ketika di ruangan ini aku kembali teringat tentang suatu masa ketika aku menuliskan sepotong cerita.. tak sengaja pula kamu membacanya.. mungkin dirimu sedikit terhenyak, karena tak pernah kamu duga, dan tak pernah kamu bayangkan.. ya, tulisan tentangmu.. tulisan sederhana tentang sepotong kehidupanmu, yang berjuang menapaki jalan, terkadang menantang hujan, melawannya tanpa selembar mantol yang melekat di badan.. bisa jadi ketika dalam perjalanan itu kamu merasakan kedinginan.. tulisan itu hanyalah sebuah cerita, tanpa ada bumbu cinta, hanya sekedar kagum saja.. namun kamu pasti merasakan sesuatu yang berbeda, bisa jadi tulisanku itu berharga..
kenapa aku bisa berkata demikian? mungkin aku juga yang kepedean, sebuah tulisan balasan tertulis di sana.. singkat, namun tak ditujukan secara jelas untuk siapa.. namun tak sengaja pula terbaca olehku.. aku mencoba juga untuk membalas juga, barangkali untukku.. namun seperti biasa tulisanku panjang dan melebar, dan itu pun berlanjut berbalas tanpa sesuatu yang jelas.. terpampang di sana, hanya yang merasa yang bisa memahaminya.. lama - lama juga diri ini tersadar bahwa hal ini tidaklah pantas, dan tulisan terakhir itu muncul, dan tulisan darimu juga muncul juga untuk mengakhirinya..
dari berbagai tulisan itu secara tersirat kita sepakat, sehingga tak ada kali kata yang terucap, dan berlanjut kepada kalimat yang tertulis.. bahkan untuk sekedar menyapa (seperti dulu) pun hilang.. terkadang aku merindukan masa lalu, ketika kita bisa bertemu, berbincang, membicarakan masa depan dan cita cita, bukan mimpi diantara kita, tapi demi orang orang yang di sekitar kita yang nantinya akan berdiri di sana.. ketika masa (ini) sudah selesai bisakah kita bertemu lagi? seperti dulu? ketika dulu ada senyum yang mengembang, namun sekarang yang kurasa hanyalah tatapan dingin tanpa ada jiwa di dalamnya.. bisa jadi rasa kagum yang dulu muncul dan tertulis, dipadu dengan ketidaksengajaan malah membuat batas diantara kita.. namun aku tidaklah menyesal, karena darimu dan dari cerita ini aku bisa belajar tentang rasa..
kenapa aku bisa berkata demikian? mungkin aku juga yang kepedean, sebuah tulisan balasan tertulis di sana.. singkat, namun tak ditujukan secara jelas untuk siapa.. namun tak sengaja pula terbaca olehku.. aku mencoba juga untuk membalas juga, barangkali untukku.. namun seperti biasa tulisanku panjang dan melebar, dan itu pun berlanjut berbalas tanpa sesuatu yang jelas.. terpampang di sana, hanya yang merasa yang bisa memahaminya.. lama - lama juga diri ini tersadar bahwa hal ini tidaklah pantas, dan tulisan terakhir itu muncul, dan tulisan darimu juga muncul juga untuk mengakhirinya..
dari berbagai tulisan itu secara tersirat kita sepakat, sehingga tak ada kali kata yang terucap, dan berlanjut kepada kalimat yang tertulis.. bahkan untuk sekedar menyapa (seperti dulu) pun hilang.. terkadang aku merindukan masa lalu, ketika kita bisa bertemu, berbincang, membicarakan masa depan dan cita cita, bukan mimpi diantara kita, tapi demi orang orang yang di sekitar kita yang nantinya akan berdiri di sana.. ketika masa (ini) sudah selesai bisakah kita bertemu lagi? seperti dulu? ketika dulu ada senyum yang mengembang, namun sekarang yang kurasa hanyalah tatapan dingin tanpa ada jiwa di dalamnya.. bisa jadi rasa kagum yang dulu muncul dan tertulis, dipadu dengan ketidaksengajaan malah membuat batas diantara kita.. namun aku tidaklah menyesal, karena darimu dan dari cerita ini aku bisa belajar tentang rasa..
***
Ruang Seperempat Lingkaran, 09.12.14 - 15:56
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
0 komentar:
Posting Komentar