Badan mikro dibatasi satu lapis membrane, bentuknya bundar, diameter
antara 0,2-1,5 mikron ( hamper sam dengan ukuran mitokondria dan lisosom ).
Badan mikro berisi enzim katalase dan oksidase yang dikelompokan pada
peroksisom. Sedangkan yang berisi enzim glikolat dan glikosolat dinamakan
glikosisom. Peroksisom terdapat pada sel hewan dan tumbuhan sedangkan
glikosisom umumnya pada tumbuhan saja.
Badan mikro terdapat pada sitoplasma dan umumnya terdapat didekat RE
. Pada tumbuhan badan mikro sering berasosisasi dengan kloroplas karena
mempunyai metabolic dalam reaksi jalur glikolat.
Enzim yang terdapat pada membrane badan mikro yaitu sitokron b5 dan
NADH-sitokron b5, reduktase yang biasanya sebagai protein integral, seadngkan
yang sifatnya protein peripheral seperti enzim-enzim sitrat dan malat
sintetase, malat dan 3 hidroksil-CoA dehidrogease dan krotonase.
Fungsi badan
mikro :
1. Oksidasi substrat
Reaksi oksidasi pada peroksisom jarinagan mamalia terjadi oleh
adanya enzim flavin oksidase yang menggunakan
O2 sebagai akseptor electron membentuk hydrogen peroksida H2O2 yang terbentuk
akan bersifat racun, oleh karena itu segera dirubah oleh katalase menjadi H2O +
½O2 pada peroksisom ( gambar
36 )
2. β- oksidasi asam lemak
Lipida netral ( triasil
gliserol ) yang disimpan dalam sitosol dihidrolisis oleh lipase menjadi asam
lemak bebas. Asam lemak diangkut oleh carrier ke
mitokondria untuk dioksidasi menjadi asetil-CoA. Asetil – CoA akan bergabung
denagn daur asam sitrat. Cadangan makanan lemak jaringan diperlukan untuk
proses perkecambahan adalah hidrat arang, karena terjadi konversi lemak menjadi
hidrat arang dengan perantaraan enzim glioksisom. Produknya asetil – CoA di dalam glioksisom dan dipakai untuk
membentuk asam dengan asam dengan atom C, dengan perantaraan daur glioksilat.
3. Daur glioksilat.
Daur ini seluruhnya terjadi pada glioksisom . daur glioksilat (
gambar 37 ). Reaksi ini dapat memakai satu- satunya sumber karbon yaitu asetil
– CoA. Dua asetil- CoA dipergunakan satu molekul suksinat diubah menjadi malat
dan kemudian pada sitosal diubah menjadi fosfenol piruvat untuk disintesis
menjadi glukosa baru.
4. Jalur Glikolat
Reaksi ini terjadi pada peroksisom yang erat hubungannya dengan daur
karbon pada kloroplas. Jalur ini melibatkan kloroplas, peroksisom mitokondria
dan sitosol untuk mengubah senyawa- senyawa yang tidak menjadi fosfat menjadi
glisin atau serin dan persenyawaan C1. Ketiga persenyawaan tersebut penting
pada biosintesis asam nukleat.
Pada kloroplas dibuat fosfoglikolat, glikolat fosfogliserat dengan
proses fotosintesis, karena kloroplas punya fosfotase maka dapat melepas fosfat
dari fosfogliserat dan fosfoglikolat menjadi glikolat.
Glikolat meninggalkan kloroplas dan masuk peroksisom. Dalam
peroksisom glikolat dioksidasi menjadi glioksilat. Glioksilat dapat diubah
menjadi serin atau kembali ke kloroplas. Kembalinya glioksilat ke kloroplas
diduga untuk menghilangkan NADPH yang dihasilkan saat fotosintesis. NADPH
direksidasi didalam kloroplas dengan tidak menghasilkan H2O2, tetapi H2o2
terbentuk di peroksisom karena terdapat katalase.
Glisin dari periksisom pada mitokondria diubah menjadi serin dan
diangkut kembali ke perioksisom kemudian dideaminasi menjadi oksalat dan
direduksi lagi menjadi gliserat. Gliserat fosfogliserat kembali. Inilah yang
disebut daur glikolat.
0 komentar:
Posting Komentar