tulisan ini berawal dari sarapan dan makan siang hari di rumah. Nasi hangat yang dinanak ibu ditemani oleh sayur rebung yang berwarna kuning karena santan. Hmm.. nikmatnya sambil ditemani rempeyek kedele dan tempe kripik yang renyah kriuk kriuk.. sedikit berpikir dan merenung tentang rebung yang dimasak begini.. kok nikmat banget lembut kalau dimasak sayur. Rebung merupakan Tunas bambu dimana dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang rendah lemak, rendah kalori serta rendah kolesterol. Spesies Bambusa sp ini yang termasuk dalam family poaceae memiliki multi talenta dan bermanfaat sekali bagi manusia dalam menunjang hajat hidupnya.
Nah, perjalanan hidup dari bambu banyak sekali pelajaran yang kita ambil. Dari awal dia turun ke bumi, dan hidup berdampingan dengan makhluk lainnya sudah memberikan manfaat, memberikan rasa kenyang di perut, nutrisi untuk otak, dan rasa nikmat di lidah.. dan nikmat Tuhanmu yang manakah kamu dustakan? Setelah muda pun dia bisa dibentuk mejadi apapun, bisa bernilai ekonomi jika dijual di pasar, membantu para perajin bambu untuk mensekolahkan anaknya, membeli kebutuhan pokok lainnya. Saat tua, dia mampu menaungi kita dari hujan, terpaan angin, serta memberi rasa aman saat di dalam rumah. Di usia senja pun dia masih memberikan rasa hangat saat kita kedinginan. memberikan energinya untuk berbagai hal lainnya seperti energi kalor untuk memasak,. Begitu pula dengan hidup ini, selayaknya kita hidup ini bisa meniru dan menghayati jalan hidup dari bambu ini. Mendalami filosofi kehidupannya, tak hanya mengenal nama dan penampakannya saja.
Dia begitu DEKAT, dekat secara nyata dengan masyarakat. Sehingga jika butuh sewaktu- waktu tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk mendapatkannya, tersebar di seluruh penjuru area kehidupan untuk selalu mengabdikan jiwa dan raganya untuk mereka. Bisa membaur dengan semua ekosistem yang ada, masuk ke dalam semua komunitas kehidupan, mampu mewarnai seluruh lapisan populasi yang menghuni bumi ini. Tidak memandang strata apapun. Semua lini bisa dia masuki, membawa nuansa sejuk dan hijau, serta menaungi kehidupan disekitarnya. Bambu memang merupakan salah satu tanaman yang mudah ditemui di berbagai pelosok tanah jawa. Ya mudah sekali kalau kita mau sedikit berkelana. kita akan menemukan satu sampai beberapa rumpun di belakang rumah (biasanya) pada wilayah pedesaan. Kalau kita ke sungai juga bisa menemukaanya. taman perumahan di kota pun juga tak begitu asing. Bambu yang memiliki nama ilmiah Bambusa sp ini memiliki banyak sekali variannya, seperti bambu petung, bambu ori, bambu kuning, bambu hitam dan banyak sekali mungkin tidak dapat kita sebutkan secara menyeluruh.
Dia begitu BERMANFAAT, bermanfaat sampai akhir hayat untuk umat. Ya, dari setiap serpihan jalan hidupnya selalu memberikan nilai positif bagi kehidupan ini. Dari serpihan tubuhnya pun bisa menjadi nyawa bagi orang lain. Bambu muda tumbuh di rumpunnya, dan dinamakan rebung. Nah rebung ini merupakan fase muda yang sering dimanfaatkan para ibu- ibu untuk menjadi hidangan di meja makan. Dibersihkan, kemudian dipotong kecil- kecil dan dicampur dengan santan. Dimasak menjadi risoles juga bisa kok, tergantung yang meraciknya menjadi apa.Kemudian untuk batang bambu remaja yang masih berwarna hijau juga memiliki banyak manfaat juga, dia bisa dimanfaatkan untuk membuat keranjang, tali, pagar rumah, bisa pula untuk menjaring ikan, dibuat rakit untuk sarana penyebrangan di sungai. akarnya juga bisa dibentuk menjadi kerajinan boneka yang lucu, seperti gajah, bebek, dibentuk kapal pun juga bisa Setelah menjadi tua pun juga memberikan manfaat. Jaman dahulu untuk membuat rumah juga menggunakan bambu, nah bambu yang digunakan merupakan bambu yang sudah tua. Karena lebih kuat dan tidak selentur masih muda. Sehingga dirasa lebih kokoh. Bisa menjadi usuk, reng, maupun dindingnya, hmm.. multifungsikan?. Manfaat bambu tidak cukup sampai disitu. Bambu yang sudah mulai lapuk juga masih bisa bermanfaat bagi ibu- ibu di dapur, menemani mereka untuk menanak nasi, menjerang air, merebus sayur, sampai menggoreng tempe. Ya, sebagai kayu bakar yang memantikkan api di tungku. Memberikan nyala yang cukup besar karena kayu yang sudah lapuk dan tua kandungan airnya sudah hilang.
cobalah bercermin pada diri sendiri, apakah kita sudah bermanfaat kepada lingkungan di sekitar kita? Seberapa besar potensi kita yang sudah kita persembahkan kepada masyarakat, orang tua, dan diri sendiri. Bagaimana pengembangan minat bakat kita untuk menjadi bernilai di mata orang lain? Memang sudah bukan saatnya kita untuk berpangku tangan, segala potensi yang kita miliki selayaknya dimaksimalkan untuk kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)
Intinya segera berdiri, menentukan langkah menuju masa depan, saatnya berprestasi, berkreasi, berbagi dan menginspirasi..
DEKAT dengan masyarakat, BERMANFAAT sampai akhir hayat !!!
0 komentar:
Posting Komentar