Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Minggu, 18 Desember 2011

Multiple Intelligences

Kecerdasan menurut Multiple Intelligences :
Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai :
 Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata
 Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk di selesaikan
 Kemampuan untuk menciptakan sesuatu untuk menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang
Multiple Intellegences memiliki karakteristik konsep sebagai berikut :
 Semua Intelligensi berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian ini, tidak ada inteligensi yang lebih baik atau lebih penting dari intelegensi yang lain.
 Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak persis sama.
 Semua kecerdasan dapat di eksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkan secara optimal.
 Terdapat banyak indicator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. Dengan latihan, sesoramg dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki dan menipiskan kelemahan-kelemahan.
 Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut bekerjasama untuk mewujudkan aktivitas yang diperbuat manusia. Satu kegiatan mungkin memerlukan lebih dari satu kecerdasan, dan satu kecerdasan dapat digunakam dalam berbagai bidang.

 Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di deluruh/ semua lintas kebudayaan di seluruh dunia dan kelompok usia
 Tahap-tahap alami dari setiap kecerdasan dimulai dengan kemampuan membuat pola dasar. Contoh : music, misalnya ditandai dengan kemampuan membedakan tinggi rendah nada. Sementara spasial dimulai dengan kemampuan pengaturan tiga dimensi.
 Saat seseorang dewasa, kecerdasan di ekspresikan melalui rentang pengejaran profesi dan hobi. Kecerdasan logika-matematika yang dimulai sebagai kemampuan pola pada masa balita dan berkembang menjadi penguasaan simbolik pada masa anak-anak, misalnya, akhirnya mencapai kematangan ekspresi dalam wujud profesi sebagai ahli matematika, akuntan dan ilmuwan.
 Ada kemungkinan seorang anak berada pada kondisi “beresiko” sehingga apabila tidak memperoleh bantuan khusus, mereka akan mengalami kegagalan dalam tugas-tugas tertentu yang melibatkan kecerdasan tersebut
Sembilan Kecerdasan dalam Multiple Intelligences
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan Verbal-Linguistik berkaitan erat dengan kata-kata, baik lisan maupun tertulis beserta dengan aturan-aturannya. Cara belajar terbaik bagi anak-anak yang cerdas dalam verbal-linguistik adalah dengan mengucapkan, mendengarkan, dan melihat tulisan. Cara terbaik memotivasi mereka adalah mengajak mereka berbicara, menyediakan banyak buku-buku, rekaman, serta menciptakan peluang mereka untuk menulis. Guru perlu menyediakan peralatan membuat tulisan, menyediakan tape recorder, menyediakan mesin ketik atau keyboard untuk belajar mengidentifikasi huruf dalam kata-kata. Selain itu berikan dongeng kepada mereka dan lakukan Tanya jawab. Sesekali membawa anak-anak ke took buku atau perpustakaan merupakan langkah yang tepat.

2. Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika-matematika berkaitan dengan kemampuan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika. Guru dapat menstimulasi kecerdasan logika-matematika anak dengan :
(1) memberikan materi-materi konkret yang dapat dijadikan bahan percobaan, seperti permainan mencampur warna, permainan aduk garam-aduk pasir.
(2) menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dan memberikan penjelasan logis
(3) memberikan permainan-permainan yang merangsang logika anak seperti maze, permai nan miteri, permainan yang menggunakan kemampuan membandingkan, dan permainan yang membutuhkan kemampuan memecahkan masalah. Apabila perlu, ajaklah anak-anak mendatangi tempat-tempat yang dapat mendorong pemikiran ilmiah, seperti pameran komputer, museum.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan Visual-spasial berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah dan ruang secara akurat serta mengubah penangkapannya tersebut ke dalam bentuk lain seperti dekorasi, arsitektur, lukisan, patung. Guru dapat merangsang kecerdasan visual-spasial dengan melalui :
(1) berbagai program seperti melukis, membentuk sesuatu dengan plastisin, mengecap, dan menyusun potongan gambar;
(2) menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan anak mengembangkan daya imajinasi mereka, seperti alat-alat permainan konstruktif (lego, puzzle, lasie,), balok-balok bentuk geometri berbagai warna dan ukuran, peralatan menggambar, pewarna, alat-alat dekoratif (kertas warna-warni, gunting, lem, benang) dan berbagai buku bergambar
(3) menyediakan beberapa miniatur benda-benda yang disukai anak, seperti mobil-mobilan, pesawat terbang, rumah-rumahan, hewan, dan orang-orangan.
4. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan gerak-kinestetikberkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan mempergunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan dan tekstur.
Guru dapat memfasilitasi anak-anak yang memiliki kecerdasan ini dengan memberi kesempatan pada mereka untuk bergerak. Pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga anak-anak leluasa bergerak dan memiliki peluang untuk mengaktualisasikan dirinya secara bebas. Pembelajaran dapat dilakukan di luar ruangan seperti meniti titian, berjalan satu kaki, senam irama, merayap, dan lari jarak pendek. Permainan yang bermuatan akademis sangat membantu anak-anak menyalurkan kebutuhan mereka untuk bergerak.
5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musical berkaitan dengan kemampuan menangkap bunyi-bunyi, membedakan, menggubah, dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suara-suara yang bernada dan berirama. Kecerdasn ini meliputi kepekaan pada irama, melodi, dan warna suara.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak kecakapan, yakni kemampuan berempati pada orang lain, kemampuan mengorganisasi sekelompok orang menuju ke tujuan suatu tujuan bersama, kemampuan mengenali dan membaca pikiran orang lain, kemampuan berteman atau menjalin kontak. Kecerdasan interpersonal dibangun antara lain, atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, khususnya perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi dan intense (maksud)
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal berkaitan dengan aspek internal dalam diri seseorang, seperti, perasaan hidup, rentang emosi, kemampuan untuk membedakan emosi-emosi, menandainya, dan menggunakannya untuk memahami dan membimbing tingkah laku sendiri. Anak-anak yang cerda dalama intrapersonal, walaupun memiliki kemauan kuat tetapi mereka mampu mengubah ketika target awal gagal. Mereka mampu belajar dari kegagalan dan memahami kekuatan serta kelemahan mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka dapat dengan tepat mengungkapkan perasannya. Selai itu, mereka juga mampu menghargai diri sendiri dan memiliki kemampuan untuk berkreasi dan berhubungan secara dekat.
Awal masa anak-anak merupakan saat yang menentukan bagi perkembangan intrapersonal. Anak-anak yang memperoleh kasih sayang, pengakuan, dorongan, dan tokoh panutan cenderung mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan mampu membentuk citra diri sejati. Untuk merangsang kecerdasan intrapersonal, guru perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anak. Model permainan yang memperkenalkan berbagai emosi dan perasaan, serta identifikasi diri yang sebenarnya, menurut kaca mata anak, perlu dikembangkan. Selain itu, pengakuan akan keberbedaan gaya “belajar” anak mutlak diciptakan. Oleh karena itu, kesempatan untuk menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri tetap diperlukan di samping dorongan untuk bekerja sama dengan teman secara berpasangan dan berkelompok. Dorongan tumbuhnya kecerdasan intrapersonal harus disertai dengan sikap positif para guru dalam menilai setiap perbedaan individu. Pujian yang tulus, sikap tidak mencela, dukungan yang positif, menghargai pilihan anak, serta kemauan mendengarkan cerita dan ide-ide anak merupakan stimulasi yang sesuai untuk menumbuhkan kecerdasan intrapersonal ini.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasikan flora dan fauna dalam lingkungannya. Kecerdasan ini juga berkaitan dengan kecintaan seseorang pada benda-benda alam, binatang, dan tumbuhan. Kecerdasan naturalis juga ditandai dengan kepekaan terhadap bentuk- bentuk alam, seperti dedaunan, awan, batu-batuan.
Dalam kadar kecil, kecerdasan naturalis dapat diwujudkan dalam kegiatan investigasi, ekesperimen, menemukan elemen, fenomena alam, pola cuaca, kondisi yang mengubah karakteristik sebuah benda (es mencair ketika terkena panas matahari). Kecerdasan naturalis memiliki peran yang besar dalam kehidupan. Pengetahuan anak mengenai alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat mengantarkan mereka ke berbagai profesi strategis, seperti dokter hewan, insinyur pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, ahli farmasi, ahli geodesi, geografi, dan ahli lingkungan.
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos yang terjauh, dengan makna hidup, makna kematian, nasib dunia jasmani maupun kejiwaan, dan dengan makna pengalaman mendalam seperti cinta atau kesenian. Kecerdasan eksistensial juga berkaitan dengan kemampuan merasakan, memimpikan, dan menjadi pemikir menyangkut hal-hal yang besar (menjadi pemimpin).Stimulasi kecerdasan eksistensialis mungkin tidak mudah dilakukan. Meskipun demikian, tugas merenungkan sesuatu yang ada di sekitar anak dapat menumbuhkan kecerdasan ini. Kegiatan bercerita yang diakhiri pertanyaan-pertanyaan yang menggugah kesadaran dapat digunakan sebagai stimulasi eksistensial, seperti “Bagaimana jika kita tidak punya ibu?”, “Bagaimana jika tidak ada air?”


Manfaat Penerapan Multiple Intelligences
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila menerapkan Multiple Intelligence di dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.
1. Kita dapat menggunakan kerangka Multiple Intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas.
2. Dengan menggunakan Multiple Intelligences. Anda menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat dan talentanya.
3. Peran orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar..
4. Siswa akan mampu menunjukkan dan “berbagi” tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang “spesialis”
5. Pada saat anda “mengajar untuk memahami”, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi Multiple Intelligences
Kecerdasan yang dimiliki seseorang dapat berkembang sampai tingkat kemampuan yang disebut mumpuni. Pada tingkat ini, kemampuan seseorang di bidang tertentu, yang berkaitan dengan kecerdasan itu, akan terlihat sangat menonjol. berkembang tidaknya suatu kecerdasan bergantung pada tiga factor penting berikut :
 Faktor biologis (biological endowment), termasuk di dalamnya factor keturunan atau genetis dan luka atau cedera otak sebelum, selama, dan setelah kelahiran.
 Sejarah hidup pribadi, termasuk di dalamnya adalah pengalaman-pengalaman (bersosialisasi dan hidup) dengan orang tua, guru, teman sebaya atau orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat perkembangan kecerdasan.
 Latar belakang cultural dan historis, termasuk waktu dan tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis atau cultural di tempat yang berbeda.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Multiple Intelligences Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan