Asupan
makanan harus selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh dan juga
tidak berlebihan sehingga menyebabkan obesitas. Juga, karena makanan yang
berbeda mengandung proporsi protein, karbohidrat, dan lemak yang berbeda- beda,
maka keseimbangan yang wajar juga harus di pertahankan di antara semua jenis
makanan ini sehingga semua segmen sistem
metabolisme tubuh dapat dipasok dengan bahan yang dibutuhkan.
Kesimbangan diet
Energi yang tersedia dalam makanan
Energi
yang dibebaskan dari setiap gram karbohidrat setelah dioksidasi menjadi
karbondioksida dan air adalah 4,1 kalori. Dan yang dibebaskan dari lemak adalah
9,3 kalori. Energi yan dibebaskan dari metabolisme protein rata- rata yang
diabsorbsi dari tractus gastrointestinalis. Kira – kira 98 % karbohidrat, 95
persen lemak dan 92 persen protein. Karenanya rata- rata energi yang secara
fisiologi tersedia dalam setiap gram ketiga jenis makanan yang tersedia pada
diet. Kuantitas energi yang dihasilkan dari karbohidrat jauh melebihi yang
dihasilkan oleh protein maupun lemak
Kebutuhan
harian protein, 20- 30 gram protein tubuh dipecahkan dan digunakan untuk
menghasilkan zat kimia tubuh lainnya setiap hari. Oleh sebab itu semua sel
harus terus menerus membentuk protein baru untuk menggantikan protein yang
telah dihancurkan dan suplai protein tubuh. Protein seperti itu disebut protein
parsial, dan bila jumlahnya banyak diet, maka kebutuhan harian protein akan
lebih besar dari normal. Umumnya, protein yang dihasilkan dari bahan makanan
hewani lebih lengkap daripada protein yang dihasilkan dari sumber sayuran dan
biji- bijian.
Karbohidrat
dan lemak sebagai penghemat protein, bahwa jika diet mengandung sejumlah besar karbohidrat dan lemak, maka hampir
semua energi tubuh dihasilkan dari kedua jenis zat ini dan sedikit yang
dihasilkan oleh protein.. sebaliknya saat kelaparan setelah karbohidrat dan
lemak menjadi berkurang, maka cadangan protein tubuh lalu digunakan dengan
cepat menghasilkan energi, kadang mencapai kecepatan beberapa ratus gram per
hari, bukan kecepatan normal sehari- hari sekitar 30- 50 gram.
Metode klinis dan eksperimental untuk
menentukan penggunaan metabolic protein, karbohidrat dan lemak
Penentuan kecepatan metabolisme protein dalam tubuh
Untuk
memperkirakan kecepatan penguraian protein dalam tubuh secara tepat, hanya
dengan mengukur jumlah nitrogen dalam urine, lalu menambahkan 11% nitrogen lain
yang dikeluarkan ke dalam feses dan akhirnya dikalikan dengan 6,25 untuk
menentukan jumlah total metabolisme protein dalam gram per hari. Jadi ekskresi
8 gram nitrogen dalam urine setiap hari berarti bahwa telah terjai penguraian
protein sekitar 55 gram.
Jika
asupan protein harian kurang dari penguraian protein harian, maka orang
tersebut dikatakann mengalami keseimbangan
nitrogen negatif, yang berarti bahwa cadangan protein tubuhnya berkurang
setiap harinya.
Penggunaan relatif lemak dan karbohidrat” koefisien respiratorik”
Bahwa
pengeluaran karbondioksida oleh paru- paru dibagi dengan ambilan oksigen selama
waku yang sama, disebut sebagai rasio penggantian respiratorik. Dalam waktu
satu jam atau lebih rasio penggantian respiratorik akan tepat sama dengan rata-
rata koefisien respiratorik reaksi metabolisme diseluruh tubuh. Jika seseorang
mempunyai koefisien respiratorik 1,0, maka ia akan dapat memetabolisme hampir
seluruh karbohidrat karena koefisien metabolisme lemak dan protein kurang dari
1,0. Demikian pula, jika koefien respiratorik kurang lebih 07 tubuh hampir
seluruhnya memetabolisme lemak, tanpa karbohidrat dan protein. Dan akhirnya,
jika kita mengabaikan memetabolisme protein protein yang biasanya dalam jumlah
kecil, maka koefisien respiratorik antara 0,70 dan 1,0, menggambarkan kurang
lebih rasio metabolisme karbohidrat terhadap lemak. Supaya lebih tepat,
seseorang pertama kali dapat menentukan penggunaan protein dengan mengukur
ekskresi nitrogen dan kemudian, dengan menggunakan rumus matematika yang
sesuai, dapat dihitung secara hamper tepat penggunaan ketiga jenis bahan
makanan.
Beberapa
temuan penting dari study penelitian koefisien respiratorik adalah sebagai
berikut :
1. Segera setelah makan, hamper semua
makanan yang dimetabolisme adalah karbohidrat, sehingga koefisien respiratorik
pada saat tersebut mendekati 1,0
2. Kurang lebih 8 sampai 10 jam setelah
makan, tubuh telah menggunakan semua cadangan karbohidratnya, dan koefisien
respiratorik nya mendekati koefisien untuk metabolisme lemak, yaitu sekitar
0,7.
3. Pada diabetes melitus, sangat sedikit
karbohidrat yang digunakan oleh sel tubuh pada keadaan apapun, karena
dibutuhkan insulin. Oleh karena itu, jika diabetes sangat berat, maka koefisien
respiratorik setiap waktu tetap sangat mendekati koefisien pada metabolisme
lemak yaitu 0,7.
0 komentar:
Posting Komentar