Buku Muhammadiyah itu NU yang ditulis oleh Mochammad Ali Shodiqin ini merupakan buku yang sudah saya dapatkan sejak awal 2014 di jogja, namun baru sempat membaca ulang serta menemukan benang merah yang baru setelah menghubungkan dengan beberapa buku lain yang sudah saya baca. Bagi kader Muhammadiyah maupun NU saya sarankan untuk membaca buku ini untuk memperluas tentang jadi diri saudara tuanya yang masih sama-sama Islam dan sama-sama Indonesia namun kebanyakan akar rumput masih suka berkelahi tentang hal-hal yang furu.
Asal muasal mengapa buku ini ditulis yaitu penulis membuka kembali kitab fiqih Muhammadiyah 1924 yang konon KH ahmad dahlan masih turut berperan dalam penyusunannya sebelum beliau wafat. Kitab fiqih tersebut menggunakan aksara lama yaitu menggunakan bahasa jawa dan dengan huruf arab pegon. Kitab tersebutlah yang telah menunjukkan secara historis bahwa Muhammadiyah dan NU itu memiliki konsep fiqih yang sama, mazhab syafii. Kitab fiqih Muhammadiyah 1924 yang diterbitkan oleh bagian Taman Pustaka Muhammadiyah Yogyakarta isinya sama dengan kitab-kitab pesantren yang banyak diajarkan pesantren NU.
Buku biru hijau ini mengulas beberapa fakta sejarah bahwa sejatinya fiqih yang dianut oleh Muhammadiyah diawal berdirinya itu masih menganut mazhab fiqih syafii yang memang sudah tersebar luas di Indonesia yang disertai dengan pemahaman I’tiqad Ahlus sunnah Wal Jamaah serta tasawuf Imam Al Ghozali. Namun sejak runtuhnya Turki Usmani, bangkitnya dinasti Saud dan gerakan Wahabi maka pedoman masyarakat Islam di tubuh Muhammadiyah mulai berubah.
Buku yang ditulis oleh kader Muhammadiyah yang masih mengalir amalan amalan NU di dalam kesehariannya ini merupakan buku yang bertujuan baik. Buku ini bertujuan untuk mendamaikan kembali warga Muhammadiyah dan warga NU yang sering bertempur mulut dalam masalah ikhtilaf. Saya punya teman yang aktif di Muhammadiyah dan sering sekali membahas masalah yang khilafiyah, sepertinya dia kurang belajar tentang kesejarahan NU dan Muhammadiyah terutama dalam hal fiqih.
Mochammad Ali Shodiqin membagi buku ini menjadi empat bab, bab I akan membahas sejarah Muhammadiyah dari awal berdiri dan ulama-ulama yang berperan di dalamnya. Bab II membahas tentang fiqih Muhammadiyah dari masa ke masa. Metamorphosis ormas Muhammadiyah mengalami empat masa yaitu masa syafii (1912-1925); masa pembauran syafii-wahabi (1925-1967); masa himpunan putusan tajrih (1967-1995) ; masa pembauran himpunan putusan tajrih – globalisasi (1995-kini). Mazhab syafii masih diamalkan walaupun sedikit sampai tahun 1967 namun setelah qunut dihapuskan pada tahun 1972 lewat muktamar pekalongan sehingga setelah pasca itu Muhammadiyah mengalami perubahan yang besar.
Bab III berisi tentang perubahan fiqih yang terjadi di dalam Muhammadiyah dari awal berdiri serta perbandingan dengan fiqih empat imam mazhab dari hanafiyah, malikiyah, syafiiyah, dan hanabillah. Pokok-pokok bahasan mencakup banyak hal yang sekarang menjadi khilafiyah seperti hukum menyentuh lawan jenis pasca berwudhu, sholat, adzan, khutbah, dan jenazah tanpa ratus. Bab IV mencantumkan kitab fiqih muhammdiyah 1924 dalam teks asli kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia serta beberapa penjelasan tentang amalan yang sudah tidak diamalkan oleh warga Muhammadiyah sekarang. Pembahasan dalam kitab tersebut mencakup thaharah, shalat, jenazah, mengurus mayit.
0 komentar:
Posting Komentar