Hujan kemarin . . suatu peristiwa
yang mengawali menuju perjalanan ke tempat yang kurindukan yaitu rumah . . dan
hujan yang membawaku terngiang berbagai ingatan, dan hujan yang membuat diriku
basah walau jas hujan ini sudah menyelimuti diri ini . . ternyata ada beberapa
titik sehingga beberapa bagian lembaran kain ini basah dan sempat membuatku
mengigil karena sudah lama tak terbiasa terkena air hujan dalam perjalanan naik
motor semenjak diriku ini menghuni dipan- dipan itu . . namun dingin dan rasa lelah
ini terbayarkan dengan semangkok mie ayam bakso “pak tukang’ pasar wonokarto
yang cita rasanya khas rempah wonogiri. namun dari perjalanan kemarin masih
menimbulkan tanda Tanya,” kenapa yang hujan hanyalah wilayah solo dan sukoharjo
saja dan itu deras sekali sehingga aku terpaksa menutup kaca helm ku yang sudah
jadul ini untuk menghindari rasa perih yang diakibatkan tembakan peluru air
yang diberikan oleh mendung hitam diatas sana. sedangkan sesampai batas
kabupaten malah wilayah kota gaplek ini kering kerontang”. namun ada berbagai
rumor yang bersiliweran di telinga ku bahwa ada ritual supaya tidak turun
hujan, sehingga tidak menggenangi proyek pembangunan waduk dan PLTA baru di
daerah monument bedol desa. entah benar atau tidak silahkan dianalisis sendiri.
Sebelum sampai di rumah aku masih
bisa menyempatkan diri untuk singgah di tempat yang sudah lama tidak aku
datangi. dimana tempat itu memberikan rasa cintaku ini bangkit kembali , untuk
lebih cinta terhadap tanah kelahiran ku ini. puncak joglo itulah nama tempat
ini. mungkin sudah 2 tahun tidak kesini. saat aku masih menggunakan 3230 lama
ku.dia kuanggap sebagai puncak dari tanah ini. walau mungkin dari ketinggian
dari aspek geografis tidak valid perkiraanku ini.
Tempat ini merupakan landasan
pacu dari aerosport FASI Indonesia yang terletak di wilayah wonogiri. di tempat
ini bisa menikmati indahnya sendiri, menikmati indahnya alam, menghapuskan
segala kepenatan aktivitas dan rasanya diri ini lepas. dan disini bisa
menikmati dari esensi ketenangan hidup yang sesungguhnya. sembari di belai oleh
sejuknya angin yang berembus dari bukit ke bukit. melihat karamba apung, obyek
wisata sendang asri, serta memandang pulau di tengah waduk, mengamati
sedimentasi tanah saat mengering, hijaunya perbukitan, jalanan yang seperti
ular yang dilihat dari sudut yang berbeda. itu jarang bisa kuamati semenjak
menimba ilmu di kota budaya ini.
Namun kenapa saat ini mungkin
anak SMP dan SMA yang statusnya “pacaran” malah begini. ada yang pegangan2
tangan dan duduk berdempetan. dan ada pula yang tidur dipangkuan kekasihnya. ada yang memeluk pinggang pacarnya. mana pula
yang saling menatap dan wajahnya berdekatan. dan ada juga yang saling membelai
entah rambut dan sebagainya. entah
kenapa aku jadi brpikir kenapa cewek itu murah sekali, dengan bermodal pedekate
selama 3 bulan maksimal paling modal pulsa 30 ribu dan gratisanya, bisa menjadi
pacarnya. lalu bisa mendapatkan apa yang ada di cewek itu. hmm. sadarilah bahwa
kamu itu mahal wahai kaum hawa.
Seperti sabda Rasulullah SAW :
“ dunia adalah perhiasan, dan sebaik- baik perhiasan adalah wanita shalihah” (HR. Muslim)
Sehingga aku bisa membuat quote
seperti ini :
Namun kita tidak akan mudah untuk mendapatkannya . . wanita yang anggun penampilannya . . dan shaliha pribadinya . .
#idealist
Islam ini sungguh menghargaimu.
kenapa kamu yang layaknya perhiasan itu bisa ditukar dengan kata cinta dan
buaian gombalan laki- laki yang masih labil hatinya. laki- laki normal saja
yang melihatmu memakai pakaian ketat, dari jauh saja pikiran nya bisa tidak
jelas, apalagi yang dekat dan berdampingan denganmu, apalagi yang berpegangan
tangan denganmu. kalau kamu bisa membaca pikiranya pasti kamu akan berlari
menjauh.
Itu sedekit fenomena yang ada di
puncak joglo. selang beberapa puluh menit aku pun turun dan beralih ke puncak
lain yang berada di prampelan. disana merupakan landasan pacu juga namun sudah
lama tidak digunakan. dan disini dibangun sebuah tower BTS dimana kalau malam
hari terlihat kelap kelip. sesampai
disana aku melihat pohon kamboja ( Plumeria sp) dimana itu merupakan pohon khas
pemakaman. dan benar saja disana ada beberapa nisan yang cukup terawat dan
indah. disini kita bisa melihat jalur sungai bengawan solo yang mengering. dan
dikejauhan terlihat pula alat keruk lumpur. lalu menemukan pula orang pacaran
juga. aku jadi berpikir, “ kenapa anak muda sekarang suka bermain di kuburan?
Apakah cari yang sepi? Berduaan lagi” ada juga yang berduaan di tepi jurang.
Kalian mau ngapain disana??
Menginjak setengah empat aku pun
turun dengan motor yang setia mengantarkanku . dengan beberapa foto yang sempat
kuambil saat di kedua tempat tadi. eh saat turun malah bertemu dengan beberapa
motor yang naik dimana dikendarai oleh muda- mudi.
Sebagai calon pendidik
Sebagai calon pendidik apa yang akan kita lakukan kawan? Mungkin
dari kita tidak tahu bagaimana lingkungan dan pergaulan anak muda sekarang ini.
bagaimana perkembangannya, dari sedikit cerita ini yang merupakan prolog bisa
menggugah diri kita untuk beritindak dimasa depan. mungkin dari kita tidak semuanya menjadi
pendidik dalam tanda kutip “guru” namun pastinya kita menjadi pendidik untuk
anak- anak, lingkungan dan masyarakat. akan kah fenomena ini akan terjadi
secara nyata dan jelas di sekitar kita? Akan kah tega anak kita akan menjadi
seperti mereka? Peserta didik kita akan menjadi seperti itu?
Kita yang sekarang di bangku
universitas digadang- gadang ( baca : diharapkan) menjadi agent of change,
apakah sudah mempersiapkan perubahan yang akan kita laksanakan?
Perubahan sosial budaya sekarang sudah berubah secara drastis, dimana perubahan nilai dan norma sudah mengalami sedimentasi layaknya sungai bengawan solo. ataukah karena perkembangan globalisasi? Gagalnya system pendidikan? Ataukah gagalnya pendidikan keluarga? Atau gagalnya pendidikan sosial?
Bahwa perkembangan globalisasi
yang ada seharusnya membantu kita untuk bisa mengenal dunia, meningkatkan
softskill supaya kita terus belajar dan
bertahan dalam hal kehidupan, mengembangkan potensi diri, semakin banyak
berinteraksi dengan segala komponen masyarakat yang tatarannya lebih luas.
Kemudian dengan adanya sistem pendidikan
(formal), bisa mengembangkan aspek dalam diri, seperti kognitif, afektif, dan
psikomotorik supaya lebih maksimal. Namun dalam praktiknya ketiga aspek itu
tidak dikembangkan secara seimbang, untuk aspek afektif di nomor tigakan,
padahal untuk hidup aspek afektiflah yang menunjang (mayoritas) langkah kita
dalam kehidupan yang sesungguhnya.
Pendidikan keluarga merupakan
pembentukan karakter yang sesungguhnya. disana seharusnya dibekali dengan
pendidikan agama, tata karma, nilai- nilai yang berlaku di masyarakat,
pembiasaan yang baik itu perlu juga diterapkan. disinilah kematangan anak itu
dibentuk, jika anak sudah matang di tataran keluarga, maka dia akan lebih
survival di masyarakat walau dia berada di belantara kehidupan. akan tetap
bersinar walau di dalam lumpur hitam sekalipun, dan tidak terkorosi oleh
atmosfer di sekitarnya. pendidikan etika juga harus diutamakan, bagaimana
beretika di depan orang tua, teman sebaya, guru, sampai bersosialisasi di
berbagai level masyarakat.
Di pendidikan sosial diajarkan
bagaimana membina suatu relasi, kepekaan sosial, kegotong- royongan, mengenal
berbagai karakter dan psikologis yang ada di masyarakat. Bagaimana untuk ulet
dalam bekerjasama dan beramanah, komitmen dan arti pengorbanan serta kebersamaan. Sehingga pendidikan karakter
untuk masa ini lebih diutamakan, jika dibandingkan dengan pendidikan lain.
dengan penambahan porsi yang lebih dari 50% dan bukan hanya sekedar teori,
namun pada pembiasaan sehari- hari. karena sekarang ini bangsa sedang mengalami
krisis pada aspek karakter. Dari beberapa hal yang disebutkan
diatas bisa dikembangkan sendiri sesuai pola pemikiran dan ideology masing
masing sehingga dalam pengembangan pendidikan karakter agent of change bisa
bervariasi dan lebih mendalam serta sesuai dengan kebutuhan.
0 komentar:
Posting Komentar