PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM DIBIDANG PERLINDUNGAN TANAMAN :
1. Pembuatan tanaman resisten (kuljar & tanaman transgenik)
2. Meningkatkan kinerja agen biokontrol (mutasi mandul jantan , penambahan gen R trhdp pestisida)
3. Diagnosis dan Epidemilogi (mendeteksi, OPT)
DETEKSI PATOGEN
1. Berbasis Protein -> Metoda Serologi (antibodi :1. monoclonal (spesifik) 2. Policlonal (umum)
2. ELISA ( Enzym-Linked Immunosorbent Assay ) -> Plate ELISA
3. SADI (Single Antibodi Immunoassay) -> memakai kertas
4. DIBA (Dot Immunobinding Assay) -> memakai kertas
Berbasis asam nukleat
1. Slot blot/ dot blot hybridization (probe)
2. FISH (Flourescenten Situ Hibridization (Fluorochrome)
MEKANISME ANTAGONISME SECARA LANGSUNG :
1. Kompetisi : persaingan ruang maupun nutrisi antara antagonism dgn pathogen
2. Dual culture : kompetisi ditandai dgn adanya dominasi koloni antagonis sehingga pertumbuhan pathogen terhambat
3. Antibiosis : pathogen mengelurkan senyawa metabolit sekunder untuk menghambat pathogen
4. Dual culture : adanya zone penghambatan ; abnormalitas pada hifa pathogen ; melanisasi
5. Hiperparasit : parasit dari pathogen
6. Dual culture : kontak antara koloni ; adanya lilitan hifa ; adanya penetrasi hifa
7. Hipovirulen : penurunan virulensi pathogen karena adanya infeksi virus
PEMANFAATAN MUTASI DALAM PENEGENDALIAN BIOLOGI :
1. Secara Fisik (Sinar U.V; sinar X; sinar Gamma; Partikel beta dan sinar neutron)
2. Secara Kimia ( Etil Metan Sulfonat (EMS) ; Dietil Sulfat (DES); Nitrosa Metil Uretan (NMU), pestisida
PEMANFAATAN MUTASI
Pembuatan Jantan Mandul
1. teknik pemandulan (Autocidal control) : radiasi(X, gamma dll) senyawa pemandul (alkylatin agent, Aziridin)
2. Serangga yang mandul -> keturunan juga akan steril
Peningkatan Keefektifan agen Biokontrol
1. Mutasi- mutagen : senyawa kimia U.V -> benomyl resistan Trichoderma
2. Trichoderma menggunakan senyawa U.V & pestisida
3. Isolasi pestisida yang toleran
PEMANFAATAN TEKNIK KULTUR JARINGAN :
1. Fusi protoplast -> stimulasi dengan senyawa kimia(PEG) dan electrofusion (depolarisasi)
2. Protoplast fusion -> isolate Trichoderma resisten terhadap pestisida difusikan dgn isolate biasa
3. (+) dapat mengawinkan dari beda spesies, variasi yg didapatkan banyak
4. (-) sel hybrid tidak stabil/ kadang tidak dapat regenerasi
Pemeliharaan agen biokontrol obligat
1. Vasicular arbuscular mycorhiza pada akar inangnya -> dngn teknk transformasi -> A. tumifacients -> membuat akar rambut “hairy roots”
2. Pengembangan produksi metabolit tanaman secara in vitro
3. pengembangan pestisida nabati ( produksi azadiractin – kultur sel nimba)
4. Sumber variasi somaclonal (callus dan protoplas)
5. Protoplas (sel tanpa dinding sel)yg dihasilkan dari biakan cair -> diberi enzyme pendegradasi dinding sel (selulosa, pectolyase)-> dicentrifugasi-> protoplast->
6. diseleksi secara in vitro menggunakan toksin
7. [tanaman resisten bercak coklat / to early blight Alternaria solani pada kentang
KELEBIHAN SELEKSI KETAHANAN IN VITRO
1. Pertumbuhan cepat
2. Ruang dan tempat kecil
3. Tidak ada kontaminasi penyakit lain
4. Lingkungan sangat terkendali
5. Respon terhadap pathogen cepat
6. Memungkinkan dapat dikaji interaksi pathogen –inang
KEKURANGAN IN VITRO
1. Inang mungkin kehilangan ketahanan anatomi dan fisiologi sebagai tanaman seutuhnya sejalan dengan umur tnaman -> tdak ada lignofikasi, suberisasi
2. Kondisi kultur kemungkinan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan -> memperngaruhi ekspresi ketahanan (fenotipenya)
TAHAPAN DALAM REKAYASA GENETIKA :
Identifikasi gen pengendali karakter yg diharapkan
Mendesain dan memperbanyak gen yg akan disisipkan (cloning)
• Transformasi
• Elektroforesis
Gene gun
• Agrobacterium tumifacients
• Seleksi -> berdasarkan marker - antibiotik
• Pengujian
Bt Toksin (Bacillus thuringiensis) : bakteri entomopatogen yang menghasilkan endotoksin mirip Kristal yg efektif mengendalikan berbagai jenis hama
KONTROVERSI Bt Toksin :
• Efek toksin terhadap bukan organ target
• Kematian kupu kupu Monarch
• Populasi parasitoid meningkat
• Populasi musuh alami meningkat (predator)
Dari pernyataan diatas, bias dikatakan bahwa bioteknologi yang dimanfaatkan untuk fungsi perlindungan tanaman, menurut saya, bisa dilakukan dengan objek tidak langsung pada tanaman yang akan dikonsumsi. Menurut saya itu jauh lebih aman dari pada berspekulasi memakan tanaman hasil bioteknologi yang masih kontroversi. Jadi kesimpulannya adalah bioteknologi bisa dimanfaatkan untuk mengatasi serangan hama/perlindungan tanaman. Misalnya saja membuat wereng mandul, jika dari tanaman transgenic mungkin ada inovasi menyisipkan gen tanaman repelan ke tanaman pangan sehingga hama tidak menyerang contohnya adalah menyisipkan gen tanaman sereh ke padi agar padi beraroma seperti sereh, sehingga diharapkan serangga atau OPT lain yang suka menyerang padi akan pergi dengan sendirinya akibat aroma yang dikeluarkan padi. Masih banyak lagi contoh dari bioteknologi untuk perlindungan tanaman.
Oleh : Raisa Ilham Akbar
0 komentar:
Posting Komentar