www.mengejarasa.com |
Bus tua itu menghampiriku.. aku tak bisa menolaknya karena hanya dia yang bisa mengantarkanku ke rumah.. akhir pekan ini pasti penuh, namun semoga masih ada tempat kosong untukku menyandarkan punggung, hari ini sungguh melelahkan sekali.. duh, hanya tinggal satu di samping jendela, seorang perempuan berjilbab biru duduk di sana, menghalangiku memasukinya.. tiba- tiba dia melambaikan tangannya ke arahku.. ah, dia siapa.. aku tak bisa melihat jelas wajahnya, kacamataku tertinggal di meja kerja sepertinya.. aku mendekat kemudian dia mempersilahkanku melewatinya.. dia menyapaku, "bagaimana kabarmu? masih ingatkah denganku?"
pertanyaan retoris yang tidak perlu aku jawab.. kamu bagian dari masa kecilku yang cukup cerewet, suka bercerita dan bertanya.. namun baik hati, sering memberi jajanan ketika kamu pulang dari pasar menemani ibumu.. teman bermain petak umpet, gobag sodor dan belajar iqra di surau di dekat sungai itu.. kita hanya bersama sampai SMP, kita SMA di kota yang berbeda.. kemudian aku meninggalkanmu lebih dulu dua tahun, karena aku harus meneruskan studiku di kampus surabaya.. sempat diriku mendengar kabar kalau kamu juga melanjutkan studimu di bandung.. setelah itu aku tak mendengar kabar darimu..
***
sepanjang perjalanan kamu bercerita panjang lebar tentang aktivitasmu di bandung.. sesekali aku bertanya untuk sesuatu yang membuatku penasaran.. ya, kamu seperti dulu.. selain itu kamu bercerita banyak hal yang akan kamu lakukan, mimpi - mimpimu.. kemudian kamu bertanya kepadaku, "kamu kok diam terus ya, hanya mendengarkan ceritaku.. aku juga ingin kamu bercerita juga.. apa cita cita mu? apa rencanamu di masa depan?"
"aku tidak muluk muluk.. aku hanya ingin terus mendengarkan ceritamu, menjadi pendengar setiamu.. membantumu dan melihatmu menggapai mimpimu.." aku hanya mengatakan yang ingin aku katakan sejak 8 tahun yang lalu karena memang belum masanya..
kamu terdiam, ekspresimu berbeda..
aku hanya bisa menghela napas,ikut terdiam..
***
bus ini terus melaju, namun kamu beranjak berdiri tanpa pamit karena bus hampir sampai depan rumahmu.. selang beberapa langkah kamu menoleh ke belakang seraya berkata, "senin depan bada ashar silaturrahimlah ke rumah"..
aku hanya bisa mengangguk, masih tak mampu mengartikan apa maksudmu..
"karena cinta itu tentang waktu, dialah yang membantu kita memahami apa itu cinta"..
***
samping jendela, 16 Maret 2015 - 09:09 WIB
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
0 komentar:
Posting Komentar