Kalau boleh dengki, saya ingin kepada pencipta jam, weker, dan smartphone. Berapa pahala yang dia kumpulkan karena telah mengingatkan kita untuk ingat kepada sang pencipta. Bagimu yang sudah bangga karena sudah shubuh berjamaah di masjid cobalah refleksikan kembali. Kamu bangun karena apa? Karena siapa? Bukanlah masih perlu bantu bantuan orang lain. Ketika kamu terbangun apa karena kehendakmu? Ketika kamu sudah bisa bangun sendiri apakah itu murni karena kehendakmu? Bukankah itu adalah bukti cinta-Nya yang hadir kepadamu dan memanggilmu untuk datang kepada-Nya saat itu juga.
Alangkah rugi ketika kita berjumpa dengan-Nya hanya sekedar fisik kita semata, tanpa bisa menghadirkan jiwa kita. Dia memanggil kita seutuhnya. Namun seringkali kita hanya hadir berwujud badan, namun entah kemana si pikiran ini bersemayam. Apakah tentang pekerjaan? Ataukah tentang pasangan?. Coba saja kamu bertemu dengan orang yang kamu cintai, apakah nikmat kamu bisa memandangnya dan berbincang dengannya namun pikirannya tidak tertuju padamu. Bukankah kamu muak dan cenderung mendiamkannya bahkan meninggalkannya. Bagaimana dengan perasaan Allah kepadamu? Apakah Dia muak? Membencimu?
Setahuku tidak, Dia masih belum mencabut nyawamu, masih sering memanggilmu untuk menemui-Nya. Bagaimana dengan balasanmu atas belaskasihannya? Masihkah ingin kamu setengah-setengah menemui-Nya?
***
Di depan Aquarium, 29 Desember 2015 - 21:15
0 komentar:
Posting Komentar