Merasakan
kegagalan itu memang menyakitkan. Namun dengan kegagalan itu kita dapat belajar
dari kesalahan kita supaya kedepannya lebih baik dari pada sebelumnya. Seringkali
orang jika gagal itu frustasi, berhenti dari langkah yang sudah dia tetapkan. Bersikap
dan bertingkah “ ya sudahlah” itu merupakan perwujudan pribadi yang pesimis. Namun
jika kita ada seseorang yang berjiwa optimism aka akan bertingkah dan bersikap “
coba lagi, I can do IT”. Dengan keyakinan (azzam) yang bersemayam dihatinya,
semangat yang membara dan menyelubungi jiwanya, dan senyuman yang mengembang di
bibirnya, maka dia akan selalu bergerak dan aktif melakukan perubahan dan
menuliskan takdir hidupnya, serta memilih persimpangan baru yang akan dia
tempuh menuju masa depan.
Kehidupan
itu layaknya ranting, dimana dia akan selalu bercabang, entah dikotom atau
lebih dan ujungnya tidak akan kembali ke pangkalnya. Semakin jauh ranting itu
dari pangkalnya maka akan smakin kecil dan rapuh, namun komponen jaringannya
masih terus muda. Dan hasil dari ranting itu akan menumbuhkan daun, bunga, buah
yang dapat kita nikmati. Seperti hidup kita yang selalu dihadapkan
berbagai macam pilihan, sehingga itu
membuat kita “galau dan Risau” persimpangan mana yang akan kita pilih,
sesuaikah dengan diri kita? Timbul penyesalan atau tidak? Semakin kita
menjalani hidup yang semakin lama maka semakin berat (orang bilang) maka diri
ini akan senantiasa terus diuji apakah akan patah ditengah jalan atau tidak,
jiwa kita akan semakin besar atau tidak dalam menjalani hidup ini. Namun kita
harus selalu percaya bahwa Allah selalu mengupgrade kita supaya tetap “hijau”
dalam hal semangat dan kemampuan. So laa tahzan, innalallaha ma’anna. Dan pada
akhirnya kita akan mencapai suatu titik keberhasilan dan kesuksesan, kita bisa
menikmati indahnya akhir kehidupan yang menyejukan dan bisa kita nikmati
kerindangannya, menikmati indahnya keberhasilan yang berwarna warni dan
beranekaragam layaknya warna bunga. Manisnya buah atas usaha kita yang kita
perjuangkan serta memanfaatkanya untuk berbagai hal.
Nah untuk
bisa menuju akhir yang baik maka kita harus mempunyai dasar yang kuat untuk
menempuh ranting itu, supaya tak akan rapuh dan perjalanan kita lancar serta meminimalisir kendala yang menghadang.
teratur dalam setiap urusan
Dalam menjalani kehidupan selayaknya kita harus
mempersiapkanya. Langkah awal kita mulai dengan perencanaan, dengan itu maka
urusan yang akan kita tempuh bisa tertata dengan baik, dimana aka nada tahap
yang terperinci, sehingga mampu menekan kekhilafan yang akan terjadi, serta
jika tidak terencana kita bisa terlalu santai atau terburu- buru sehingga
hasilnya bisa kurang maksimal. Dengan adanya perencanaan yang jelas maka kita
bisa stabil dalam melakukan suatu aktivitas. Di harapkan juga ada mekanisme
yang jelas (SOP), matrikulasi dan rundown yang terperinci.
berpikir yang intelek
Menentukan suatu
perencanaan kita kita tidak boleh asal. Plus minus yang mungkin muncul juga
perlu dipertimbangkan. Berpikir pendek itu meupakan tindakan yang bodoh, sudah
selayaknya kita berpikir jangka panjang, karena perencanaan yang baik tidak
hanya mencakup beberaja jam kemudian, tapi masa depan yang mencakup hari,
minggu, bulan, tahun. Kritis boleh namun jug harus solutif. Perlu juga kita
berspekulasi yang detil, namun kadarnya sebaiknya sedang saja. Jika berlebihan
maka akan mempengaruhi produktivitas kita. Selain itu dikaitkan dengan nilai
yang berlaku di masyarakat. Baik norma agama, hukum, kesusilaan dan kesopanan.
pandai menjaga waktu
Waktu itu layaknya pedang, dimana dia bermata dua. Dan
jika kita salah memakainya maka dia bisa menikam diri kita. Bagi seorang
pelajar maka Waktu adalah ilmu, namun bagi seorang planner waktu adalah sebuah
langkah atau jalan yang akan ditempuh. Dengan adanya waktu maka apa yang kita rencanakan
bisa berjalan. So untuk itu kita harus bisa mengatur waktu kita. Ada sebuah
nasehat, jika kita punya waktu dan kita tidak menggunakan untuk hal kebaikan,
pastinya waktu yang kita miliki digunakan untuk hal yang berbau kemadhorotan. Dan
jika termasuk orang yang rugi jika tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Dalam
menjalankan urusan kita harus bisa ontime, dan sesuai timeline yang kita
tepakan. Dan susunan deadline harus kita capai harus jelas. Supaya tujuan dan
targetan kita bisa terpenuhi.
Mandiri
Kita harus
mandiri juga, demi mencapai tujuan. Dan kemandirian akan selalu dikuti dengan
kedewasaan. Jangan sampai kita mudah tergantung pada orang lain. So yakinlah
pada dirimu sendiri. Kita pasti bisa !! dan dengan kemandirian ini kita dilatih
untuk konsistensi dan berkomitmen pada tekad dan cita- cita. Kalaupun berat,
percayalah badai pasti berlalu.
jasmani yang kuat
"Allah
lebih menyukai umat yang kuat daripada umat yang lemah". Dengan fisik yang
kuat maka kita akan lebih mudah mencapai apa yang kita inginkan. Misalkan sakit,
apa yang dapat kita lakukan? Pergerakan kita akan terbatas
bermanfaat bagi orang lain
sia sia jika kita hidup hanya untuk diri sendiri,
itu namanya egois. Rasulullah
saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi orang lain. So saatnya hidup kita manfaatkan. Kita mulai dari berbagi,
menginspirasi bagi orang lain. Bahwa menginspirasi itu bisa menjadi pacuan
semangat bagi orang lain untuk berbenah.
semoga
bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar