pagi tadi kembali bernostalgia ke waktu jaman SD dulu.. ya jalan- jalan ke hutan pinus di daerah saya. letaknya berada di bukit utara desa gumiwang lor wuryantoro, wonogiri. sekilas mungkin terlihat hutan biasa. namun bagi kami hutan ini sangat berharga. karena banyak kenangan manis yang mungkin tidak perlu saya ceritakan disini. kalau ke sana yg saya cari bukan haynya pemandangan, tapi suasana dan rasanya.. Hmm.. Bikin damai.. karena saat ini saya tidak ingin curhat, namun ingin berbagi sedikit ilmu yang mungkin bermanfaat untuk kita semua. selain dari berdasarkan pengamatan, saya juga sertakan berbagai literatur yang menunjang pembahasan profil dari spesies pinus atau dalam penamaan lain dalam bahasa indonesia disebut tusam. apapun namanya sebagai seorang ahli botani terbiasa menyebutnya Pinus mercusii untuk keseragaman nama spesies dalam taksonomi tingkat dunia.
pinus termasuk tanaman gymnospermae dimana alat reproduksinya yaitu strobillus. disini banyak sekali strobillus yang bisa kita temukan dan berceceran disekitar pohon maupun jalan. selain itu banyak pula daun pinus itu sendiri. pinus memiliki bangun daun berbentuk jarum
pinus di daerah kami merupakan pinus yang di budidayakan oleh Perum Perhutani. dimana pinus ini diambil getahnya untuk kebutuhan industri. untuk mengambil getahnya kami menggunakan istilah di "teres". dimana metodeny batang akan di buat cerukan supaya getahnya mampu keluar.
dalam satu pohon biasanya lebih dari satu cerukan. pada awalnya cerukanya hanya kecil. namun lama kelamaan bisa mencapai satu meter. hal ini dilakukan untuk menaikan jumlah produksi getah pinus.
supaya getah terkumpul maka di tampung menggunakan tempurung kelapa. di atas tempurung kelapa di sisipkan seng supaya aliranya tidak berceceran.. biasa 3-7 hari tempurung ini penuh, namun juga dipengaruhi oleh musim.
getahnya sangat kental. berwarna putih bening sampai kuning bening. dan getah ini bisa terbakar. namun tidak semudah minyak.
getah itu di kumpulkan di dalam tong. setelah mencapai kuota tertentu maka di kirim ke pabrik pembuatan vernis dan gondorukem.
literatur tambahan :
Taksonomi dan tatanama
Famili: Pinaceae Sinonim: P. sumatrana Jungh.; P. finlaysoniana
Wallich; P. latteri Mason; P. merkiana Gordon.
Nama lokal: tusam (Indonesia.); uyam (Aceh);
son song bai (Thai); merkus pine (perdagangan);
mindoro pine (Philipina); tenasserim pine (Ing-gris).
pinus termasuk Pohon besar, batang lurus, silindris. pohon dewasa dapat mencapai tinggi 30 m, diameter 60-80 cm. kalau yang tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, pan-jang 16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, pan-jang 2-4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.
Pembungaan dan pembuahan
Strobili jantan dan betina dapat ditemukan sepanjang tahun. Puncak pembungaan di Indonesia Maret dan berakhir Juni. Penyerbukan oleh angin. Perkembangan menjadi buah selama 11-15 bulan. Di Indonesia puncak pembuahan bulan Mei-Juli, Pohon mulai menghasilkan biji setelah umur 10-15 tahun. biji disebarkan angin.
Deskripsi buah dan biji
Buah: Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5 -10 cm, lebar 2-4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm. biji : Bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada biji dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga biji tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban biji meningkat.
(departemen kehutanan)
0 komentar:
Posting Komentar