Pemimpin. Apabila mendengar kata itu yang terlintas dalam benak kita adalah sosok tegas dan gagah bak jendral. Tetapi sesungguhnya tidak hanya seperti itu. Perempuan yang terkenal dengan kelembutannya pun bisa menjadi pemimpin. Pemimpin? Ya, pemimpin yang perannya sangat dibutuhkan. Perempuan adalah pemimpin anak-anaknya yang kelak akan meneruskan perjuangan untuk bangsa dan Negara. Menjadi seoarang Ibu, itulah salah satu peran serta perempuan untuk memajukan bangsa ini.
Memang, ibu memiliki jasa yang luar biasa besarnya dalam mendidik anak-anaknya menjadi manusia dewasa dengan berbagai macam karakter. Tidak diragukan lagi peran ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya sangatlah penting. Cara didik seorang ibu sangat berpengaruh terhadap karakter anak yang dididiknya. Ibulah yang meletakkan dasar-dasar karakter seseorang. Jika anak tersebut tumbuh menjadi manusia besar dengan budi pekerti yang luhur, ibulah yang membentuknya.
Bagaimana dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seorang ibulah yang membentuk pemimpin-pemimpin bangsa dengan kepribadian yang kuat. Seorang ibu pula yang membentuk generasi-generasi penerus yang berkualitas. Dengan kata lain, ibulah yang membentuk karakter-karakter dasar setiap orang dalam bangsa ini.Cerminan tersebut menyatakan bahwa “baik buruknya moral suatu bangsa, dapat dilihat dari perempuan-perempuannya”. Jika perempuan-perempuan (ibu-ibu) dalam bangsa itu menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan baik, akan baik pulalah kondisi moral bangsa itu. Jika perempuan-perempuannya rusak, rusak pulalah bangsa itu.
Sekarang, jika kita lihat kondisi bangsa Indonesia, akan nampak bahwa bangsa ini sedang mengalami kebobrokan moral. Hal itu nampak jelas dengan berbagai macam tindakan yang melanggar hukum, norma susila, maupun norma agama bermunculan. Hampir setiap hari terdengar berita akan buruknya tingkah laku bangsa kita. Kalaupun ditelusuri lebih jauh tidak sedikit yang berhubungan dengan perempuan bahkan bisa jadi karena perempuanlah penyebab utama. Hal ini bukan mendiskriminasi perempuan, tetapi fakta yang berbicara.
Sudah saatnya kita lihat kembali bagaimana karakter, kepribadian, dan sikap perempuan-perempuan dalam bangsa ini. Pada zaman ini perempuan-perempuan dalam bangsa kita mengalami kemunduran moral, tidak lagi menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan semestinya. Padahal, perempuanlah yang nantinya membentuk karakter pemimpin-pemimpin bangsa ini. Lantas, bagaimanakah nasib bangsa kita ke depannya jika perempuan-perempuannya tidak mengadakan perubahan dan bertahan dengan moralnya yang bobrok? Bangsa Indonesia tidak akan mengalami kemajuan, justru akan semakin mundur. Sudah saatnyalah perempuan-perempuan dalam bangsa ini memperbaiki diri dan menjadi perempuan dengan kepribadian yang kuat, tidak rapuh. Karena dialah yang akan menjadi ibu dan membentuk karakter bangsa ini.
0 komentar:
Posting Komentar