Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Selasa, 07 Oktober 2014

Darah Wanita

Sifat sifat darah secara umum yaitu :


  1. Cair
  2. Kental
  3. Berbau ‘tidak enak’
  4. Tidak berbau

Warna warna darah :


  1. Hitam
  2. Merah
  3. Merah kekuning-kuingan
  4. Kuning
  5. Keruh

Darah yang keluar dari rahim wanita ada 3 jenis:


  1. Darah haid
  2. Darah nifas
  3. Darah istihadhah

Darah haid

Darah haid ialah darah sehat yang keluar dari rahim wanita.yang sedikitnya berusia 9 tahun. Darah ini keluar minimumnya selama sehari semalam (24 jam), maksimumnya 15 hari dan normalnya 6 atau 7 hari. Jadi masa suci bagi wanita antara dua haid tidak boleh kurang dari 15 hari

Hikmah haid


  1. Tanda wanita sehat jika keluar haid.
  2. Tanda sudah masuk baligh jika keluar haid.
  3. Tanda tidak hamil jika keluar haid.
  4. Tanda wanita masuk menopause (jika tidak keluar haid).

Darah nifas

Darah nifas ialah darah yang keluar dari rahim wanita yang melahirkan, minimumnya seketika, maksimumnya 60 hari dan normalnya 40 hari. Contoh :
Seorang ibu setelah melahirkan langsung mengeluarkan darah selama 53 hari, kemudian putus selama 8 hari, keluar lagi selama 3 hari. Maka :

  • 53 hari : nifas
  • 8 hari : suci
  • 3 hari : haid

Darah istihadhah

Darah istihadhah ialah darah yang keluar dari rahim wanita, ia bukan darah haidh atau darah nifas tapi darah penyakit. Hukumnya seperti hukum orang yang tidak bisa menahan kecing yang selamanya keluar.

Jenis darah istihadhah ada 5 macam :


  1. Darah yang keluar dari rahim gadis yang belum berusia 9 tahun.
  2. Darah yang keluar dari rahim wanita kurang dari sehari semalam (kurang dari 24 jam).
  3. Darah yang keluar dari rahim wanita lebih dari 15 hari
  4. Darah yang keluar dari rahim wanita yang melahirkan lebih dari 60 hari.
  5. Darah yang keluar dari rahim wanita sebelum habis masa suci 15 hari.

Bagi wanita yang mengeluarkan darah istihadhah yaitu bukan darah haid dan nifas (darah penyakit) wajib baginya melakukan shalat dan puasa.

Cara shalat bagi wanita istihadhah 


  1. mencuci darah istihadhah dari kemaluannya sebersih-bersihnya dan menutup rapat kemaluan dengan kain (pembalut). Sesuai dengan sabda rasulallah saw kepada hamnah binti jahsy ra “aku beritahukan kepadamu (agar menggunakan) kapas kerena kapas dapat menyerap darah” hamnah berkata: “darahnya lebih banyak daripada itu” rasulallah saw bersabda lagi: “maka pakailah penahan.” (hr abu daud, at-tirmidzi). Jika masih tetap keluar setelah diberikan penahan maka darah yang keluar (rembes) tidak membatalkan wudhunya dan shalatnya sah. Karena kesulitan baginya untuk mencegah darah yang keluar.
  2. wajib mengulangi mencuci darah dari kemaluannya dan menutup rapat kemaluan dengan kain (pembalut) setiap akan wudhu. Dan wajib wudhu setiap akan melakukan shalat.
  3. tidak boleh berwudhu sebelum masuk waktu shalat
  4. satu wudhu hanya bisa berlaku untuk satu shalat fardhu saja atau tidak boleh lebih dari satu shalat fardhu kecuali shalat sunah boleh dilakukan sekehendaknya.
  5. harus segera melakukan shalat setelah berwudhu tidak boleh ditunda. Jika shalatnya ditunda setelah berwudhu, maka wudhunya wajib diulangi, karena dikuatirkan darah akan keluar lebih banyak lagi. Hal ini sama dengan orang yang tidak bisa menahan kencing karena penyakit, shalatnya harus disegerakan setelah berwudhu tidak boleh ditunda.

Larangan bagi wanita haid dan nifas


  • Shalat.

Sesuai dengan sabda rasulullah saw kepada fatimah binti abi hubaisy: “jika datang haid maka tinggalkanlah shalat, dan jika telah pergi maka mandilah dan lakukanlah shalat” (hr bukhari muslim).

  • Puasa.

Rasulullah saw bersabda: “aku tidak melihat kurangnya akal dan agama yang lebih menguasai manusia dari wanita.”.  Beliau bersabda “wanita bangun malam tanpa mengerjakan shalat dan tidak puasa di bulan ramadan (karena haid), ini adalah kekurangan pada agama” (hr bukhari muslim).


  • Thawaf

Sesuai dengan sabda rasulallah saw kepada aisyah ra (ketika haji wada’ dan ia mendapatkan haid): “lakukanlah semua amalan yang dilakukan oleh orang yang melaksanakan haji, hanya saja engkau tidak boleh melakukan thawaf di baitullah” (hr bukhari muslim).

  • Thalak (cerai)

Wanita yang sedang haid tidak boleh diceraikan oleh suaminya.


  • Berdiam (i’tikaf) di masjid.

Rasulullah saw bersabda “tidak halal masjid bagi orang yang junub dan wanita yang sedang haid” (hr abu daud, ibnu majah, at-thabrani, ibnu khuzaimah dan ibnu al-qathan)

  • Bersetubuh

Allah berfirman: “mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “haid itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan allah kepadamu” [qs. Al-baqarah:222]

Mandi junub

Mandi menurut syar’i ialah meratakan air ke seluruh tubuh.

Rukun mandi junub:


  1. Berniat.
  2. Membasuh seluruh anggota tubuh mulai dari sebelah kanan.
  3. Sunnah mandi junub
  4. Mencuci kedua tangan 3x.
  5. Membasuh kemaluan
  6. Berwudhu secara sempurna
  7. Menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3x.
  8. Mengalirkan air ke seluruh badan dengan memulai dari sebelah kanan.

Bekal-bekal mengisi masa haid


  1. Dzikrullah
  2. Belajar mengajar
  3. Birrul walidain
  4. Berkhidmat pada suami
  5. Menambah kuantitas dakwah
  6. Silaturahim
  7. Memperbanyak infaq dan sedekah
  8. Muroja’ah hafalan qur’an dan hadits.

rincian masa haid

A. Jika masa pemisah kurang dari 15 hari

maka perinciannya sebagai berikut :
 Bila darah pertama dan kedua masih dalam rangkaian masa 15 hari terhitung dari permulaan keluarnya darah pertama,maka semuanya di hukumi haid termasuk masa berhenti diantara 2 darah tersebut.
Contoh :

  • keluar darah selama 3 hari : haid
  • berhenti selama 3 hari : haid
  • keluar lagi selama 5 hari : haid
  • Keseluruhan hari termasuk hari tidak keluar darah dihukumi haid, sebab semuanya masih dalam masa maksimal haid, yaitu 15 hari.

B. Bila darah kedua sudah di luar rangkaian masa 15 hari dari permulaan haid pertama ( jumlah masa pemisah dengan darah pertama tidak kurang dari 15 hari ).

 Sementara jumlah masa pemisah di tambah darah kedua tidak lebih 15 hari maka darah kedua dihukum darah fasad (darah kotor).
Contoh :

  • kurang 15 hari
  • keluar darah 10 hari : haid
  • berhenti selama 3 hari : haid
  • keluar lagi selama 10 hari : fasad (kotor)
  • lebih 15 hari
  • keluar darah 8 hari : haid
  • berhenti selama 9 hari : suci
  • keluar lagi selama 4 hari : fasad

C. Bila jumlah masa suci pemisah di tambah darah kedua melebihi 15 hari

 maka sebagian darah kedua dihukumi darah fasad (untuk menyempurnakan masa minimal suci pemisah), dan sisanya di hukumi haid kedua, bila memenuhi ketentuan haid.
Contoh :

  • keluar darah 8 hari : haid
  • berhenti 9 hari : suci
  • keluar lagi 7 hari : 6 hari fasad dan 1 hari haid
  • keluar darah 10 hari : haid
  • berhenti selama 4 hari : haid
  • keluar lagi 7 hari : 1 hari haid, 6 hari suci
oleh : keisya Avicenna - spesial for muslimah


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Darah Wanita Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan