Kamis Sore, 18 Mei 2017 Studi Wawasan Islam membedah materi "genealogi muslim Tionghoa di nusantara" bersama Ustad Arif Wibowo, SP., M.PI, ketua Pusat Studi Peradaban Islam Solo (PSPI Solo). Gelombang besar kedatangan etnis tionghoa di nusantara berkisar pada abad 17-18 M ketika kongsi-kongsi dagang Barat mendatangkan mereka untuk kepentingan kemajuan koloni. di masa itu mereka mulai menetap dan membentuk komunitas ekslusif dan terpisah baik secara ruang, budaya terutama ideologi. secara sosiogis etnis tionghoa mendapat kedudukan ras kedua diatas pribumi dan hak istimewa untuk memungut pajak, menjual candu, dan membuka rumah judi. sejak masa itulah mereka memantapkan kedudukan secara sosio-kultural dan membentuk identitasnya.
Seiring dengan peranan dan posisi mereka sebagai perantara antara pemerintah dengan rakyat pribumi, bersamaan dengan keistimewaan yang mereka raih, kemudian kecenderungan hidup ekslusif dan tidak melebur dengan masyarakat sekitar, menyebabkan seringnya konflik antara tionghoa dan pribumi. Jurang perbedaan identitas antara etnis tionghoa dan kaum pribumi yang seolah sulit melebur ini yang menyebabkan mudah timbulnya gesekan dan konflik antar keduanya. Identitas tionghoa yang dipegang teguh ini ternyata bukan hanya dalam ciri fisik saja, namun juga dalam budaya, cara hidup, cara fikir, bahkan agama.
Perbedaan dasar keempat aspek diatas inilah yang membuat sentimen antara tionghoa dan pribumi begitu awet dan bertahan lama. etnis tionghoa dikesankan selalu memiliki dunianya sendiri yang susah untuk dipahami. alienasi terhadap kebanyakan kaum etnis tionghoa di indonesia masih tetap berjalan.
meski begitu, sebenarnya telah banyak sumber-sumber kuno maupun informasi yang telah dihimpun dalam berbagai literature ilmiah yang menyebutkan bahwa salah satu agen penyebaran agama Islam masuk ke tanah kepulauan nusantara adalah bangsa cina atau etnis tionghoa. Bahkan para pengelana dari cina.ini telah mendirikan komunitas dan tempat peribadahan bagi komunitas Islam di kota kota pantai utara Jawa. Selain juga telah terjalin hubungan kekerabatan dan.ikatan perkawinan antara etnis tionghoa dengan para Raja atau etnis penguasa lokal.
0 komentar:
Posting Komentar