Pertanyaan:
mengapa
daun bisa menipis akibat penyinaran radiasi sinar UV menyebabkan luas permukaan semakin bertambah yang
mengakibatkan daun semakin lebar. Bukankah ketebalan dan tingkat luas permukaan
tidak ada hubungannya?
Jawaban:
Penyinaran
sinar UV yang tinggi pada tanaman menyebabkan ketebalan daun berkurang atau
daun bertambah tipis. Penipisan daun itu terjadi karena adanya pengurangan
jumlah lapisan palisade dan sel-sel mesofil. Selain itu daun yang tipis
dimaksudkan agar lebih banyak radiasi sinar matahari yang dapat diteruskan ke
lapisan bawah sehingga distribusi cahaya merata.
Penurunan
ketebalan daun biasanya diikuti oleh pelebaran luas permukaan daun. Karena
secara adaptif daun akan melakukan usaha perlindungan terhadap peningkatan
intensitas cahaya dengan cara meningkatkan efisiensi penangkapan cahaya. Dengan ukuran sel yang
semakin tipis maka lapisan sel cenderung semakin melebar sehingga cahaya bisa
ditangkap merata dan efisien.
Perubahan struktur dalam sel (lapisan
penyusun menipis) maka memengaruhi struktur luar sel (lapisan terlihat melebar)
7.
Pertanyaan
:
apakah
ada pengaruh sinar UV-B terhadap organ-organ yang lain, seperti akar,
daun,batang,dll???????
Jawaban
:
Terjadi pengaruh terhadap organ-organ
yang lain secara keseluruhan dan mengakibatkan rusaknya jaringannya. Karena
adanya perubahan anatominya yang terkena oleh sinar UV-B mengakibatkan
permukaan daun mengecil, anatomi batang yang berubah, dan akar yang secara
anatomi terjadi perubahan sehingga, proses fotosintesis terganggu yang membuat
tanaman tersebut tidak subur
8.
Pertanyaan
Dalam
Morfologi Reproduksi Bunga kapas mengalami perubahan saat terpapar sinar UV-B.
apakah terjadi perubahan Anatomi pada Bunga Kapas tersebut (Gossypium hirsutum
L.) ?
Jawaban
:
Dari
hasil percobaan pada jurnal, morfologi bunga kapas sangat sensitif terhadap
peningkatan sinar UV-B sehingga bunga menjadi kecil. Hal ini dikarenakan
berkurangnya ukuran kelopak bunga dan bract.
Secara
umum struktur anatomi kapas adalah mempunyai jumlah kromosom tetraploid (2n =
4x = 52 kromosom). Bentuknya separo besar dan separo kecil, mempunyai genom AD
sehingga jika morfologi bunganya menjadi kecil maka struktur anatomi jumlah sel
dan kromosom berkurang.
Sedangkan
pada paparan UV-B rendah ( 0 dan 8 kJ-2d-1) secara umum
morfologi bunga kapas itu tidak banyak berbeda dengan bunga kapas yang tidak
terpapar UV-B, sehingga anatomi juga tidak banyak berbeda.
Pengurangan kromosom diatas dapat
disebabkan oleh mutagen dari bahan fisika yaitu sinar radiasi UV-B. selain itu
kromosom juga bisa mengalami patah 2x secara simultan setelah terkena sinar
radiasi UV-B , keadaan ini disebut inversilnversi.
9.
Pertanyaan
Pada
sinar matahari normal kan juga terdapat sinar ultraviolet-B ,apakah sinar UV-B
normal ini apakah lam-kelamaanjuga berpengaruh terhadap tumbuhan kapas ??
Jawab
dalam sinar matahari ,juga terdapat
sinar UV-B meskipun dalam kadar normal, tapi ttetap ada pengaruh sinar UV-B
terhadap tanaman kapas dan tanaman lain. Tapi dalam sinar UV normal penagruh nya tidak begitu signifikan.
Seperti contoh pada zaman dahulu kita liat bahwa tanaman yang tumbuh, ukurannya
besar-besar. Tapi lama kelamaan ukuran
dari tanaman itu semakin lama semakin mengecil, ini berarti pengaruh dari sinar
UV normal tetap ada walaupun tidak se signifikan sinar UV yang ada dalam
percobaan.
Kelompok pandanus
1.
Pertanyaan
Apa
yang dimaksud dengan papila dan terangkan anatomis dari papila tersebut?
Jawab
Papila
merupakan tonjolan-tonjolan yang dibentuk oleh trikoma,dimana trikoma merupakan
merupakan derifat dari epidermis.tonjolan trikoma tersebut (papila) berfungsi
untuk memperluas bidang penyerapan..
Untuk
anatomis papila tersebut belum bisa digambarkan secara jelas karena papila juga
termasuk anatomi dari daun.
2.
Pertanyaan
:
Jelaskan kembali
gambar pada pandan yang terdiferensiasi dan tidak terdiferensiasi juga stomata
yang tersebar merata pada Pandanus furcatus Roxb. karena tidak terjadi
terdiferensiasi?
Jawaban
saat presentasi :
Dilihat
pada gambar di bawah ini :
a b
a. Epidermis
bawah Pandanus furcatus Roxb
b. Epidermis
bawah Pandanus amaryllifolius Roxb.
Pada
gambar a adalah pandan yang tidak terdiferensiasinya epidermis bawah menjadi
kosta dan inerkosta, kosta sendiri yaitu Ibu tulang dan inerkosta adalh tulang
cabang pada daun, terlihat terdapat jarak pada setiap stomata satu dengan yang
lainnya karena dijelaskan pada jurnal kalau stomata jadi tetap tersebar merata.
sedangkan pada gambar b tidak terlihat jarak yang jelas sama satu dengan yang
lainnya karena terdapatnya kosta dan interkosta yang sudah membatasi
stomata-stomata tersebut dan pada gambar b juga terlihat stomata yang terpusat
pada beberapa titik saja seperti dibawah kosta dan lainnya
Remidi Jawaban
Dilihat pada
gambar di bawah ini :
a. Epidermis
bawah Pandanus furcatus Roxb.
b.
Epidermis bawah Pandanus amaryllifolius Roxb.
c.
Pada gambar a terlihat pola yang jelas
antara stomata yang satu dengan yang lainnya dalam hal ini stomata tersebar
merata mungkin karena menurut morfologinya pada Pandanus furcatus Roxb tumbuhan ini berukuran sedang hingga besar
batangnya terlihat jelas , tegak , bulat , percabangan monopodial karena
tumbuhan ini tumbuh besar dan daunnya terdapat di pangkal batang utama maka
epidermis itu tidak perlu berdifirensiasi karena sudah mendapat cahaya matahari
yang cukup untuk fotosintesis pada pandan ini tidak berdiferensiasi dan tidak
perlu stomata dipusatkan seperti pada gambar b yang tidak memiliki pola yang
khusus antara stomata satu dengan yang lainnya karena pada tumbuhan Pandanus
amaryllifolius Roxb mempunyai
morfologi yang jauh berbeda. Pada pandan Pandanus amaryllifolius Roxbm yang epidermisnya terdiferensiasi
menjadi kosta dan interkosta karena morfologi pada tumbuhan sendiri yaitu
tumbuhan yang pendek berbentuk semak yang membuat tanaman ini agak sulit
mendapat cahaya matahari untuk fotosintesis jadi dia berdiferensiasi agar
mempermudah fotosintesisnya dengan stomata yang tidak tersebar merata misalnya
stomata terfokus di bagian dekat Ibu tulang karena lebih terkena cahaya
matahari.Jadi pola/ jarak stomata dengan yang lainnya pada tumbuhan yang tidak
terdiferensiasi lebih terlihat dibandingkan yang terdiferensiasi dan
mempengaruhi pada cara fotosintesisnya.
3. Pertanyaan
Apakah perbedaan antara Pandanus
amaryllifolius Roxb. dan Pandanus furcatus Roxb. ( padahal sama-sama berakhiran
Roxb )
jawaban :
Walaupun
sama-sama berakhiran “Roxb” tidak berarti bahwa kedua jenis pandan tersebut
sama. aakhiran Roxb tersebut bisa berarti penemu atau pemberi nama dari spesies
tersebut.
No.
|
Pembeda
|
P.
Furcatus Roxb
|
P.
amaryllifolius Roxb
|
1.
|
bentuk
tanaman
|
pandanus
tegak, tinggi , besar ( 3-5)m
|
pandanus
menjalar, tinggi 0,5-1m
|
2.
|
Daun
|
memita,
menjangat dengan urat daun ke tiga terlihat jelas
|
memedang,
chartaceous ( melontar) dengan ujung daun terdapat duri kecil
|
3.
|
Bunga
|
tangkai
putik panjang meruncing
|
Tanaman ini tidak pernah dilaporkan
berbunga
|
4.
|
Anatomi
|
Hasil
pengamatan epidermis bawah
menunjukkan
bahwa epidermis bawah
tidak
berdiferensiasi menjadi kosta dan
interkosta,
sehingga stomata tersebar
merata.
Stomata memiliki papilla pada
sel=sel
pendukung lateral dan pilarny
|
Hasil
pengamatan epidermis bawah
menunjukkan
bahwa epidermis bawah
berdiferensiasi
menjadi kosta dan
interkosta.
Stomata memiliki papilla pada
sel pendukung
lateral dan polarnya, sel
epidermis
berpapill
|
5.
|
Manfaat
|
membuat tikar,
tas , topi
|
sebagai
rempah-
rempah, bahan
baku pembuatan
minyak wangi. Daunnya
harum kalau
diremas atau diiris-iris, sering
digunakan
sebagai bahan penyedap,
pewangi, dan
pemberi warna hijau pada
|
Jawab :
Pada
daun Pandanus yang epidermisnya tidak berdiferensiasi menjadi kosta (ibu tulang
daun) dan intercosta (pertulangan daun), letak stomata merata (memencar) karena
pada daun tersebut tidak mempunyai tulang daun, yang pada tulang daun tersebut
tidak terdapat stomata, maka stomata dapat terletak di seluruh permukaan daun.
Berbeda dengan daun Pandanus yang mempunyai tulang daun (epidermis
berdiferensiasi menjadi kosta dan interkosta) maka permukaan daun akan
tersekat-sekat oleh adanya tulang daun tersebut sehingga letak stomatapun akan
memusat dan tersekat-sekat oleh adanya tulang daun tersebut. Pada daun Pandanus
yang tidak bertulang daun biasanya mempunyai kandungan air yang cukup banyak
sehingga memerlukan adaptasi yang berupa letak stomata yang menyebar untuk
pertukaran udara yang lebih banyak.
4. Pertanyaan
1.
Mengapa ukuran stomata, kerapatan
stomata, dan indeks stomata banyak diulas dalam Pandanus?
2.
Stomata mempunyai papilla, apakah semua
spesies Pandanus memiliki papilla?
Jawaban
1.
Untuk menentukan suatu batasan – batasan
taksonomi pada tumbuhan yang memiliki cirri morfologi ynag sangat mirip,
diperlukan adanya pendekatan anatomi. Digunakan karakter anatomi karena
karakter anatomi merupakan dasar yang lebih kuat untuk membedakan tiap – tiap
spesies. Pendekatan anatomi juga dapat untuk menentukan hubungan filogenetik
antar spesies. Secara morfologi daun Pandanus memiliki kesamaan bentuk seperti
berbentuk memanjang, runcing, berduri, dll. kemiripan itu masih sulit digunakan
untuk menentukan perbedaan spesies maka dari itu digunakan pendekatan pada
karakter anatomi yang meliputi ukuran stomata, kerapatan stomata, dan indeks
stomata.
2.
Pada setiap daun yang tumbuh dari kecil
hingga daun yang telah dewasa memiliki stomata. Stomata dapat ditemukan pada
jaringan yang sudah berdifferensiasi, jaringan yang telah mengalami
defferensiasi merupakan jaringan yang berasal dari jaringan meristem ke
jaringan dewasa. Pada jaringan dewasa juga memiliki spesialisasi fungsi.
Jaringan epidermis membentuk spesialisasi jaringan yakni trikoma. Trikoma
adalah derivate epidermis yang membentuk struktur beragam seperti rambut,
sisik, rambut kelenjar, tonjolan atau papilla dan lain – lain. Terkadang
trikoma berbentuk pendek yang tampak berupa tonjolan – tonjolan (seperti bukit
– bukit kecil) pada permukaan epidermis yang disebut papilla.
Tidak semua
pandanus memiliki papilla karena pada bebrapa spesies pandanus yang memiliki
epidermis berdinding tebal tidak memiliki papilla.
5. Pertanyaan :
-
Apakah yang dimaksud dengan kosta dan
interkosta?
-
Apakah ada perbedaan khusus/mendasar
antar spesies Pandanus yang daunnya
juga mengalami differensiasi menjadi kosta dan interkosta?
Jawaban:
-
Kosta atau ibu tulang daun merupakan
tulang daun yang tebesar merupakan terusan tangkai daun, dan terdapat di
tengah-tengah membujur dan membelah daun. Oleh tulang ini helaian daun umumnya
dibagi menjadi dua bagian yang setangkup atau simetris. Ada pula kalanya daun
tumbuhan tidak mempunyai ibu tulang tadi tepat di tengah helaian, sehingga
kedua bagian daun di kanan kiri ibu tulang tadi menjadi tidak setangkup atau
asimetrik, misalnya daun Begonia. Sedangkan
interkosta adalah bagian helaian daun di sekitar kosta. Kosta maupun interkosta
ini merupakan bentuk differensiasi jaringan epidermis pada daun, sehingga
susunan penampang epidermisnya juga berbeda.
-
Berdasarkan jurnal yang telah di review,
diketahui ada 8 macam spesies Pandanus yang ada di Jawa Barat yaitu Pandanus tectonus Soland, P.
tectonus var vegetatif Back, P.
bidur Jungh, P. kurziimer, P. furcatus Roxb, P. nitidus Kurz, P.
amaryllifolius Roxb, dan P. utilis
Bory. Pengelompokkan biasanya dibedakan bukan hanya dari faktor morfologi,
tetapi dari segi anatominya juga. Menurut saya,
tidak ada perbedaan khusus berkaitan dengan adanya kosta dan interkosta
dari masing-masing spesies Pandanus, karena
peneliti biasanya mengklasifikasikan
berdasarkan suatu bentuk perbedaan yang mencolok. Sedangkan disini peneliti lebih menekankan
bahwa pengklasifikasian masing-masing spesies didasarkan pada struktur anatomi daun khususnya lapisan
epidermis dan stomata. Tidak digunakannya acuan pengklasifikasian berdasarkan
kosta dan interkosta, hal ini mungkin terjadi karena bentuk kosta dan
interkosta antar spesies Pandanus
relatif sama(simetris) dan sifatnya
tidak mencolok. Jadi, tidak ada perbedaan khusus berkaitan dengan adanya
kosta dan interkosta dari masing-masing spesies Pandanus.
Kelompok Cucurbita
1. Pertanyaan
Karakteristik anatomi dari Cucurbita maxima dan Cucurbita pepo ialah sama-sama terdapat
lapisan jaringan klorenkim pada daunnya. Tetapi kenapa jumlah lapisan klorenkim
pada daun tersebut berbeda-beda.? Faktor apa saja yang mempengaruhi adanya
perbedaan itu.?
Jawab.
Jaringan klorenkim ialah salah satu bentuk
adaptasi dari jaringan parenkim, dimana jaringan klorenkim merupakan jaringan
yang terdiri dari kumpulan sel sel parenkim yang berbentuk heksagonal yang
memiliki klorofil yang masih dapat berkembang menjadi jaringan yang lain.
Jaringan klorenkim ini dapat berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis karena mengandung klorofil seperti pada jaringan parenkim palisade
dan parenkim spons.
Kenapa jumlah lapisan klorenkim pada Cucurbita
maxima dan Cucurbita pepo berbeda.?
Seperti yang saya jelaskan diatas, jaringan
klorenkim ini dapat berfungsi sebagai jaringan yang melakukan fotosintesis.
Perbedaan tebal lapisan klorenkim dapat diakibatkan oleh berbagai faktor
berikut
1.
Faktor perbedaan cahaya matahari yang diterima oleh tanaman di tempat
pengambilan sampel tanaman.
Pada
penelitian ini sampel tanaman yang diteliti diambil dari berbagai tempat di
Nigeria. Maka dapat dipastikan bahwa perbedaan penyinaran cahaya matahari pastilah berbeda antara
sampel satu dengan sampel yang lain.
Perbedaan penyinaran ini dapat mempengaruhi pembentukan jaringan yang
ada. Dengan penyinaran yang cukup dan tepat maka suatu jaringan akan berkembang
dengan baik. Begitu pula pada jaringan klorenkim pada tanaman sampel ini.
Jaringan klorenkim yang mendapat penyinaran yang cukup dan tepat akan
berkembang lebih baik dan bisa berdeferensiasi menjadi jaringan yang lain. Jadi
pada initinya perbedaan penyinaran cahaya matahari akan mempengaruhi tebal atau
tipisnya jaringan karena jaringan tersebut mengalami deferensiasi atau tidak.
2.
Faktor perbedaan kandungan air di lingkungan sampel
Air
diperlukan oleh setiap makhluk hidup untuk mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Begitupula pada tanaman. Setiap jaringan pada tanaman membutuhkan
air untuk dapat berkembang dan membelah (bagi yang masih bisa membelah/berdeferensiasi).
Jaringan klorenkim juga membutuhkan air untuk dapat tumbuh dan berdeferensiasi.
Jaringan klorenkim dapat tumbuh dan berdeferensiasi karena jaringan ini masih
aktif mengalami perkembangan untuk menjadi jaringan lain. Perbedaan kandungan
air di lingkungan sampel akan mengakibatkan adanya perbedaan jumlah lapisan
klorenkim yang ada. Persediaan air yang cukup akan membuat jaringan klorenkim
berdeferensiasi menjadi jaringan lain sedangkan apabila air kurang mencukupi
maka jaringan klorenkim ini tidak akan mengalami deferensiasi.
3.
Iklim
Iklim
merupakan faktor penting dalam proses pertumbuhan dan pekembangan suatu
jaringan tanaman. Iklim yang tidak cepet berubah akan membuat tanaman khusunya
jaringannya akan dapat tumbuh dengan baik karena tidak terganggu oleh iklimnya.
dengan iklim yang baik, jaringan klorenkim pada tanaman juga akan berkembang
dengan baik. Perbedaan iklim di tempat pengambilan sampel tanaman mengakibatkan
perbedaan perkembangan jaringan klorenkimnya, sehingga jaringan klorenkimnya
mengalami perbedaan ketebalan pada sampel yang diteliti.
Sebenarnya
masih banyak sekali faktor yang belum saya jelaskan seperti suhu udara,
kandungan unsure hara tanah, dan lain lain. Tetapi dari ketiga faktor yang
sudah saya jelaskan diatas, yang menyebabkan adanya perbedaan jumlah lapisan
pada tanaman Cucurbita maxima dan Cucurbita pepo ialah faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang baik akan membantu jaringan klorenkim untuk dapat
berdeferensiasi menjadi jaringan lain karena jaringan klorenkim merupakan
jaringan yang masih aktif tumbuh dan berkembang.
2.
Pertanyaan
Apa
yang dimaksud dorsiventral ? dan apa bedanya dengan isolateral?Jelaskan
Jawaban
Dorsiventral
adalah daun yang memiliki parinkim palisade di satu sisi daun dan disisi lain
terdapat jaringan bunga karang, umumnya jaringan palisade disisi atas dan
jaringan bunga karang dibagian bawah.
Berbeda
dengan isolateral
isolateral
adalah bila mana palisade dikedua sisi yaitu adaksial dan abaksial, parinkem
spons hanya terdapat dibagian tengah, biasanya pada tumbuhan xerofit (tumbuhan
hidup pada kondisi kering)
3.
Pertanyaan:
Mengapa
pada satu jenis species terdapat perbedaan warna pada buah Cucurbita moschata ?
Apakah
nantinya akan berpengaruh pada struktur anatominya ?
Jawaban:
Pada dasarnya perbedaan warna antara
buah satu dengan yang lainnya salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan waktu
pembungaan antara buah satu dengan buah yang lainnya. Berawal dari saat bunga
mengalami penyerbukan pada kondisi dan suhu tertentu akan berbeda dengan bunga
lain yang yang mengalami penyerbukan pada waktu lain, setelahnya atau
sebelumnya. Akhirnya dapat diambil kesimpulan, bahwa perbedaan warna pada buah
yang termasuk dalam satu species diakibatkan oleh perbedaan waktu terjadinya
penyerbukan dan diiringi dengan perbedaan intensitas cahaya matahari, suhu dan
cuaca atau kondisi di waktu sekitar atau lingkungannya tersebut. Sealin itu
akan ada kemungkinan adanya perbedaan jumlah unsur hara dan mineral lain antara
tempat satu dengan tempat yang lain. Meskipun berada dalam satu lokasi, namun
antara tempat akar tumbuh satu dengan yang lainnya akan berbeda.
4.
Pertanyaan
:
Struktur
anatomi apa yang menyebabkan C moschata manis?
Jawab:
Meskipun
dari power point sudah dibatasi hanya membahas tentang batang dan daun
saja,namun saya ingin mencoba menjawab penyebab C moshata rasanya manis. Ini
dapat di lihat atau di runut dari struktur
daun serta batang yang dimilikinya. Dalam jurnal disebutkan bahwa dalam
batang terdapat perbedaan pada korteks C moschata yang memiliki 3-4 lapisan
sedangkan C maxima dan C pepo hanya 2-3 lapisan saja. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa didalam korteks terdapat amilum bagian ini dinamakan sarung
tepung. Amilum mengandung zat yang membuat manis,amilum merupakan zat pati yang
merupakan hasil fotosintesis. Kemudian amilum ini di angkut keseluruh bagian
tumbuhan oleh berkas pengangkut,dan sebagian besar di simpan sebagai cadangan
makanan di dalam buah.
Seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung
kloroplas semua sel yang memiliki kloroplas
berpotensi untuk melangsungkan reaksi
fotosintesis namun sebagian besar energi dihasilkan pada daun. Dari
struktur morfologi daun diketahui pada
daun C moshata sangat lebar dibandingkan dengan C maxima dan C pepo. C moshata
memiliki ukuran daun 10-25 cm,C maxima 9-13 cm dan C pepo 12-15 cm. ukuran daun
ini sangat berhubungan dengan struktur anatomi yang mengandung klorofil
misalnya parenkim.
Di dalam daun terdapat mesofil yang merupakan jaringan parenkim
pada daun yang terdiri atas jaringan bunga karang dan
jaringan pagar. Pada kedua
jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung
pigmen hijau klorofil. Dalam jurnal disebutkan bahwa
mesofil memiliki lapisan yang sama sehingga produksi glukosa nya sama,namun
dalam jurnal dikatakan terdapat perbedaan pada lapisan klorenkimnya. Seperti
yang kita ketahui bahwa klorenkim adalah sel parenkim yang berisi kloroplas
atau parenkim yang berklorofil. Dan klorofil sangat berpengaruh besar dalam
proses fotosintesis.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi
karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energy. Pengubahan energy cahaya menjadi energi kimia berlangsung
dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di
dalam stroma.
Proses fotosintesis:
Dalam
proses fotosintesis tersebut menghasilkan C6H12O6 (glukosa)
yang menyebabkan buah terasa manis. Glukosa digunakan sebagai sumber energi dan
bahan untuk membuat senyawa lain yang dibutuhkan tumbuhan.Sebagian dari ini
disimpan sebagai cadangan makanan didalam buah. Jadi dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan ukuran daun yang lebar maka banyak mengandung
klorenkim sehingga dapat menghasilkan glukosa yang banyak pula. glukosa yang
banyak ini disimpan sebagai cadangan makanan di dalam buah,dan seperti yang
kita ketahui ukuran buah C moshata (15-20 cm) lebih kecil dibandingkan C pepo
(22-25 cm) dan C maxima (25-32 cm) jadi buah C moschata rasanya lebih manis
dibandingkan 2 spesies lain karena produtifitas tanaman berupa glukosa yang
banyak kemudian ditempatkan dalam wadah yang kecil atau dengan kata lain
kandungan glukosa lebih memadat pada buah yang kecil.
Selain
dari struktur anatomi,proses fotosintesis atau pembentukan glukosa dipengaruhi
beberapa faktor
yaitu: faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun faktor yang tidak
langsung. Faktor yang memengaruhi langsung adalah kondisi lingkungan, seperti:
intensitas cahaya, suhu, konsentrasi karbon dioksida, kadar air. Faktor yang
memengaruhi secara tidak langsung, yakni: terganggunya beberapa fungsi organ yang
penting bagi proses fotosintesis dan tahap pertumbuhan tanaman.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan
laju fotosintesis sehingga mempengaruhi rasa manis pada buah:
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
Seperti yang telah kita
ketahui bahwa Iklim di Nigeria adalah tropis, jadi dapat di simpulkan bahwa di
Nigeria intensitas cahaya nya cukup baik sehingga mendukung proses fotosintesis
pada parenkim daun,dengan menghasilkan glukosa yang menyebabkan rasanya manis. Intensitas
cahaya yang terlalu rendah akan membatasi fotosintesis dan menyebabkan cadangan
makanan cenderung lebih banyak dipakai daripada disimpan. Namun Intensitas
cahaya yang terlalu tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis hal ini
disebabkan adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung cepat, sehingga
merusak klorofil. Respon terhadap intensitas cahaya yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah dapat menguntungkan atau merugikan. Hal ini karena tanaman
memiliki ambang batas terhadap intensitas cahaya yang harus diterima sehingga
menyebabkan produktifitas tanaman khususnya produksi glukosa menurun.sehingga
mempengaruhi rasa buah tersebut.
2.
Konsentrasi
karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis. Kenaikan konsentrasi
CO2 sebesar 0,1% dan konsentrasi klorofil akan berpengaruh secara signifikan
hingga mencapai 2 kali lipat laju fotosintesis semula. Sehingga produktifitas
tanaman khususnya produksi glukosa meningkat sehingga rasa buah akan semakin
manis.
3.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. Karena Nigeria terletak pada lintang 40 LU-120 LU dan 30 BT-150 BT. Dilihat dari letak lintang tersebut letaknya hampir mendekati katulistiwa sehingga suhu berkisar 230 C- 440C. Pada saat suhu mencapai optimal maka laju fotosintesis meningkat sehingga akan mempengaruhi produksi glukosa yang menyebabkan buah berasa manis.
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. Karena Nigeria terletak pada lintang 40 LU-120 LU dan 30 BT-150 BT. Dilihat dari letak lintang tersebut letaknya hampir mendekati katulistiwa sehingga suhu berkisar 230 C- 440C. Pada saat suhu mencapai optimal maka laju fotosintesis meningkat sehingga akan mempengaruhi produksi glukosa yang menyebabkan buah berasa manis.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. Namun terlalu banyak mengandung air misalkan musim penghujan juga dapat membuat kadar gula dalam buah berkurang karena buah akan cenderung terlalu banyak menyerap air sehingga kadar glukosa dalam buah menurun.
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. Namun terlalu banyak mengandung air misalkan musim penghujan juga dapat membuat kadar gula dalam buah berkurang karena buah akan cenderung terlalu banyak menyerap air sehingga kadar glukosa dalam buah menurun.
5.
Pertanyaan
Apa
yang dimaksud filiferus.?
Jawaban
Filiferus
merupakan epidermis yang menghasilkan bulu-bulu, bulu-bulu tersebut berfungsi
untuk menyerap air dan mencegah keluarnya air, selain itu juga berfungsi untuk
proteksi terhadap serangga. Filiferus biasanya terdapat pada daun,tangkai daun,
batang dan biji
Ffiliferus pada tanaman yang hidup di
daerah kering biasanya berfungsi untuk menyerap air dan menutupi pori-pori agar
air lebih susah keluar dari tanaman
6.
Pertanyaan
Apakah
perbedaan dari ketiga spesies cucurbita tersebut ( c.pepo, c.moschata, n c.
maxima) berdasarkan berkas pengangkut yg ada ditangkai daun?
Jawaban
Perbedaannya pada jumlah berkas
pengangkutnya, kalau di c. maxima =16, c. pepo=14, c.moschata=10. Pengaruh dari
perbedaan ini dapat dilihat dari ukura buah dari masing2 spesies, dimana buah
yang paling besar sampai yang terkecil urutannya adalah c. maxima, c.pepo, c.
moschata. Dari sni dapat diketahui bahwa semakin banyak jumlah berkas pengangkut
pada tangkai daunnya, semakin besar ukuran buahnya. Hal ini dikarenakan semakin
banyak berkas pengangkut pada tangkai daun sehingga semakin maksimal pula
penyebaran hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan tersebut, termasuk
pada buahnya. Gitu teman teman (menurutku tapi,, ga tau deh kalo salah).
7.
Pertanyaan
Apa yang
dimaksud berkas pengangkut bikolateral pada Cucurbita?
Jawaban
Susunan berkas
pengangkut pada batang merupakan penyebab terjadinya perbedaan struktur anatomi
pada batang. Berdasar letak berkas xylem dan berkas floem pada batang dan
ada/tidaknya kambium, berkas pengangkut digolongkan menjadi :
1.
Berkas pengangkut tipe
kolateral : xilem berdampingan dengan floem, biasanya floem di luar.
a) Kolateral
tertutup : floem terdapat di luar xilem dan diantaranya tidak terdapat kambium
dan berkas pengangkut diselubungi oleh saring berkas pengangkut yang terdiri
dari sklerenkim.
Contoh : kebanyakan tumbuhan
Monocotyledoneae.
b) Kolateral
terbuka : floem terdapat di luar xilem dan diantaranya erdapatkambium.
Contoh : kebanyakan
tumbuhan Dicotyledoneae.
a.
Kolateral
tertutup, b. Kolateral terbuka, x:xylem,f:floem, k: kambium
2.
Berkas pengangkut tipe
konsentris
a)
Konsentris amfikribral
: bila xilem letaknya di tengah, dikelilingi oleh unsur-unsur kribral, yaitu
floem.
Contoh : terdapat pd
tumbuhanPteridophyta.
b)
Konsentris amfivasal :
bila xilem mengelilingi floem.
Contoh : terdapat pada tumbuhan
Monocotyledoneae yang berkambium.
a.konsentris
amfikibral,b. konsentris amfivasal, x:xylem,f:floem
3.
Berkas pengangkut tipe
bikolateral : yaitu bila xilem terdapat di tengahtengah, di sebelah luar
terdapat floem luar dan di sebelah dalam terdapat floem dalam (floem
intraxiler); di antara xilem dan floem luar terdapat kambium.
Contoh : berkas pengangkut tipe ini
hanya dijumpai pada tumbuhan tertentu yang termasuk Dicotyledoneae, yaitu :
Apocynaceae, Asclepiadaceae, Cucurbitaceae, Convolvulaceae,
Compositae,Myrtaceae, Melastomataceae, Solanaceae.
K:
kambium,fd: floem dalam, fl: floem luar
4.
Berkas pengangkut tipe
radial : yaitu bila xilem letaknya berganti-ganti dengan floem menurut arah
jari-jari.
Contoh : “terdapat pada akar”, terutama
ujung akar.
F; floem, X:
xilem
8.
Pertanyaan
Bagaimana
adaptasi batang Cucurbita moschata, Cucurbita maxima, Cucurbita pepo dilihat dari anatominya pada habitat di Nigeria
serta di tiap musimnya ?
Jawab
:
Nigeria
merupakan negara beriklim tropis sehingga mempunyai dua musim yaitu musim
kemarau dan penghujan. Untuk bentuk adaptasi batang dari ketiga spesies dari
genus Cucurbita di Nigeria dilihat
secara anatomi adalah sebagai berikut :
a. Cucurbita moschata
·
Memiiki satu lapisan
epidermis, piliferous
·
Memiliki 3 - 5 lapisan
Hypodermal
·
Memiliki 3 - 4 lapisan
korteks Parenkim dan skelerenkim yang
tersusun rapat
·
Memiliki 10 berkas
pengangkut bikolateral
b. Cucurbita maxima
·
Memiiki satu lapisan
epidermis, piliferous
·
Memiliki 6 - 7 lapisan
Hypodermal
·
Memiliki 2 - 3 lapisan
korteks Parenkim
·
Memiliki 3 - 4 lapisan
skelerenkim yang membentuk zona berkelanjutan tebal
·
Memiliki 10 berkas
pengangkut bikolateral
c.
Cucurbita
pepo
·
Memiiki satu lapisan
epidermis, piliferous
·
Memiliki 5 - 7 lapisan
Hypodermal
·
Memiliki 2 - 3 lapisan
korteks Parenkim
·
Memiliki 2 - 3 lapisan
skelerenkim yang membentuk zona berkelanjutan tebal
·
Memiliki 10 berkas
pengangkut bikolateral
Adaptasi ketiga spesies ini terlihat dari
adanya perbedaan jumlah lapisan hypodermal, korteks prenkim, dan sklerenkimnya.
Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan tempat ketiga spesies ini tumbuh.
Untuk C. moschata, habitatnya di
Nigeria Selatan yang memiliki curah hujan lumayan tinggi dibandingkan di
Nigeria Utara, habitat dari C. maxima
dan C. pepo yang merupakan dataran
rendah, kering dan tidak berpohon. Hal ini berpengaruh terhadap jumlah lapisan
Hypodermal pada ketiga spesies tersebut.Lapisan Hypodermal adalah lapisan sel yang khusus di
bawah epidermis, dimana strukturnya berlainan dari jaringan di bawahnya. Dalam
arti sempit, hanya mengacu kepada lapisan yang berasal dari meristem selain
protoderma. Hypodermal ini digunakan untuk menyimpan air, yang disebut dengan
jaringan air (hidrodermis). Pada
C. moschata, lebih sedikit lapisan
hypodermalnya karena habitatnya di daerah yang memiliki curah hujan cukup
sehingga tidak memerlukan jaringan untuk menyimpan air lebih banyak. Berbeda
dengan C. maxima dan C.pepo yang memiliki lapisan hypodermal
lebih banyak karena tumbuhan ini hidup di daerah yang kering sehingga
memerlukan jaringan untuk menyimpan air demi kelangsungan proses
metabolismenya.
Untuk lapisan korteks parenkim dari C. maxima dan C. pepo lebih sedikit dibandingkan C. moschata. Hal ini disebabkan oleh tinggi rendahnya suatu tempat
ketiga spesies ini tumbuh. Untuk C.
maxima dan C. pepo, daerah tempat
tumbuhnya di dataran tinggi sehingga cahaya matahari yang mengenai batang dari
kedua spesies ini tidak sebesar dari C.
moschata yang hidup di dataran rendah. Besar tidaknya cahaya yang mengenai
suatu batang, akan berpengaruh pada korteks parenkimnya karena pada lapisan ini
terdapat jaringan klorenkim tempat terjadinya fotosintesis yang sangat dipengaruhi
oleh cahaya matahari.
Penyesuaian batang di tiap musimnya tidak
terlalu berbeda antara musim kemarau dan penghujan. Pada kedua musim tersebut,
tumbuhan ini cukup dapat bertahan hidup. Karena batang memiliki lapisan
hypodermal yang mampu membuat tumbuhan bertahan hidup. Namun, jika perlakuan
terhadap tumbuhan ini terlalu berlebihan misalnya terlalu kering atau terlalu
banyak air maka batang akan mati yang menunjukkan bahwa tumbuhan juga akan
mati.
kelompok Nicotiana
1.
Pertanyaan
:
Kristal
pada daun mengandung kalsium (S ), oksigen (O2), potassium , klorin,
dan sulfur yang berfungsi sebagai pertumbuhan.
Sedangkan pada batang hanya terdapat
senyawa kalsium, oksigen dan potassium saja.
Mengapa bisa berbeda?
Jawaban
:
Berkenaan
dengan perbedaan kandungan antara kristal yang ada di daun maupun di batang
yaitu berkaitan dengan fungsi masing-masing unsure tersebut untuk apa. Fungsi
masing – masing unsur yaitu :
Kalsium
( Ca )
Yaitu
untuk merangsang pembentukan bulu - -bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan
membantu pembentukan biji. Kalsiun yang terdapat di daun untuk menetralisasikan
senyawa / suasana yang tidak menguntungkan.
Oksigen
( O2 )
Terdapat
dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organic,
diambil dari tanaman berupa CO2, sumbernya tidak terbatas dan di perlukan untuk
bernapas oleh manusia.
Potassium
/ Kalium ( K )
Fungsi
kalium bagi tanaman yaitu membantu pembentukan protein dan karbohidrat,
berperan dalam memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu
tanaman , agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur.
Ketiga
unsur diatas sama – sama terkandung dalam kristal yang terdapat di daun maupun
batang. Selain itu ada unsur lain yang terkandung pada kristal di adun tetapi
tidak terkandung pada kristal di batang yaitu :
Klor
( Cl )
Fungsi klor yaitu :
a. Memperbaiki
dan meninggikan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas, kentang dan
tanaman sayuran
b.
Banyak ditemukan dalam
air sel semua tanaman
c. Banyak
terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas.
Mengenai
kandungan yang terdapat dalam kristal di daun
Nicotiana glauca yaitu seperti
yang kita tau bahwa tanaman seperti Nicotiana
glauca, maupun tembakau dimanfaatkan
daunnya dalam bentuk kering itulah sebab mengapa kristalnya mengandung Klor
agar hasil keringnya pun meningkat.
Apabila
tanaman kekurangan Klor maka akan menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang
kurang normal terutama pada tanaman sayur, tampak kurang sehat dan berwarna
kekuningan.
Jadi
fungsi spesifik dari klor ini mengapa ia terkandung dalam kristal Nicotiana glauca pada bagian daun yaitu
karena fungsinya untuk pertumbuhan daun.
Sulfur ( S )
Fungsi sulfur yaitu :
a. Berperan
dalam pembentukan bintil – bintil akar
b.
Merupakan unsur yang
penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin,serta
thiamine
c.
Membantu pertumbuhan
anakan produktif
d.
Merupakan bagian
penting pada tanaman – tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis,
dll.
e. Membantu
pembentukan butir hijau daun ( klorofil )
Fungsi
spesifik dari sulfur mengapa dia hanya terdapat pada kristal di daun sedangkan
di batang tidak yaitu untuk membantu pembentukan butir hijau daun ( klorofil ).
Feedback :
jadi apakah kristal itu funsinya untuk pertumbuhan tanaman?
Jawaban :
Kristal itu fungsinya bukan untuk
pertumbuhan tetapi kandungan yang terdapat di dalam kristal tersebut berfungsi
untuk pertumbuhan daun.
2.
pertanyaan
Kristal
itu apa?
Kristal
merupakan salah satu senyawa ergastik yaitu bahan cadangan yang dihasilkan dari
sisa sel berupa bahan organik. Biasanya berupa Ca sebagai kristal. Merupakan
hasil metabolisme sekunder dari tumbuhan.
Karakteristik
kristal dari Nicotiana glauca yang
membedakan dengan kristal – kristal pada tumbuhan yang lain?
Kristal
yang sering dijumpai pada tumbuhan adalah kristal oksalat. Kristal pada Nicotiana glauca mengandung unsur –
unsur seperti C, O, Ca dengan unsur – unsur kecil seperti Cl, Si dan K yang
menimbulkan efek toxic dan tidak semua tumbuhan yang memiliki Kristal besifat
toxic. Efek toxic ini dapat terjadi bila termakan / tertelan yang menyebabkan
iritasi ringan sampai fatal dalam jumlah yang kecil, karena tumbuhan Nicotiana glauca ini berasal dari daerah
kering di Afrika Selatan. Sehingga banyak hewan herbifora yang akan memakan
daun – daunnya yang terlihat hijau dan rimbun, maka kristal ini muncul sebagai
pertahanan diri dari hewan dan manusia serta untuk menutup luka. Kristal dari Nicotiana glauca ini berbentuk kristal
pasir yang merupakan kristal prisma yang sangat kecil.
Contoh
tumbuhan lain yang memiliki kristal?
Daun
Citrus dan Begonia yang kristalnya berbentuk piramida/prisma serta tumbuhan
seperti kacang panjang dan putri malu.
3. pertanyaan
P : Bagaimana
penyebaran kristal pada Nicitiana glauca
bila dihubungkan dengan habitatnya yang xerofit?. Tumbuhan xerofit biasanya
identik dengan intensitas penyinaran yang tinggi.
J : Kristal Kalsium-Oksalat (ca-oksalat)
merupakan hasil akhir atau hasil ekskresi metabolisme sekunder yang terjadi di
dalam sitoplasma. Jika dibiarkan saja berada dalam sitoplasma maka akan
terakumulasi dan dapat membahayakan sel tersebut oleh karena itu biasanya
diikat oleh ion-ion kalsium oksalat. Karena bersifat racun maka diendapkan
berupa garam Ca-oksalat. Kristal dapat ditemukan disemua tumbuhan, biasanya
berada dibagian plasma atau vakuola.
Dihubungkan dengan habitatnya yang memiliki intensitas
cahaya yang tinggi, tanaman Nicotiana
glauca memiliki penyebaran kristal yang merata disemua bagian tumbuhan,
dalam hasil penelitian yang dituliskan dalam jurnal pun telah diterangkan bahwa
kristal tersebut dapat dijumpai pada vakuola, jaringan palisade, ruang
intersel, jaringan vaskular bahkan sampai mempengaruhi morfologinya yaitu
terdapat di bagian tanaman yang berfungsi sebagai penutup luka dan melapisi bagian luar
tanaman.
Penyebaran yang merata tersebut karena intensitas
cahaya yang tinggi akan mempengaruhi proses metabolisme pada tanaman, semakin
tinggi intensitas cahaya maka sel-sel akan semakin sibuk melakukan
fotosintesis, telah disebutkan bahwa salah satu hasil metabolisme sekunder
adalah ca-oksalat, karena tingginya laju fotosintesis maka hasil metabolisme
sekunder pun semakin banyak sehingga kristal yang dihasilkan pun semakin
meningkat. Kristal-kristal tersebut akhirnya mengisi bagian-bagian yang kosong
pada bagian tanaman, seperti kristal yang ditemukan pada ruang intersel.
Jadi jika dianalisa lebih lanjut, penyebaran kristal
tersebut dipengaruhi oleh besarnya intensitas cahaya walaupun tidak secara
langsung. Penyebaran kristal ca-oksalat semakin merata disemua bagian tumbuhan
jika intensitas cahaya yang diterima juga besar yang menyebabkan proses
metabolisme meningkat dan hasil sampingannya yang berupa kristal ca-oksalat pun
akan semakin meningkat pula.
v
Mengapa
pada palisade atas lebih padat/banyak dibandingkan palisade bawah?
o
Seperti
yang kita ketahui, bahwa pada palisade terdapat kloropas yang berperan dalam
proses fotosintesis dengan memanfaatkan cahaya. Bagian ata adalah bagian yang
paling sering/ banyak mendapatkan cahaya, oleh karena itu tumbuhan menempatkan
palisade lebih banyak di bagian atas agar bisa optimal pemanfaatan palisade.
v
Apa
kristal itu ?Apakah terdapat pada tanaman lain ?Karakterisitik
kristal pada N.glauca ?
o
Kristal adalah zat-zat organik yang
dihasilkan dari metabolisme sekunder yang dilakukan tumbuhan. Kristal dijumpai
pada beberapa tumbuhan. Kristal anatara tumbuhan yang satu dengan yang lain
memiliki bentuk, struktur penyusun, dan fungsi yang berbeda. Pada N.Galuca,
kristal ditemukan dalam bentuk pasir dank arena spons pada N.Galuca tersusun
tidak rapat dan bentuknya tidak tertaur serta di antara celah-celah tsb
ditemukan kristal maka bentuk kristalnya tidak beraturan dan bentuknya lebih
besar dari kristal pasir.
4.
Pertanyaan
1.
Mengapa crystal yang ada pada daun juga
terdapat pada bagian tumbuhan yang lain juga?
Serta
mengapa penyebaran crystal pada daun lebih banyak kadarnya daripada pada bagian
tumbuhan lain?
Dan
seperti apa fungsi crystal yang berada di bagian tumbuhan yang berbeda
tersebut, apakah sama atau tidak ?
Jawab
:
1)
Crystal pada daun bisa terdapat pada
bagian tumbuhan lain karena crystal selain terdapat pada jaringan empulur
batang, jaringan parenkim, stomata daun, vakuola daun, juga terdapat pada aringan pengangkut (jaringan vaskuler)
yang terdiri dari xylem dan floem.
Yang pada dasarnya xylem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi membawa
air dan garam mineral yang diserap oleh akar tanaman menuju ke daun untuk
selanjutnya diproses dalam proses fotosintesis, sedangkan floem merupakan
jaringan pengangkut atau vaskuler yang
berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
Sehingga karena aktiviatas dari jaringan pengangkut tersebut yang juga membawa
crystal, maka crystal tersebut dapat tersebar tidak hanya di dauntapi juga di
bagian tumbuhanyang lain.
Jumlah crystal pada bagian pada bagian tumbuhan
berbeda-beda, terutama pada bagian daun yang memiliki kadar crystal yang lebih
banyak dibandingkan pada bagian tumbuhan lain dikarenakan pada batang crystal diangkut oleh jaringan
vaskuler sebagai aktivitas transportasi dari xylem dan floem. Dan pengangkutan
tersebut dibawa menuju daun untuk melakukan aktivitas fotosintesis, proses
fotosintesis dilakukan, sehingga menghasilkan metabolisme yang tinggi dibanding
pada batang. Selain itu juga terlihat adanya pendistribusian sekara merata pada
permukaan stomata, hal ini dikarenakan dalam kaitannya dengan keadaan
lingkungan habitat dari Nicotiana glauca
itu sendiri, lingkungan yang tropis menyebabkan pengaruh pembentukan kutikul,
tumbuhan yang tumbuh pada area tropis memiliki daunnya lebih tebal, sehingga
stomata pada tumbuhan seperti tumbuhan gurun stomatanya menutup secara tetap
selama musim panas tersebut. Sehingga pendistribusian merata pada stomata yang
terdapat pada bagian daun lebih banyak dibanding pada bagian lain berkaitan
dengan fungsi tersebut. Penyebab lainnya adalah dari morfologi batang dan daun
yang bisa diraba secara langsung, bahwa pada daun teksturnyalebih lunak
dibanding pada batang, sehingga
dibutuhkan crystal tersebut dalam proses penyembuhan pada saat terjadi luka.
Sedangkan untuk fungsinya bisa dilihat dari berbagai sisi
yaitu karena kristal tersebut berasal dari sitosol dan vakuola serta banyak
tampak pada lapisan epidermis yang mengalami luka, sehingga kristal berperan
menutup luka hingga luka tersebut dapat tertutup baik pada batang dan daun.
Sedangkan pada batang yang terdapat pada jaringan empulur yang merupakan tubuh
silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh jaringan
pembuluh, dan terdiri atas jaringan yang agak seragam terutama parenkim dengan
susunan longgar, yang berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan buah dan
biji. Serta melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial, jadi crystal
berfungsi sebagai pengangkut karena juga terdapat di dalam jaringan pengangkut
yang ada pada batang. Selain itu untuk
proses fotosisntesis yang dilakukan di bagian daun juga terlihat aktivitasnya
dengan adanya banyak crystal yang berkumpul pada permukaan stomata. Selain itu
juga crystal yang menyebabkan adanya sifat racun pada tumbuhan tersebut
dikarenakan adanya senyawa-senyawa yang membangun yaitu nikotin yang merupakan
senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada
berbagai macam tumbuhan, dan hampir seluruh alkaloid memepunyai keaktifan
bilogis tertentu , ada yang beracun tetapi ada pula yang sangat berguna
sehingga memberikan fungsi dalam pengobatan. Contohnya adalah kuinin, yang
merupakan alkaloid yang terkenal mempunyai efek fisiologis dan psikologis, dan
juga bisa difungsikan sebagai bumbu dapur dari turunan piperidin. Serta
memberikan rasa pahit terhadap herbifora, sehingga digunakan sebagai pertahanan
tubuh tumbuhan itu sendiri dari luar tubuh.
5.
Pertanyaan
Mengapa
dikatakan kristal pada Nicotiana glauca berasal dari sitosol dan vakuola?
Jawab
:
Seperti
telah diketahui tentang vakuola yaitu bahwa vakuola adalah organel yang berisi
cairan yang dibatasi oleh suatu membran atau selaput. Pada sel tumbuhan,
vakuola bisa berisi bermacam-macam zat seperti garam-garam, asam amino, asam
organik, glikosida, dan alkaloid (misalnya pada tembakau). Namun vakuola ini
bukan sebagai tempat memproduksi melainkan sebagai tempat penyimpanan atau
penimbunan kristal yang merupakan hasil metabolisme. Misalnya pada Nicotiana
glauca menghasilkan senyawa hyasil metabolit sekunder berupa alkaloid. Bentuk
nya adalah berupa kristal. Sedangkan sekresi metabolit sekunder dilakukan oleh
baan golgi selaku organel sekresi. Vakuola dan badan golgi adalahhhh organel
yang berhubungan dekat. Vakuola terbentuk darin pelipatan dan penonjolan
sebagian membran sel atau perbesaran vesikula yang terputus dari badan golgi
sedangkan penyimpanannya di vakuola. Sama halnya dengan vakuola, sitosol juga
dapat digunakan sebagai tempat meletakkan senyawa hasil sekresi.
6.
Pertanyaan:
“Kristal-kristal berperan menutup luka
sehingga luka dapat tertutup”
Dari pernyataan itu,
apakh berarti Kristal-kristal tersebut
dapat menggantikan fungsi sel-sel yang rusak karena luka tersebut?
Selanjutnya setelah luka tertutup Kristal, secara anatomi dan morfologi ,
apakah terdapat perbedaan jika
dibandingkan saat sebelum terluka?
Jawaban
Revisi:
Telah
dikatakan dalam jurnal bahwa kristal-kristal pada Nicotiana glauca hanya berperan untuk menutup luka. Kristal-kristal
tersebut tidak dapat menggantikan fungsi sel-sel yang rusak yang ditutupinya
karena kristal-kristal tersebut merupakan senyawa ergastis berupa kristal
oksalat. Sel-sel yang rusak tersebut akan mengalami lisis (pecah) sehingga akan
terbentuk ruang interselluler yang selanjutnya ruang interselluler tersebut
akan diisi oleh kristal-kristal. Tetapi adanya kristal-kristal tersebut bukan
untuk menggantikan sel-sel yang rusak/lisis melainkan mengisi ruang-ruang
interseluler yang diduga sebagai mekanisme pertahanan, misalnya terhadap
serangga.
Setelah
luka tertutup oleh kristal-kristal, maka secara anatomi dan morfologi organ
yang terkena luka tersebut akan berbeda dengan anatomi dan morfologi organ yang
tidak terkena luka. Secara anatomi, dilihat dari jumlah kristalnya, pada jurnal
disebutkan bahwa pada organ yang mengalami luka, jumlah kristal pada
jaringannya lebih banyak, disebutkan juga kristal-kristal lebih banyak tersebar
pada bagian epidermal organ. Hal itu dikarenakan kristal-kristal berperan untuk
menutup luka. Selain dilihat dari jumlah kristalnya, pada organ yang mengalami
luka, maka jumlah sel-selnya akan berkurang karena adanya lisis sel sehingga
ruang intersellulernya semakin banyak. Hal itu juga lah yang mungkin
menyebabkan jumlah kristal lebih banyak.
Sedangkan secara
morfologi, akibat dari adanya luka maka jaringan epidermisnya akan rusak dan
membuka sehingga pada bagian yang terluka itu terlihat adanya getah yang keluar
bersama kristal-kristal. Getah merupakan senyawa yang berada dalam jaringan
epidermis, dimana pada bagian epidermal organ tersebut terdapat banyak kristal.
7.
Pertanyaan
Mengapa
anion pada senyawa-senyawa yang terkandung dalam kristal dapat bersifat toksik
atau racun?
Jawab
:
Telah
dijelaskan pada jurnal bahwa kristal - kristal yang dihasilkan oleh tumbuhan Nicotiana glauca mengandung senyawa
alkaloid. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan. Senyawa ini tersusun atas karbon, hidrogen, nitrogen
dan oksigen. Dari anion-anion tersebutlah yang nantinya menyebabkan kristal
pada tumbuhan Nicotiana glauca bersifat toksik. anion tersebut dapat menyebabkan
gangguan-gangguan yang berefek pada fisiologis dan psikologis.
Apabila
dikonsumsi oleh ternak akan menyerang susunan syaraf pusat. Syaraf pusat
memegang peranan penting dalam mengatur proses metabolisme tubuh. Jika syaraf
pusat terganggu atau rusak, maka seluruh keseimbangan tubuh juga terganggu.
Syaraf pusat akan mengalami kerusakan karena dipacu agar beraktivitas dengan
lebih cepat. Biasanya gejala-gejala keracunan senyawa ini pada ternak ditandai
dengan ternak sempoyongan, kejang pada otot tubuh, pernafasan menjadi cepat,
lemah dan diikuti dengan koma, kelumpuhan dan akhirnya ternak mati. Kematian
ternak juga dapat disebabkan 70 kelumpuhan pernafasan. Tidak hanya pada ternak,
pada manusia juga dapat meningkatkan denyut jantung, kadar gula darah dan
frekuensi pernafasan.
v Mengapa Nicotiana glauca termasuk dalam famili
Solanaceae /terong – terongan (Padahal Nicotiana
glauca bersifat toksik sedangkan ada jenis terong-terongan yang bisa
dimakan)?
Jawab :
Solanaceae merupakan suatu kelompok
famili dari tumbuhan yang dapat menghasilkan kristal (hasil metabolit sekunder)
baik itu yang bersifat toksik atau tidak . Sedangkan Nicotiana glauca merupakan suatu jenis tumbuhan yang dapat
menghasilkan kristal-kristal tetapi yang mengandung senyawa alkaloid (senyawa
bersifat toksik). Sehingga hal itu merupakan salah satu dasar sebagai alasan
mengapa Nicotiana glauca masuk ke
dalam famili solanaceae. Selain itu apabila diamati secara morfologi, Nicotiana glauca memiliki
karakteristik yang sama dengan karakteristik dari famili solanaceae. Adapun karakteristik dari
famili Solanaceae yaitu: biasanya berupa semak, perdu atau pohon, berdaun
tunggal / majemuk, tepi daun berlekuk, bentuk bunga terompet/bintang, buah
berupa buah kotak (buah kering sejati tunggal yang memiliki banyak biji) atau
buah buni (buah yang yang terdiri atas 2 lapisan , yaitu: lapisan luar yang
tipis dan lapisan dalam yang tebal lunak dan berair). Kelopak terdiri atas
daun-daun kelopak berjumlah 5 helai yang saling melekat, tangkai putik 1,
benang sari 5, dan buah menumpang di
atas dasar bunga. Solanaceae tersebar di daerah-daerah yang beriklim panas
sampai daerah-daerah iklim sedang.
Namun mengapa pada famili solanaceae
terdapat tumbuhan yang masih bisa dimakan bahkan banyak dari famili ini juga
digunakan sebagai sumber makanan
dan aman bagi manusia. Hal itu disebabkan karena kandungan kristal yang
dihasilkan oleh setiap tumbuhan berbeda-beda. Dari perbedaan
kandungan-kandungan pada kristal tersebutlah yang menyebabkan efek dari kristal
itu sendiri juga berbeda. Suatu zat atau senyawa akan bersifat toksik apabila
menimbulkan reaksi yang negatif terhadap yang dikenainya. Misalkan apabila pada
makhluk hidup, menimbulkan
gangguan-gangguan pada alat –alat indra. Tetapi selama suatu zat atau senyawa
tersebut tidak memberikan reaksi negatif maka senyawa tersebut merupakan
senyawa yang tidak bersifat toksik.
8.
Pertanyaan
:
Mengapa perkembangan ruang interseluler
dapat mempengaruhi efisiensi fotosintesis dan apakah
mempengaruhi jumlah kristal?
Jawaban :
Perkembangan ruang interseluler
mempengaruhi efisiensi fotosintesis karena perkembangan tersebut dapat membantu
cepatnya pertukaran gas. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah
permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi
lebih luas. Kemudian jika efisiensi fotosintesis terjadi maka energi yang
dihasilkan dari fotosintesis pun akan mengalami peningkatan pula. Energi
tersebut digunakan untuk metabolisme sekunder dalam pembuatan kristal, jadi
jumlah kristal pun akan mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan hasil
fotosintesis. Dan kristal yang jumlahnya mengalami peningkatan tersebut akan
mengisi ruang interseluler yang mengalami perkembangan tersebut.
9.
Pertanyaan
Bagaimana
bila tidak terjadi luka Kristal itu untuk apa ? Bagaimana pengaruhnya terhadap
anatomi daun Nicotiana glauca bila jumlah kristalnya semakin banyak ?
Jawab
:
Kristal berasal dari hasil metabolit
sekunder. Metabolit sekunder merupakan sisa metabolisme yang tidak diperlukan dalam tubuh. sehingga bila
tidak terjadi luka maka Kristal itu dapat disimpan untuk mekanisme pertahanan.
Misalnya bila terjadi kontak dengan mangsa atau
benda-benda lain maka Kristal itu dapat melakukan fungsi pertahanan.
Contohnya bila ada hewan ternak yang makan daun Nicotiana glauca, maka dapat
terkena racun, dan akhirnya bila hewan tersebut berada dalam kondisi yang
kurang menguntungkan dapat mati.
Kristal pada Nicotiana glauca
terdapat pada ruang antar sel. Keberadaan Kristal yang mengisi ruang antar sel tersebut menyebabkan ruang
antarsel tersebut senakin rapat bila jumlah Kristal semakin banyak. Kristal
diduga berasal dari vakuola dan sitosol oleh karena itu bila jumlah Kristal
meningkat maka vakuola dan sitosol makin giat memproduksinya.
Kelompok enceng gondok
1. Pertanyaan
Limbah
obat yang di gunakan itu limbah obat apa
??
Terus
tadi pad gambar terpampang tiga tonjolan yang terdapat pada penampang melintang
akar pad limbah obat. Tonjolan itu apa ?
Jawab
:
Di
dalam jurnal tidak disebutkan secara sepesifik tentang limbah obat obat apa
yang digunakan tapi setau saya limbah obat adalah limbah yang di hasilkan dari
rumah sakit atau obat obat yang sudah tidak digunakan lagi (exp) dan di buang
di sungai sehingga mencemari sungai tersebut. Di dalam limbah obat terkandung
unsure Fe, Zn, Cu, Pb, Al, Cd.
Tonjolan
itu merupakan adaptasi akar pada limbah obat yang pada mulanya merupakan
perisikel atau perikambium yang seperti cabang akar. Disamping itu mungkin ada
kandungan hara tertentu dalam limbah obat yang turut memacu pembelahan
perisikel dalam cabang akar.
2. Pertanyaan
Kenapa
pada limbah tercemar yang tereduksi pada trakeanya? Dan jelaskan secara
anatomi.
Jawab
:
Pada
perlakuan tanaman eceng gondok terhadap limbah LIK, limbah pengecoran logam,
dan limbah obat secara anatomi penampang lintang akar, yang mereduksi adalah
bagian elemen trakea. Hal ini disebabkan karena trakea berhubungan langsung
terhadap limbah tercemar tersebut, dengan fungsi utama dari trakea yaitu untuk
transport air dan garam mineral melalui perforasi (lubang-lubang pada bagian
ujung-ujung sel trakea). Dengan adanya lubang perforasi ini maka air akan
bergerak bebas. Trakea ini merupakan salah satu komponen penyusun dari xylem,
dimana xylem merupakan jaringan pengangkut yang kompleks, yang komponen
penyusunnya terdiri dari unsur trakeal (trakeid dan trakea, serabut xylem, dan
parenkim xylem. Pada tumbuhan air, terjadi penyusutan pada jaringan-jaringan
penunjang dan pelindung, berkurangnya jaringan pembuluh khususnya xylem, dan
adanya ruang udara. Trakea berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas tidak mempunyai sitoplasma, dan hanya mempunyai dinding sel sehingga
berupa sel mati. Walaupun pada trakea dapat mengalami penebalan dinding sel,
tapi dinding sel ini dapat tereduksi oleh kandungan air limbah tercemar itu,
seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hal ini terpengaruh terhadap fungsi
dari trakea. Trakea merupakan pembuluh sebenarnya.
Akar merupakan organ tanaman yang
berfungsi sebagai alat penyerapan air dan hara mineral dari medium habitatnya.
Dalam medium limbah tersebut tidak hanya mengandung zat-zat yang merugikan tapi
juga mengandung hara yang berguna bagi tanaman. Bagian akar yang mengalami
reduksi adalah bagian trakeanya, dan bukan bagian yang lain karena trakea
mempunyai fungsi secara langsung terhadap transpor air dan garam mineral
melalui lubang perforasi, dan berdinding sekunder dari lignin dan berupa sel mati.
Bagian trakea ini berhubungan secara langsung dengan zat-zat yang terkandung
dalam limbah tercemar tersebut, dan sesuai dengan fungsi trakea itu sendiri
sebagai saluran pengangkut air. Dengan medium hidup atau habitat dari eceng
gondok yang dibuat dengan perlakuan limbah tercemar, maka air dan garam mineral
yang diangkut oleh trakea adalah kandungan yang ada dalam air limbah tercemar
tersebut. Secara umum harusnya terjadi penebalan pada dinding trakea, namun
dalam hal ini tidak terjadi pada tanaman eceng gondok yang hidup dalam kondisi
air limbah tercemar, trakea mengalami reduksi atau pengurangan dinding sel
trakea sebab kandungan limbah tercemar itu berhubungan langsung dengan trakea
pada proses transportasi. Reduksi terjadi pada tingkat lignifikasinya. Enceng
gondok merupakan kelas Monokotil sehingga di dalam akar maupun batangnya tidak
terdapat kambium. Dengan adanya proses reduksi tersebut, karena kambiumnya
tidak ada, maka mereduksi bagian
parenkhim kortek, endodermis, serta perisikel. Letak dari ketiga bagian
tersebut saling bedekatan, jadi memungkinkan untuk tereduksi semuanya. Struktur anatomi
jaringan penyusun akar secara umum dari luar kearah dalam terdiri atas
epidermis, parenkim korteks, endodermis dan silinder pusat. Silinder pusat akar
secara urut tersusun dari luar ke arah dalam, yaitu perisikel, berkas
pengangkut, dan empulur. Dalam lapisan endodermis, sel-sel endodermis membentuk
pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat
adanya penebalan ini, larutan tidak bisa
menembusnya. Xylem dan floem letaknya berselang-seling. Pergerakan air pada
xylem bersifat pasif karena xylem tersusun dari sel-sel mati yang mengayu
(mengalami lignifikasi), sehingga xylem tidak berperan dalam proses ini. Faktor
penggerak utama adalah transpirasi, faktor pembantu lainnya adalah tekanan akar
akibat perbedaan potensial air di dalam jaringan akar dengan diruang tanah
sekitar perkaran. Gaya kapilaritas hanya membantu mendorong air mencapai
ketinggian tertentu tetapi tidak membantu pergerakan. Sel-sel xylem memiliki
beberapa tipe yaitu trakea dan trakeida, dan serabut akar. Trakea dapat
dikatakan pembuluh sebenarnya, adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel
lateralnya mengalami penebalan (zat kayu) sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya
mengalami perforasi (pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di
atas dan bawahnya membentuk pipa kapiler memanjang.
Proses pengangkutan air dan
garam mineral dilakukan melalui 2 mekanisme yaitu pengangkutan ekstravaskuler
(diluar berkas pembuluh, melalui dua mekanisme yaitu apoplas dan simplas) dan
pengangkutan vaskuler (air dan mineral yang diserap oleh akar selanjutnya
diangkut dalam berkas pembuluh yaitu xylem). Bagian yang berperan penting dalam
proses pengangkutan air dan garam mineral ini adalah sel trakea. Bagian ujung
sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler, ini terjadi karena sel-sel penyusun
jaringan tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea
satu ke sel trakea yang diatasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air
dalam sel trakea xylem.
Karena yang berhubungan
langsung dengan transportasi atau saluran pengangkut air dan garam mineral
adalah bagian pembuluh kayu (xylem), maka yang mengalami reduksi terlebih
dahulu adalah sel trakea yang merupakan salah satu komponen penyusun dari xylem
yang berperan dalam proses transpor air dan garam mineral dari akar ke daun.
Penyerapan unsur hara dan logam pencemar yang terjadi akan ikut aliran air dan
atau dapat terakumulasi pada organ selain akar. Zat-zat yang terkandung dalam
air limbah tersebut dalam proses transpor itu pasti mengalami seleksi pada
akar, yang bersifat selektif permeable, dan zat yang tidak ikut terserap
kemungkinan tetap berada disekitar akat tanaman tersebut. Dari zat-zat yang
terkandung dalam limbah itu dapat mereduksi bagian elemen trakea karena
berhubungan langsung dengan fungsi dari trakea itu sendiri. Komponen penyusun
xylem meliputi trakea dan trakeid, serabut xylem, dan parenkim xylem, namun
yang paling mempunyai peran utama dalam proses transpor adalah trakea, yang
merupakan pembuluh sebenarnya. Trakea berupa sel mati karena tidak memiliki
kloroplas dan sitoplasma. Terdapat perforasi (lubang-lubang) yang berfungsi
dalam transpor air dan mineral, melalui perforasi ini.
Trakea saluran berlignin yang saling bersinambungan
3. Pertanyaan :
Pada
permukaan akar encenggondok terdapat mikroorganisme, jelaskan mengenai mikro
organisme tersebut, apa pengeruh mikroorganisme tersebut pada akar
encenggondok?
Jawab:
Permukaan
rhizoplane atau akar menyediakan nutrisi yang sangat menguntungkan bagi
berbagai jenis organisme bakteri (bakteri Azotobacter, Arthrobacter,
Pseudomonas dan Agrobacterium), jamur (mikoriza) serta mikroba. Bakteri dan
jamur tersebut memanfaatka bahan-bahan organic di sekitar akar (rizosfer)
sebagai sumber nutrisi. Sehingga bakteri dan jamur tersebut membentuk simbiosis
dan dikenal dengan mikroba rhizosfera.
Secara
umum, mikroba yang menghuni rizosfer berperan sebagai perantara konsumen, yang
membutuhkan nutrisi anorganik, yang diperlukan. Dimana sebagian besar nutrisi
tersebut dalam bentuk yang kompleks. Sehingga rizosfer mikroorganisme berperan
menyediakan link penting antara tanaman dan lingkungan.
Mikroorganisme tersebut menempel pada
akar yang sedang tumbuh (ujung akar, appendix akar) atau didaerah mristematik
akar dimana akar tersebut mampu menembus lingkungan kaya unsure hara. Oleh
karena itu keberadaan mikroorganisme rizosfer ini, dapat mempengaruhi fungsi
dan struktur akar. Selain itu jamur juga menghasilkan miselium di permukaan
akar. Untaian hifa mengadakan pematangan ke dalam akar antara sel korteks dan
membentuk jarring-jaring yang berfungsi dalam penyerapan dan penyaringan air.
Enceng
gondok dapat dijadikan fotoremediator karena tahan terhadap radiasi dan sifat
toksik dari ketidaknormalan tumbuhan. Dimana prosesnya sebagai berikut :
1. Phytoacumulation (phytoextraction),
yaitu Tanaman menarik zat kontaminan dari media sehingga
berakumulasi disejitar akar tanaman.
2. Rhizofiltration adalah Proses
absorbsi zat kontaminan untuk menempel pada akar.
3. Phytostabilization merupakan Penempelan
zat-zat kontaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin terserap oleh batang
tumbuhan
4. Rhyzodegradation yaitu
Penguraian zat kontaminan oleh mikroba disekitar akar
5. Phytodegradation
(phytotransformation) yaitu Proses penguraian untuk
menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi
bahan yang tidak berbahaya dengan usunan molekul yang lebih sederhana yang
dapat diserap dan berguna bagi tanaman.
6.
Phytovolatization
yaitu
Proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh tanaman dalam bentuk yang
sudah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang berbahaya lagi, untuk
selanjutnya diuapkan ke atmosfer.
Namun untuk mekanisme yang terjadi dalam
proses pengolahan logam dalam tanaman
secara mendalam antara lain pembentukan khelat, logam dalam system intraseluler
atau ekstera seluler, terjadinya senyawa logam yang mudah menguap dan munculnya
akumulasi dan translokasi logam dalam system vascular tanaman, sampai saat ini
masih diteliti.
4. Pertanyaan:
Pada slide
terakhir dipaparkan bahwa pada morfologi daun menunjukkan respon yang berbalik
setelah perlakuan limbah obat dan limbah pengecoran logam yaitu pada limbah
obat menunjukkan pembentukan klorofil terhambat sedangkan pada limbah
pengecoran logam menunjukkan pembentukan klorofil justru meningkat. Mengapa
demikian?
Jawaban:
Perlu
diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara
lain :
1.
Gen:
bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak
akan memiliki
klorofil.
klorofil.
2.
Cahaya:
beberapa tanaman dalam pembentukan
klorofil memerlukan cahaya.
3.
Unsur N, Mg, Fe :
merupakan unsur-unsur pembentuk dan
katalis dalam sintesis klorofil.
4. Air dan
mineral:
bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi
klorofil.
Dalam hal ini, faktor yang ditonjolkan yaitu pada
unsur N, Mg, dan Fe yang merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam
sintesis klorofil.
Pada jurnal disebutkan Hasil analisis limbah pengecoran logam mengandung
unsur Fe tertinggi dibandingkan yang lain, sehingga diduga pembentukan
klorofilnya lebih tinggi daripada 2 jenis limbah yang lain dan kontrol. Zat
besi merupakan unsur utama yang mendukung proses sintesis klorofil. Unsur
tersebut berperan dalam penempelan gugus metil dalam struktur molekul klorofil
(Santosa, l990). Unsur N, Mg dan Fe menjadi bahan pembentuk klorofil dan
merupakan keharusan. Jika kekurangan salah satu unsur tersebut akan terjadi
klorosis. Juga unsur Mn, Cu dan Zn meskipun sedikit membantu pembentukan
klorofil. Pada perlakuan limbah obat,
pembentukan klorofil tampak terhambat. Hal ini diduga dalam limbah tersebut
terkandung unsur yang bekerja antagonis dengan unsur Fe yang ada. Kandungan Fe
yang tinggi di dalam limbah obat tidak dapat digunakan maksimal oleh tanaman,
bahkan secara morfologi daun termuda menjadi tampak keputih-putihan. Hal ini
akan menghambat laju fotosintesis selanjutnya. Namun tanaman eceng gondok tetap
tahan hidup dan dapat beradaptasi karena kandungan Fe, Zn, Cu, Pb, Mn, Al dan
Cd lebih rendah daripada 2 jenis limbah lainnya. Sumber lain mengatakan bahwa magnesium merupakan komponen utama,
karena merupakan atom pusat dari klorofil dan defisiensinya akan menghambat.
Sedangkan unsur Fe atau besi sendiri bukan merupakan bagian dari molekul
klorofil hanya sebagai katalisator. Penjelasan lebih lanjut
tentang unsur-unsur kimia dipelajari lebih lanjut di mata kuliah biokimia.
Faktor mineral atau unsur hara juga
sedikit banyak berpengaruh dalam hal ini. Mungkin mineral atau unsur hara dalam
limbah pengecoran logam sedikit lebih banyak daripada dalam limbah obat.
5. Pertanyaan dari Marina:
·
Apa pengaruh limbah
obat terhadap anatomi selain mengakibatkan morfologi daun dapat berubah
menjaadi putih dengan tulang daun kekuningan?
·
Jika limbah berupa
logam , mengapa yang terjadi perubahan pada tepi-tepinya( tepi- tepinya
mengalami kekeringan)?
Jawab:
Pengaruh
terhadap perlakuan limbah obat, selain mengakibatkan morfologi daun dapat
berubah menjadi putih dengan tulang daun kekuningan ialah belum diketahui
pengaruh lain selain itu, karena pada jurnal hanya di sebutkan itu. Adanya
perubahan pada adaptasi limbah obat mungkin disebabkan oleh sintesis klorofil
yang berkurang akibat hambatan metabolisme oleh kandungan logam pada limbah
tersebut atau terhambatnya enzim pensintesis protein. Kandungan pada limbah
obat dan logam misalnya terdiri dari Fe, Zn, Cu, Pb, Mn, Al, dan Cd. Hal ini bisa mengakibatkan gejala klorosis.
Klorosis adalah suatu kelainan yang terjadi pada tumbuhan tepatnya di daun yang
disebabkan kekurangan klorofil. Jika terjadi daun tidak berwarna hijau lagi
tapi kuning, merah, atau warna lainnya tergantung pigmen- pigmen yang muncul.
Pada
perlakuan limbah logam, terjadi perubahan pada tepi- tepinya yang mengalami kekeringan.
Hal ini kemungkinan di sebabkan karena terjadi penghambatan metabolisme pada
sel- sel tepi daun, yang mengakibatkan sel-sel pada tepi daun kehilangan banyak
air sehingga kekurangan nutrien dan
akhirnya sel- sel tepi daunnya akan mati maka
terjadilah peristiwa plasmolisis(Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya membran sel pada
sel tumbuhan akibat sel berada pada lingkungan yang bersifat
hipertonis. Kondisi sel yang hipotonis terhadap lingkungan mengakibatkan
terjadinya peristiwa osmosis dari sel ke lingkungan).
Yang kering hanya bagian tepi- tepi daunnya karena sel- sel pada bagian tepi
daun daya tahan atau toleran terhadap limbah tersebut lebih rendah dari pada
sel- sel pada bagian tengah daun.
Perlu
di ketahui juga, pada histogram hasil perbandingan jumlah klorofil pada daun
perlakuan terhadap limbah logam menghasilkan klorofil lebih tinggi, sedangkan
pada limbah obat klorofil terhambat. Jika dikaitkan dengan morfologi daunnya,
pada limbah logam yang pembentukan klorofilnya terlihat tinggi dibandingkan
limbah lainnya, karena pada limbah logam mengandung unsur Fe yang lebih tinggi.
Zat besi merupakan unsur utama yang yang mendukung proses sintesis klorofil.
Jika klorofilnya tinggi berarti mempermudah tumbuhan dalam melakukan
fotosintesis. Dengan hasil morfologi daun dengan sel- sel tepi daunnya
meengalami kekeringan, berarti akibat dari plasmolisis tadi. Sedangkan pada
limbah obat, secara morfologi daunnya mengalami perubahan warna menjadi tampak
keputih- putihan, dengan hasil pembentukan klorofilnya lebih rendah.
Kemungkinan ada unsur yang bekerja secara antagonis dengan Fe yang ada.
Kandungan Fe yang tinggi di dalam limbah obat tidak dapat digunakan maksimal
oleh tanaman. Hal ini akan menghambat laju fotosintesis, karena pembentukan
klorofil terhambat. Dan daun akan mengalami proses klorosis.
6. PERTANYAAN
Pada
morfologi daun yang berwarna putih kekuningan itu karena pembentukan
klorofilnya terhambat. Apa pengaruh jumlah klorofil yang sedikit terhadap sel
palisade dan sel spons?
JAWABAN
Pada
daun yang jumlah klorofilnya terhambat maka proses fotosintesisnya juga akan
terhambat. Karena klorofil sangat berperan dalam fotosintesis,misalnya dalam
proses produksi barang jika alat yang digunakan sedikit maka laju produksi juga
akan terhambat atau menurun. Akan tetapi sebaliknya jika klorofilnya banyak
maka laju fotosinesis juga akan lancer. Terhambat atau tidaknya proses
fotosintesis itu akan mempengaruhi proses pembelahan sel palisade dan spons.
Jika fotosintesis berlangsung lebih cepat maka
aktivitas sel-sel palisade dan spons akan semakin tinggi sehingga memicu
pembelahan sel dan jumlah sel palisade dan spons akan semakin banyak. Dengan bertambah banyaknya sel
palisade dan spons maka kerapatan sel-selnya pun juga bertambah. Selain itu
aktif dan tidaknya sel membelah juga dipengaruhi oleh jumlah sari makanan yang
dimiliki oleh tumbuhan untuk pembelahan sel,jika fotosintesis semakin lancer
maka sari2 makanan yang dihasilkan juga banyak sehingga sel aktif membelah.
sel-sel palisade tidak akan bertambah lebar karena sel-sel pada tumbuhan
mempunyai dinding sel yang sifatnya keras dan tidak elastic. Sel=sel parenkim
dan spons akan bertambah besar jika tanamannya semakin besar, maka sel-sel jaringan juga semakin besar ukurannyaa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sedikitnya jumlah klorofil akan memperlambat
laju fotosintesis dan kinerja sel palisade dan spons semakin ringan. Dan
menyebabkan sel-sel tidak aktif membelah
sehingga jumlah sel palisade dan spons sedikit dan jarak antar sel
semakin besar.
7. Pertanyaan:
Mengapa
akar eceng gondok tahan terhadap berbagai jenis limbah? Apakah ada kekhasan
dari akar eceng gondok?
Jawab:
Secara
anatomi tumbuhan eceng gondok memiliki selektif membran sel pada akar, sehingga
eceng gondok dapat hidup pada air yang mengandung berbagai limbah. Selain itu,
akar melakukan mekanisme avodance (penanggulangan) yaitu dengan cara menyeleksi
zat-zat yang akan diserap tumbuhan tersebut.
Pada
akarnya terdapat mikrobia rhizosfera yang mengakumulasi logam berat. Mikrobia rhizosfera adalah bentuk simbiosis
antara bakteri dengan jamur, yang mampu melakukan penguraian terhadap bahan
organik maupun anorganik yang terdapat dalam air serta menggunakannya sebagai
sumber nutrisi. Disamping itu juga mampu mengubah Cu anorganik menjadi Cu organik
yang kemudian akan diserap oleh akar eceng gondok dan digunakan sebagai
kofaktor (metalloenzim) dari enzim plastosianin yang berguna dalam proses
fotosintesis yaitu untuk merangsang pembelahan sel eceng gondok. Hal ini yang
menyebabkan eceng gondok tumbuh subur meskipun jumlahnya melimpah karena adanya
arus air. Eceng gondok ini merupakan tumbuhan Emergent yaitu tumbuhan
yang akan mengapung jika terdapat arus dan akan menancapkan akarnya jika
perairannya dangkal.
Akar eceng
gondok berfungsi dalam proses fitoremidiasi, akarnya dapat mengadsorpsi atau
presipitasi pada zone akar atau mengabsorpsi larutan polutan sekitar akar ke
dalam akar, sehingga air yang tercemar oleh limbah dapat menjadi jernih.