Tema yang diambil adalah “Long Live
Education In Islam”. Secara manual dapat diartikan pendidikan seumur hidup di
dalam Islam. Pendidikan merupakan salah satu perhatian sentral masyarakat Islam
baik dalam negara maupun minoritas. Dalam ajaran agama Islam pendidikan
mendapat posisi yang sangat penting dan tinggi. Karenanya, umat Islam mempunyai
perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan untuk kepentingan masa
depan umat Islam.
Sebagai sumber ajaran, al Qur’an sebagaimana
telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap
masalah pendidikan dan pengajaran. Demikian pula dengan al Hadits, sebagai
sumber ajaran Islam, diakui memberikan perhatian yang amat besar terhadap
masalah pendidikan. Al Qur’an dan al Hadits telah menempuh langkah yang
strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui
dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari
keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari
ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya. Dasar pelaksanaan pendidikan
Islam terutama adalah al Qur’an dan al Hadist.
Firman Allah :
“ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan
perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami
menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami.
Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar
” ( QS. Asy-Syura : 52)
Dan Hadits dari Rasulullah :
“ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah
orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada
hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama
hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (Al Ghazali, Ihya
Ulumuddin hal. 90)”
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil
‘alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya
adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu
selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia
melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang
tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah
SWT.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah
di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman
sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi
alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga
akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian
pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak
mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan
seisinya.
Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran
orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun
manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)
Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang
muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu
muslihat syaithan.
Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata
orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan
pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun
sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada
pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak
bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.”
Kebodohan adalah salah satu faktor yang
menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar
menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia
terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik
dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah
kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode
pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia
memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran
pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.
Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap
manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat
dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program
belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga
merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki
fase tahapan dalam pertumbuhan.
Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan
kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa)
dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan
dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan
mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang
utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan
atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari
pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik
yang kuat serta banyak beramal.
Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan
ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam
ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan
kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang
dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki
berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)
Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui
Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan
tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah
saja.
Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang
diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga
diri, kekuatan dan persatuan.
Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah
agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.
Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan,
sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq
ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an,
sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat.
Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin
mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya
memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya
hidup sehari-hari.
Pendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut
tarbiyah Islamiyah merupakan hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin
menyelamatkan dirinya di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir hayat.” Maka menuntut ilmu untuk
mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah berhenti, semaki banyak ilmu
yang kita peroleh maka kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang
lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan.
Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah
suatu usaha agar dapat memiliki ma’dzirah (alasan) untuk berlepas diri bila
kelak diminta pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha
optimal untuk memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai
manhaj yang diajarkan Rasulullah SAW.
Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang
berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa sarana, baik yang mendidik maupun
yang dididik, yaitu:
1. Istiqomah
Setiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah,
tak ada kata tua dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28
2. Disiplin dalam tanggung jawab
Dalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut.
sekiranya salah satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses
belajar. Apabila kita sering bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu
yang maksimal. Kita akan tertinggal dengan teman-teman kita, demikian pula
dengan guru, apabila ia sering membolos tentu anak didiknya tidak akan maju
karena pelajaran tidak bertambah.
3. Menyuruh memainkan peran dalam pendidikan
Setiap kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada
saat-saat tertentu, memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan
sebagai teman. Demikiannya semua peran digunakan untuk memaksimalkan kegiatan
pendidikan.
Di dalam al Qur’an surat Al – Ahzab
ayat 21 yang artinya “Sungguh, telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak
mengingat Allah“ dan semua yang diajarkan dalam al Qur’an juga dalam
hadist, dapat merupakan pendidikan dalam Islam, dimana kita juga bisa
mengajarkan orang lain, bahkan diri kita sendiri untuk mengikuti semua aturan
dalam Islam yang dapat kita aplikasikan sehari-hari. Hakikatnya pendidikan itu
sendiri adalah sangat penting bahkan terpenting dalam ajaran agama Islam,
dimulai dari ayat al-qur’an yaitu : Iqro, hal itu menunjukkan bahwa, manusia
harus membaca… agar dirinya terdidik, membaca dengan ayat kauliyaah (a-lqur-an
atau kitab-kitab tertulis) maupun ayat kauniyah (alam).
Maka dari itu, sebagai seorang muslim,
wajiblah untuk kita memperdalam ilmu untuk masa depan kita. Marilah kita
menuntut ilmu pengetahuan, sesempat mungkin, dengan ikhlas dan tekad yang kuat
mengamalkan dan menyumbangkannya kepada masyarakat luas, agar kita semua dapat
mengenyam hasil dan buahnya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Salim
Bahreisy, H. Sejarah Hidup Nabi-Nabi. Bina Ilmu. Surabaya . 1980
Syed
Ali Asraf. The Propets. Ta-Ha Publishers Ltd. CV Bintang Timur.
Ibnu
Katsir. Qishashul Anbiya’. Darul Fikr. Beirut .
1992
Ibnu Katsir. Qishashul Anbiya’. Darul Fikr. Beirut . 1992
Salim Bahreisy, H. 1980, Sejarah Hidup Nabi-Nabi. Bina Ilmu. Surabaya .
Syed Ali Asraf. 1996, The Propets. Ta-Ha Publishers Ltd. CV Bintang
Timur. Surabaya .
Tafsir, Ahmad. 2008, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung .
Zuhairini, dkk, 1997, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara ,Jakarta .
Tarbiyah
Islamiyah Harokiyah, DR. Irwan Prayitno
Tarbiyah Menjawab Tantangan, Mahfudz Siddiq
Tarbiyah Menjawab Tantangan, Mahfudz Siddiq
0 komentar:
Posting Komentar