Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Jumat, 10 Januari 2014

Senatural mungkin aku lebih suka

Sebenarnya kita itu siapa?


http://quotediary.me/
seringkali orang itu memiliki dualisme dalam bersikap.. kadang menjadi si A , kadang menjadi B, dimana dua karakter itu berbeda.. malah keduanya bertolak belakang.. dan hal ini tidak dapat dipungkiri oleh semua orang.. kadang itulah yang membuat bingung dalam menyikapinya.. kapan kita harus menyikapinya ketika dia menjadi A, dan kapan pula menyikapinya menjadi B.. ketika kita melihatnya di lembaga A dia bersikap seperti ini, kemudian di lembaga B dia menjadi seperti ini, malah seperti bukan karakternya.. apalagi ketika menemukan ketika dia di facebook dia berujar c, kemudian di twitter berujar D.. ah, itu sangat membingungkan.. malah tidak mencerminkan karakter aslinya.. bisa dibilang, memiliki 5 karakter ada saat ketika dia menjadi si A, menjadi si B, menjadi si facebook C, menjadi si twitter D, dan menjadi si E, yaitu ketika dia menjadi karakternya sendiri..


Senatural mungkin aku lebih suka


sebuah lirik dari lagu D' masiv, saya melihatnya bukan sebuah lagu galau, atau hanya sekedar lagu cinta- cintaan semata.. ketika melihat lagu itu dari sisi positif, lagu itu mengajarkan kepada kita untuk menjadi diri sendiri, buka menjadi orang lain.. ataupun menjadi orang lain yang " aneh " dan seperti bunglon, dimana kita akan bersikap ketika ada label yang melekat dalam diri kita, dimana perubahan itu sangat drastis, namun akan berubah kembali ketika label itu mulai ditanggalkan.. Peterpan juga mengajarkan kepada kita untuk tidak bersembunyi di balik "topeng" yang menyamarkan karakter kita yang sebenarnya..


Perubahan kultur


ini bukan tentang perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan jaringan namun tentang budaya. bagaimana perubahan kultur di mana kita berada, dimana akan menuntut kita dalam menentukan sikap.. ya, dalam bermasyarakat madani kita akan dihadapkan dengan berbagai macam budaya yang sangat bertolak belakang.. ketika kita dihadapkan dalam lingkungan yang cukup sulit, dimana kita dipertemukan dengan kumpulan segolongan orang yang jauh dari aturan, dan kita dihadapkan pula pada lingkungan yang sangat baik, dimana kita dituntut untuk ini itu, supaya kita masuk ke dalam lingkaran mereka.. nah bagaimana dengan kita yang masih berproses untuk untuk menjadi sebuah pribadi yang mampu mengakomodir keduanya? menjadi seseorang yang baik merupakan pilihan, bahkan suatu kewajiban bagi orang yang sadar.. menjadi orang yang tegas, bukan lah suatu pilihan lagi tapi suatu keharusan.. apalagi tegas dalam menentukan sikap dan karakter, karena tak baik menjadi abu abu, lebih baik menjadi salah satu dari hitam dan putih, dimana keduanya memiliki perbedaan yang jelas, namun melalui proses yang realistis, perlahan dan terlihat jelas, bukan mendadak 180 derajat .. nah bagaimana kita dalam bersikap ketika menghadapi hitam dan putih itu?


Tegas, transparan


cukup menjadi diri sendiri, tak perlu repot untuk menjadi orang lain, padahal diri kita belum siap untuk masuk ke dalam zona putih, tunjukkan saja apa yang sudah dapat kita perbuat, sesuai dengan kemampuan yang ada.. kesiapan bukanlah suatu capaian yang mudah dilampaui, namun berproses perlahan, dengan membangun pondasi kuat sedikit demi sedikit..

akselerasi? bisa saja dilakukan, yang penting konsisten dan kadar katalisatornya disesuaikan.. perubahan bukanlah seperti kamen rider, cukup berkata " henshin " dalam satu kedipan mata yang dapat berubah secara drastis.. tunjukan saja apa capaianmu.. ketika orang lain mengharapkan lebih silahkan di iyakan, karena itu demi kebaikan.. namun tetaplah dikomunikasikan, ini jalan kita dalam berproses.. hidayah itu ada, tapi bukan kita yang menentukan kapan datangnya hidayah itu.. tapi kita berhak mencari jalan untuk lebih dekat untuk mendapatkannya..


memahami dasar logika dan rasa


bahwa islam mengajarkan bagaimana kita harus bersikap, menjadi sosok orang yang baik menjadi tujuan.. bersikap juga membutuhkan dasar untuk landasan untuk melangkah.. kita pasti memiliki pola yang sudah kita tentukan, berdasar pada Islam dan budaya yang mengelilingi kita.. nah untuk bersikap maka kita harus bisa berpikir jangka panjang memakai logika, apa yang kita lakukan ini akan membawa kebaikan ke depannya, atau malah sebaliknya. kita juga harus bisa merasakan apakah kita bersikap ini sudah "pas" dengan lingkaran yang kita ikuti atau tidak.. akulturasi dan asimilasi bukanlah hal yang mustahil terjadi, karena tuntutan setiap masa akan selalu berbeda, tinggal kita peka atau tidak.. kapan kita membaur, kapan kita membuat barikade.. pembenaran diri itu akan selalu ada, karena itu adalah imunitas psikologis jiwa.. namun cepat atau lambat logika akan meluruskan jalan kita..


mengikuti ilmu emas, dimana sifatnya akan selalu menjadi emas, dimanapun dan kapanpun, walau masuk ke dalam kubangan lumpur sekalipun,tetap bersinar dengan jati dirinya yang konsisten.. bukan menjadi sebuah besi dimana dia akan berubah, terkorosi oleh udara.. sifatnya pun berubah, menjadi logam yang mudah patah dan kusam.

 07 : 04, 10.01.14 dalam naungan meja bahasa arab kecil @WawanListyawan
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Senatural mungkin aku lebih suka Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan