Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Minggu, 21 Desember 2014

Agar Pemuda Dirindui Syurga


pemuda
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Menjadi pribadi muda mulia amatlah hebat. Meski godanya dahsyat, tapi justru seperti itulah yang timbangan pahalanya berat. Dalam geraknya bergantung kesungguhan untuk taatkan diri. Dalam juangnya berletak keterbatasan untuk pedulikan sesama. Berujunglah balas syurga indah yang memikat hangat menjadi balas janji yang tunai terberikan.

Pemuda. Ia merupakan jiwa segar yang membawa peluang keuntungan yang amatlah besar. Padanya lah lahirnya kerja peran sebagai tulang punggung untuk membangun peradaban bangsa. Padanya pula adanya energi kebangkitan peradaban yang menggemparkan semesta. Lebih-lebih, pada puncaknya ia pun diistimewakan; segala ikhtiar yang dilakukan karena cintanya kepada Allah diganjar syurga yang penuh kenikmatan.
Jika kau ingin majukan bangsa, mulailah pemuda!
Jika kau ingin kembalikan kejayaan Islam dunia, mulailah pemuda!
Jika kau ingin hilangkan kehinaan dan kehancuran pada ummat ini, mulailah pemuda!
Dengan hatimu, pikiranmu, dan tanganmu
Bersebabkan orientasi inilah mereka dilambungkan namanya, dielu-elukan kerjanya, dan dibanggakan sebab ketaatannya di usia muda yang memancar akhlak syurgawi. Mereka pun disebut-sebut hormat oleh penduduk bumi dan disanjung penuh cinta oleh Allah yang Maha Tinggi. Demikianlah pesona. Taqwa yang melangit dan akhlak baik yang membumi menjadi saksi baginya. 

Meski demikian, kita juga dapat waspada dan mengerti bahwa keterpesonaan kaum muda bisa saja luntur sebab taqwa dan akhlak yang rapuh melepuh. Ia merelakan taqwa dan akhlaknya untuk mengekor pada perubahan zaman kebarat-baratan. Ia telah memilah, lalu lebih memilih menjadi pemuda ala adanya atau berbuat di luar batas yang telah ada. 

Alhasil kesenangan duniawi digandrunginya, bahkan kesenangan haram dengan mudahnya menancap ke pori-pori kulitnya. Jadilah kemudian sulit masuknya radiasi kebajikan dari luar. Jika dinasihati, tak didengar. Jika diperingati, tak digubris. Manakala dibacakan Al Quran, hatinya pun tak tersentuh. Dan manakala melihat peristiwa yang menyentuh pun, hatinya berpura-pura tak tahu menahu. Ia lebih suka berbuat perbuatan yang sia-sia lagi tak manfaat.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa memanfaatkan waktu muda untuk berlaku baik ialah keniscayaan. Sangat penting. Dengan bermodal taqwa yang melangit dan akhlak baik yang menawan kesekitaran, maka dua hal inilah yang membaikkan diri dan sesama di mata Allah yang Maha Esa.

Benarlah bahwa Rasulullah pernah mengajarkan kita dengan penuh cinta dan keteladanan. Bila berpesan sebab ia telah menindakkan, bila ia berkisah pun karena telah meneladankan. Sepenuh niat, setulus cintanya kepada Allah.
Meski lah sejak kecil hidup sebagai yatim, namun beliau memanfaatkan waktu mudanya dengan kecemerlangan, kemandirian, keberanian, serta kepercayaan yang menjadi pikatan sejarah kehidupan. Inilah bukti massa muda merupakan peluang keemasan. Karena sebagaimana pesan berhikmah untuk para pemuda tersampaikan: Ightanim syabaabaka qobla haramika (Manfaatkan waktu mudamu sebelum masa tuamu).

Pesan di atas bukan sekadar terlisan, tapi menyimpan artian pengajaran. Bahwasanya dari sinilah kita beroleh ajaran tuk manfaatkan massa penuh keemasan pada jejaring kebaikan yang telah terhampar; taat pada Allah yang Maha Rahman, manfaat pada alam yang telah disediakan. 

Sebagaimana banyak kita tahu mereka para pemuda yang berperan dalam lini-lininya; Sebagaimana sekelas 'Ali yang mudanya tahan cinta tak terungkap tuk Fatimah yang cantik nan menawan. Seperti halnya pula Ismail yang mudanya penuh taat pada Allah juga sepenuh baktinya atas kekataan dari Sang Bapak, Ibrahim 'Alaihis Sallam. Selayaknya juga kepemudaan Yusuf yang mudanya tak tergoda nafsu sesaat pada Zulaikha yang rupawan lagi bangsawan. Sesama halnya Al Fatih yang mudannya telah memikirkan ragam cara untuk menghebatkan kejiwaan diri; mahir berbagai bahasa, tekun beribadah, dan berhasil menaklukkan Konstatinopel sebagaimana dielu-elukan oleh Rasulullah.

Dari lelarik contoh para pemuda hebat yang terhimpun dalam kata-kata tersebut menandakan pesona syurgawi kan nampak pada mereka yang masih muda sebagaimana ‘Ali ibn Thalib yang tak mudah melepas kata tuk yang dicinta, sebagaimana pula Ismail, Yusuf, dan Fatih yang memiliki porsi ketaatan dan kehebatannya masing-masing sejak usia mudanya. 

Begitulah syurga yang menawan hati begitu dekat dengan harapan! Moga sebab ‘amal sholih dan saling bernasihat antar sesama dalam kebaikan, sampailah tuk berhimpun bersama kekawan muda yang sholih nan sholihat. Mari susuri jejaknya dan teladani jalannya!

oleh : Rendra Muchtar

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Agar Pemuda Dirindui Syurga Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan