BIJI
Bagian utama dari biji adalah kulit biji, endosperm bila ada, dan embrio. Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari ovulum. Beberapa bagian dari ovulum hilang, dan beberapa yang baru terbentuk. Jarang sekali semua bagian ovulum di dalam ovarium menjadi biji. Misalnya buah cheri yang mempunyai 2 ovulum pada tiap ovarium, tetapi hanya satu ovulum yang berkembang menjadi biji. Biji mempunyai bentuk, ukuran, warna, dan permukaan yang bervariasi.
Endosperm
Endosperm merupakan hasil pembelahan inti primer endosperm yang berkali-kali, dan berfungsi memberi makan embrio yang sedang berkembang. Tidak semua golongan tumbuhan membentuk endosperm. Tumbuhan yang tidak membentuk endosperm adalah suku Orchidaceae, Podostemaceae dan Trapaceae. Berdasarkan cara terjadinya/perkembangannya, endosperm dibedakan menjadi 3 tipe yaitu:
1. Nuklear.
Pada tipe ini pembelahan inti pertama serta pembelahan selanjutnya tidak diikuti oleh pembentukan dinding sekat, sehingga inti tetap bebas.
2. Seluler.
Pembelahan pertama dan pembelahan selanjutnya diikuti oleh pembentukan dinding sekat. Di sini kantong embrio terbagi dalam ruangan-ruangan, walaupun di antaranya ada yang mengandung lebih dari satu inti. Misalnya, pada Peperomia.
3. Helobial.
Tipe ini merupakan tipe intermediair antara tipe pertama dan tipe kedua. Misalnya pada Helobiae.
Derajat ploidi (jumlah n kromosom) endosperm bervariasi tergantung pada jumlah inti megaspora yang berfungsi pada pembentukan gametofit betina. Endosperm pada kebanyakan tumbuhan mempunyai derajat plodi 3 (triploid). Ploidi pada endosperm haustorium pada Thesium alpinum lebih dari 384 n. Yang mempunyai ploidi sangat tinggi adalah endosperm Arum maculatum, yaitu 24576 n.
Terjadinya poliploidisasi pada endosperm disebabkan karena peristiwa endomitosis dan fusi inti di dalam sel-sel endosperm (Kapoor, dalam Bhajwani dan Bhatnagar, 1978).
Sel-sel endosperm biasanya isodiametris, di dalamnya terdapat butir-butir amilum, lemak, protein, atau butir-butir aleuron. Pada serealia, beberapa lapisan endosperm yang terluar menjadi terspesialisasi baik secara morfologi maupun fisiologi, dan menyusun suatu jaringan aleuron. Pada gandum jaringan aleuron terdiri atas 3-4 lapis sel. Pada waktu biji masak, lapisan aleuron masih tetap hidup, dan bagian sel yang mengandung amilum dikelilingi oleh lapisan aleuron. Sel-sel aleuron mempunyai dinding tebal, dan sitoplasma tidak bervakuola. Pada Dicotyledoneae aleuron tidak merupakan lapisan, tetapi merupakan butir-butir yang terdapat di dalam sel endosperm. Misalnya pada Ricinus communis, Viccia faba, dll.
Tergantung pada ada atau tidaknya endosperm pada biji, maka dibedakan 2 tipe biji yaitu:
1. Endospermus (albuminus)
Pada biji dijumpai adanya endosperm. Misalnya pada: Zea mays, Ricinus communis, Phaseolus vulgaris, dll.
2. Non endospermus (eks albuminus)
Pada biji tidak dijumpai adanya endosperm.Misalnya pada: Areca catechu, Piper nigrum,Glycine max, Cucurbita, dll
Apabila di dalam biji tidak dijumpai adanya endosperm, fungsi nutritif bagi embrio yang sedang berkembang diambil alih oleh jaringan yang ada di dalam ovulum. Pada suku tertentu, antara lain Amaranthaceae, Cannaceae, Peperraceae, Capparidaceae, jaringan nuselus di bawah kantong embrio membeah. Aktivitas pembelahan terus bertambah. Sel-sel muselus dan epidermis nuselus tersebut banyak mengandung amilum, sedang endospermnya sendiri yang hanya terdapat di sekitar embrio sangat mengalami reduksi bila dibanding perisperm. Pada biji Myristica fragans (pala) endosprem dan perisperm berkembang sama kuat. Pada Cyanastrumendosperm dan sebagian besar nuselus tidak tampak selama perkembangan biji. Sel-sel nuselus yang ada di bagian khalaza, tepat di atas jaringan vaskuler aktif mengadakan pembelahan membentuk jaringan yang nyata disebut khalasosperm. Sle-sel jaringan ini penuh dengan lemak dan amilum, berfungsi sebagai pengganti endosperm.
Endosperm merupakan hasil pembelahan inti primer endosperm yang berkali-kali, dan berfungsi memberi makan embrio yang sedang berkembang. Tidak semua golongan tumbuhan membentuk endosperm. Tumbuhan yang tidak membentuk endosperm adalah suku Orchidaceae, Podostemaceae dan Trapaceae. Berdasarkan cara terjadinya/perkembangannya, endosperm dibedakan menjadi 3 tipe yaitu:
1. Nuklear.
Pada tipe ini pembelahan inti pertama serta pembelahan selanjutnya tidak diikuti oleh pembentukan dinding sekat, sehingga inti tetap bebas.
2. Seluler.
Pembelahan pertama dan pembelahan selanjutnya diikuti oleh pembentukan dinding sekat. Di sini kantong embrio terbagi dalam ruangan-ruangan, walaupun di antaranya ada yang mengandung lebih dari satu inti. Misalnya, pada Peperomia.
3. Helobial.
Tipe ini merupakan tipe intermediair antara tipe pertama dan tipe kedua. Misalnya pada Helobiae.
Derajat ploidi (jumlah n kromosom) endosperm bervariasi tergantung pada jumlah inti megaspora yang berfungsi pada pembentukan gametofit betina. Endosperm pada kebanyakan tumbuhan mempunyai derajat plodi 3 (triploid). Ploidi pada endosperm haustorium pada Thesium alpinum lebih dari 384 n. Yang mempunyai ploidi sangat tinggi adalah endosperm Arum maculatum, yaitu 24576 n.
Terjadinya poliploidisasi pada endosperm disebabkan karena peristiwa endomitosis dan fusi inti di dalam sel-sel endosperm (Kapoor, dalam Bhajwani dan Bhatnagar, 1978).
Sel-sel endosperm biasanya isodiametris, di dalamnya terdapat butir-butir amilum, lemak, protein, atau butir-butir aleuron. Pada serealia, beberapa lapisan endosperm yang terluar menjadi terspesialisasi baik secara morfologi maupun fisiologi, dan menyusun suatu jaringan aleuron. Pada gandum jaringan aleuron terdiri atas 3-4 lapis sel. Pada waktu biji masak, lapisan aleuron masih tetap hidup, dan bagian sel yang mengandung amilum dikelilingi oleh lapisan aleuron. Sel-sel aleuron mempunyai dinding tebal, dan sitoplasma tidak bervakuola. Pada Dicotyledoneae aleuron tidak merupakan lapisan, tetapi merupakan butir-butir yang terdapat di dalam sel endosperm. Misalnya pada Ricinus communis, Viccia faba, dll.
Tergantung pada ada atau tidaknya endosperm pada biji, maka dibedakan 2 tipe biji yaitu:
1. Endospermus (albuminus)
Pada biji dijumpai adanya endosperm. Misalnya pada: Zea mays, Ricinus communis, Phaseolus vulgaris, dll.
2. Non endospermus (eks albuminus)
Pada biji tidak dijumpai adanya endosperm.Misalnya pada: Areca catechu, Piper nigrum,Glycine max, Cucurbita, dll
Apabila di dalam biji tidak dijumpai adanya endosperm, fungsi nutritif bagi embrio yang sedang berkembang diambil alih oleh jaringan yang ada di dalam ovulum. Pada suku tertentu, antara lain Amaranthaceae, Cannaceae, Peperraceae, Capparidaceae, jaringan nuselus di bawah kantong embrio membeah. Aktivitas pembelahan terus bertambah. Sel-sel muselus dan epidermis nuselus tersebut banyak mengandung amilum, sedang endospermnya sendiri yang hanya terdapat di sekitar embrio sangat mengalami reduksi bila dibanding perisperm. Pada biji Myristica fragans (pala) endosprem dan perisperm berkembang sama kuat. Pada Cyanastrumendosperm dan sebagian besar nuselus tidak tampak selama perkembangan biji. Sel-sel nuselus yang ada di bagian khalaza, tepat di atas jaringan vaskuler aktif mengadakan pembelahan membentuk jaringan yang nyata disebut khalasosperm. Sle-sel jaringan ini penuh dengan lemak dan amilum, berfungsi sebagai pengganti endosperm.
Embrio
Telur yang telah dibuahi disebut zigot, dan ini merupakan sel tunggal yang bersifat diploid. Polaritas embrio pada Angiospermae adalah endoskopik, yaitu berlawanan dengan mikrofil. Pembelahan zigot yang pertama kali pada kebanyakan Angiospermae dengan dinding melintang, sehingga menghasilkan proembrio 2 sel. Dari proembrio 2 sel ini:mbagi 5 tipe perkembangan embrio pada Dicotyledoneae sebagai berikut:
a). sel bagian atas disebut sel terminal (sel apikal), merupakan sel yang jauh dari mikrofil.
b). sel bagian bawah disebut sel basal, merupakan sel yang letaknya dekat dengan mikrofil.
Pembelahan zigot dengan dinding tegak lurus (suku Loranthaceae) atau miring (Triticum sp.) adalah jarang. Variasi pola perkembangan embrio pada awal embriogeni merupakan hal umum pada tumbuhan Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae. Dari stadium 2 sel sampai stadium pembentukan organ biasanya disebut proembrio. Perkembangan awal proembrio pada Monocotyleconeae dan Dicotyledoneae adalah sama sampai stadium oktant (8 sel). Perbedaannya tampak pada saat awal terbentuknya kotiledon dan plumula. Berdasarkan cara pembelahan sel apikal (ca) proembrio 2 sel dan peranan sel basal (cb) serta sel apikal pada pembentukan embrio selanjutnya, maka Maheshwari (1950) membagi 5 tipe perkembangan embrio pada Dicotiledonae sebagai berikut:
A. Sel apikal dari proembrio 2 sel membelah secara longitudinal.
1. Tipe Criciferae
Sel basal berperan sedikit atau tidak sama sekali pada perkembangan embrio selanjutnya. misalnya: Capsella bursa-pastoris
2. Tipe Asteraceae
Sel basal dan sel apikal berperan dalam perkembangan embrio selanjutnya. misalnya: Ulrica, Penaea.
B. Sel apikal dari proembrio 2 sel membelah secara transversal.
1. Sel basal hanya sedikit berperan atau tidak sama sekali pada perkembangan embrio selanjutnya.
a. Tipe Solanaceae Sel basal biasanya membentuk suspensor. misalnya: Nicotina, Datura.
b. Tipe charyophyllaceae
2. Sel basal dan sel apikal berperan dalam perkembangan embrio selanjutnya:
tipe Chenopodiaceae misanya: Chenopodium bonus-henricus.
Menurut Johansen (1950) dikenal tipe keenam yaitu tipe Piperaceae misalnya pada suku Piperaceae dan Loranthaceae. Tipe ini didasarkan pada pembelahan zigot pertama kali yaitu dengan dinding Vertikal (tegak lurus).
Suspensor
Merupakan bagin embrio yang terletak berdekatan dengan Ujung radikula. Perkembangan suspensor mencapai maksimum pada saat embrio mencapai studium bulat (globuler). Pada biji yang masak, sisa-sisa suspensor masih dapat dilihat. Suspensor menunjukkan variasi dalam bentu, ukuran serta sel yang menyusunnya.Variasi ini biasanya berhubungan dengan fungsi nutritif pada embrio. Pada tumbuhan yang tidak mempunyai endosperma, suspensor bersifat houstorium. Dikatakan pula selain membantu memberi makan, suspensor merupakan akar embrionik yang bersifat sementara. Menurut Sussex, et. al. (1973), sel-sel suspensor pada Phaseolus coccineous banyak mengandung RNA dan protein.
Kulit biji
Pada waktu ovulum berkembang menjadi biiji, integumen menjadi kulit biji. Selama perkembangan biji terjadi perubahan-perubahan histologi didalam integumen. pada ovulum yang bitegmik kulit biji mungkin murupakan derivat dari kedua integumen, atau mungkin integumen dalam mengalami degenarasi, dan kulit biji dibentuk oleh integumen luar saja.
Gossypium Sp mempunyai ovulum yang bitegmik, dan kedua integumen berperan dalam pembentukan kulit biji. Perubahan-perubahan histologis napak jelas 6 hari estela perubahan. Struktur anatomi kulit biji sangatbervariasi untuk setiao jenis tumbuhan.
Sel-sel parenkim pada integumen mengalami deferensiasi menjadi aerenkim, kolenkim, sel-sel tempat cadangan makanan, sel-sel tanin, sel cristal, sel gabus, sel sklerenkim dan lain-lain. Berdasarkan jeringan penguat ada kulit biji, kulit biji ibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:
1. Eksotestal
Jaringan penguat pada kulit biji berasal dari epidermis luar integumen luar. Misal pada suku Begoniaceae, Leguminosaceae dan lain-lain.
2. Mesotestal
Jaringan penguat pada kulit biji berasal dari lapisan tengah integumen luar, yang bentuknya kuboid atau memanjang kearah tangensial. Misal pada suku
Cucurbitaceae, Theaceae, Rosaceae.
3. Endotestal
Jaringan penguat pada kulit biji berasal dari lapisan terdalam integumen luar. Endotesta ini mungkin terdiri atas satu lapis atau banyak lapisan. Misal pada suku Vittaceae, Magnoliaceae.
4. Eksotekmik
Pada tipe lapisan integumen luar dan dalam mempunyai jeringan penguat. Misal pada suku Geraniaceae, Meliaceae.
5. Mesotekgmik
Merupakan tipe yang jarang dijumpai. Pada tipe ini jaringan penguat dibatasi lapisan tengah dari integumen. Misal pada suku Capparidaceae, Chloranthaceae.
6. Endotekmik
Lapisan dalam dari integumen dalam merupakan jaringan penguat dari kulit biji.
7. Kuit biji yang tidak terdiferensiasi
Pada tipe ini kulit biji tidak mempunyai jaringan penguat. Kulit biji semacam ini dijumpai pada suku-suku yang telah maju tingkatannya, dengan buah membuka atau buah drupa (Kering). Pada beberapa tumbuhankeadaan yang ekstrim adaah tidak adany akulti biji pada biji yang masak. Ini dijumpai pada taksa yang ovulumnya mengalami reduksi. Misalnya pada Crinum (Amarylladaceae), Santalaceae, dan Loranthaceae. Pada beberapa jenis suku Apocyanaceae, Rubiaceae yang ovulumnya berkembang dengan baik.
Mengenai susunan kulit biiji pada biji yang keras, disebelah luar terdapat epidermis, atau sering tanpa epidermis, tetapi langsung jaringan yang sel-selnya berdinding tebal, mempunyai ukuran yang panjang, tersusun seperti jaringan tiang pada daun. Ini disebut jaringan palisaden dan sel-selnya diketahui sebagai makrosklereida. Disebelah dalam lapisan ini mungkin masih dijumpai adanya jaringan yang selnya berdinding tebal disebut osteosklereida. Selain itu masih dijumpai sel-sel parenkim, sel-sel kristal atau sel-sel yang mengandung pigmen. Pada permukaan kulit biji, dengan menggunakan mikroskop elektron skaning terlihat adanya ornamentasi yang bermacam-macam bentuknya.
Telur yang telah dibuahi disebut zigot, dan ini merupakan sel tunggal yang bersifat diploid. Polaritas embrio pada Angiospermae adalah endoskopik, yaitu berlawanan dengan mikrofil. Pembelahan zigot yang pertama kali pada kebanyakan Angiospermae dengan dinding melintang, sehingga menghasilkan proembrio 2 sel. Dari proembrio 2 sel ini:mbagi 5 tipe perkembangan embrio pada Dicotyledoneae sebagai berikut:
a). sel bagian atas disebut sel terminal (sel apikal), merupakan sel yang jauh dari mikrofil.
b). sel bagian bawah disebut sel basal, merupakan sel yang letaknya dekat dengan mikrofil.
Pembelahan zigot dengan dinding tegak lurus (suku Loranthaceae) atau miring (Triticum sp.) adalah jarang. Variasi pola perkembangan embrio pada awal embriogeni merupakan hal umum pada tumbuhan Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae. Dari stadium 2 sel sampai stadium pembentukan organ biasanya disebut proembrio. Perkembangan awal proembrio pada Monocotyleconeae dan Dicotyledoneae adalah sama sampai stadium oktant (8 sel). Perbedaannya tampak pada saat awal terbentuknya kotiledon dan plumula. Berdasarkan cara pembelahan sel apikal (ca) proembrio 2 sel dan peranan sel basal (cb) serta sel apikal pada pembentukan embrio selanjutnya, maka Maheshwari (1950) membagi 5 tipe perkembangan embrio pada Dicotiledonae sebagai berikut:
A. Sel apikal dari proembrio 2 sel membelah secara longitudinal.
1. Tipe Criciferae
Sel basal berperan sedikit atau tidak sama sekali pada perkembangan embrio selanjutnya. misalnya: Capsella bursa-pastoris
2. Tipe Asteraceae
Sel basal dan sel apikal berperan dalam perkembangan embrio selanjutnya. misalnya: Ulrica, Penaea.
B. Sel apikal dari proembrio 2 sel membelah secara transversal.
1. Sel basal hanya sedikit berperan atau tidak sama sekali pada perkembangan embrio selanjutnya.
a. Tipe Solanaceae Sel basal biasanya membentuk suspensor. misalnya: Nicotina, Datura.
b. Tipe charyophyllaceae
2. Sel basal dan sel apikal berperan dalam perkembangan embrio selanjutnya:
tipe Chenopodiaceae misanya: Chenopodium bonus-henricus.
Menurut Johansen (1950) dikenal tipe keenam yaitu tipe Piperaceae misalnya pada suku Piperaceae dan Loranthaceae. Tipe ini didasarkan pada pembelahan zigot pertama kali yaitu dengan dinding Vertikal (tegak lurus).
Suspensor
Merupakan bagin embrio yang terletak berdekatan dengan Ujung radikula. Perkembangan suspensor mencapai maksimum pada saat embrio mencapai studium bulat (globuler). Pada biji yang masak, sisa-sisa suspensor masih dapat dilihat. Suspensor menunjukkan variasi dalam bentu, ukuran serta sel yang menyusunnya.Variasi ini biasanya berhubungan dengan fungsi nutritif pada embrio. Pada tumbuhan yang tidak mempunyai endosperma, suspensor bersifat houstorium. Dikatakan pula selain membantu memberi makan, suspensor merupakan akar embrionik yang bersifat sementara. Menurut Sussex, et. al. (1973), sel-sel suspensor pada Phaseolus coccineous banyak mengandung RNA dan protein.
Kulit biji
Pada waktu ovulum berkembang menjadi biiji, integumen menjadi kulit biji. Selama perkembangan biji terjadi perubahan-perubahan histologi didalam integumen. pada ovulum yang bitegmik kulit biji mungkin murupakan derivat dari kedua integumen, atau mungkin integumen dalam mengalami degenarasi, dan kulit biji dibentuk oleh integumen luar saja.
Gossypium Sp mempunyai ovulum yang bitegmik, dan kedua integumen berperan dalam pembentukan kulit biji. Perubahan-perubahan histologis napak jelas 6 hari estela perubahan. Struktur anatomi kulit biji sangatbervariasi untuk setiao jenis tumbuhan.
Sel-sel parenkim pada integumen mengalami deferensiasi menjadi aerenkim, kolenkim, sel-sel tempat cadangan makanan, sel-sel tanin, sel cristal, sel gabus, sel sklerenkim dan lain-lain. Berdasarkan jeringan penguat ada kulit biji, kulit biji ibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:
1. Eksotestal
Jaringan penguat pada kulit biji berasal dari epidermis luar integumen luar. Misal pada suku Begoniaceae, Leguminosaceae dan lain-lain.
2. Mesotestal
Jaringan penguat pada kulit biji berasal dari lapisan tengah integumen luar, yang bentuknya kuboid atau memanjang kearah tangensial. Misal pada suku
Cucurbitaceae, Theaceae, Rosaceae.
3. Endotestal
Jaringan penguat pada kulit biji berasal dari lapisan terdalam integumen luar. Endotesta ini mungkin terdiri atas satu lapis atau banyak lapisan. Misal pada suku Vittaceae, Magnoliaceae.
4. Eksotekmik
Pada tipe lapisan integumen luar dan dalam mempunyai jeringan penguat. Misal pada suku Geraniaceae, Meliaceae.
5. Mesotekgmik
Merupakan tipe yang jarang dijumpai. Pada tipe ini jaringan penguat dibatasi lapisan tengah dari integumen. Misal pada suku Capparidaceae, Chloranthaceae.
6. Endotekmik
Lapisan dalam dari integumen dalam merupakan jaringan penguat dari kulit biji.
7. Kuit biji yang tidak terdiferensiasi
Pada tipe ini kulit biji tidak mempunyai jaringan penguat. Kulit biji semacam ini dijumpai pada suku-suku yang telah maju tingkatannya, dengan buah membuka atau buah drupa (Kering). Pada beberapa tumbuhankeadaan yang ekstrim adaah tidak adany akulti biji pada biji yang masak. Ini dijumpai pada taksa yang ovulumnya mengalami reduksi. Misalnya pada Crinum (Amarylladaceae), Santalaceae, dan Loranthaceae. Pada beberapa jenis suku Apocyanaceae, Rubiaceae yang ovulumnya berkembang dengan baik.
Mengenai susunan kulit biiji pada biji yang keras, disebelah luar terdapat epidermis, atau sering tanpa epidermis, tetapi langsung jaringan yang sel-selnya berdinding tebal, mempunyai ukuran yang panjang, tersusun seperti jaringan tiang pada daun. Ini disebut jaringan palisaden dan sel-selnya diketahui sebagai makrosklereida. Disebelah dalam lapisan ini mungkin masih dijumpai adanya jaringan yang selnya berdinding tebal disebut osteosklereida. Selain itu masih dijumpai sel-sel parenkim, sel-sel kristal atau sel-sel yang mengandung pigmen. Pada permukaan kulit biji, dengan menggunakan mikroskop elektron skaning terlihat adanya ornamentasi yang bermacam-macam bentuknya.
BUAH
Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium).Buah terbentuk setelah terjadi setelah terjadi peristiwa penyerbukan. Jika penyerbukan berhasil, dimana serbuk sari berhasil mencapai bakal buah. Maka akan terbentuk buah dan biji. Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Klasifikasi Buah
Secara umum, buah dibedakan atas buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang semata-mata berasal dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah yang berasal dari bakal buah dan bagian-bagian bunga yang lain yang justru menjadi bagian utama pada buah.
Buah Sejati
Buah sejati menurut asal pembentukannya dibedakan menjadi tiga bagian, yakni:
a. buah sejati tunggal,
Buah sejati tunggal buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. Buah dapat berisi satu biji atau lebih. Contoh Mangga (Mangifera indica), Carica papaya dan Durio zibethinus. Buah sejati tunggal dibedakan lagi menjadi buah sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus).
1. Buah sejati tunggal yang kering
Buah sejati tunggal yang kering adalah buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering. Buah siccus dibedakan atas tujuh macam, yakni :
Ø Buah padi (caryopsis), yakni buah yang berdinding tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji. Contoh Oryza sativa dan Zea mays.
Ø Buah kurung (achenium), yakni buah berbiji satu yang tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji tetapi tidak berlekatan. Contoh Mirabilis jalapa danHelianthus annuus.
Ø Buah keras (nux), yakni buah yang mempunyai kulit buah yang keras dan kaku. Contoh castanea argentea.
Ø Buah keras bersayap (samara), yakni buah keras yang memiliki alat tamabahan berupa sayap. Contoh suku Dipterocarpacea
Ø Buah berbelah (schizocarpium), yakni buah yang mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji dan jiak pecah akan membentuk seperti buah kurung. ContohCentella asiatica,.
Ø Buah kendaga (rhegma), yakni buah yang jika pecah, masing-masing akan pecah lagi sehingga bijinya akan keluar. Contoh Ricinus communis
Ø Buah kotak, yakni suatu buah kering sejati yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau banyak daun buah, jika masak lalu pecah,, tetapi kulit buah yang pecah sampai lama melekat pada tangkai buah. Contoh Samania saman.
2. Buah Sejati Tunggal yang Berdaging (Carnosus)
Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) umumnya memiliki tiga lapisan dinding buah, yakni dinding luar (epicarpium), dinding tengah (mesocarpium) dan dinding dalam (endocarpium). Namun, pada beberapa jenis hanya terdiri dari dua lapisan.. Buah sejati yang berdaging dibedakan atas enam jenis, yakni :
Ø Buah Buni (bacca), yakni buah sejati berdaging yang hanya terdiri atas dua lapisan. Contoh Carica papaya
Ø Buah mentimun (pepo), yakni buah buni yang berasal dari tiga dau n buah yang melekuk kea rah dalam dan selanjutnya melekuk kembali kea rah luar membentuk sekat-sekat semula. Contoh Cvuucumis sativus
Ø Buah jeruk (hesperidium), yakni buah buni yang berdiferensiasi membentuk tiga jenis lapisan (flavedo, albedo dan endotesta). Contoh Cytrus sp.
Ø Buah batu (drupe), yakni buah yang memiliki tiga lapisan dinding buah yang keras seperti batu. Contoh Cocos nucifera
Ø Buah delima contoh Punica granatum
Ø Buah apel (pomum), contoh Pyrus malus
b. buah sejati ganda,
Buah sejati ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Buah sejati ganda dibedakan menjadi empat jenis, yakni :
Ø Buah kurung ganda contoh Rosa sp.
Ø Buah batu ganda contoh Rubus fraxinifolius
Ø Buah bumbung ganda contoh Michelia champaka
Ø Buah buni ganda contoh Annona muricata
c. buah majemuk,
Buah sejati majemuk adalah buah sejati yang terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.
Buah sejati majemuk dibedakan menjadi tiga, yakni:
a. Buah buni majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah buni. Contoh Ananas comosus
b. Buah batu majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang tumbuh menjadi buah batu. Contoh Pandanus tectorius
c. Buah kurung majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah kurung. Contoh Helianthus anuus
Buah Semu
Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian – bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, menrik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya kadang kadang tersembunyi.
a. Buah semu tunggal
Buah semu tunggal yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
1. tangkai bunga, pada buah jambu mete ( anacardium oc. Cidentale L.), pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi tangkai bunga pada buah mete ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah terletak diujung bagian yang membesar itu (metenya).
2. kelopak bunga, pada buah ciplukan (physalis minima L.). pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi kelopak bunga pada buah ciplukan termodifikasi sedemikian rupa sehingga bagian kelopak itu melebar dan membungkus bagian buah ciplukan sehingga buah yang sebenarnya tertutupi oleh kelopak yang melebar tadi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
b. Buah semu ganda
Buah semu ganda yaitu, jika pada suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing – masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang menarik perhatian (dan seringkali berguna). Misalnya buah arbe (Fragraria vesca L.). pada prosesnya bakal buah yang banyak dan bebas satu sama lain tadi akan tumbuh dan berkembang, akan tetapi bagian bunga ( dasar bunga) pada buah arbe ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah yang tampak seperti titik – titik hitam kecil.
b. Buah Semu Majemuk
Buah semu majemuk yaitu, buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja misalnya buah nangka (Artocharpus Integra Merr.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun tenda bunga pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit buah semu ini.
Klasifikasi Buah
Secara umum, buah dibedakan atas buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang semata-mata berasal dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah yang berasal dari bakal buah dan bagian-bagian bunga yang lain yang justru menjadi bagian utama pada buah.
Buah Sejati
Buah sejati menurut asal pembentukannya dibedakan menjadi tiga bagian, yakni:
a. buah sejati tunggal,
Buah sejati tunggal buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. Buah dapat berisi satu biji atau lebih. Contoh Mangga (Mangifera indica), Carica papaya dan Durio zibethinus. Buah sejati tunggal dibedakan lagi menjadi buah sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus).
1. Buah sejati tunggal yang kering
Buah sejati tunggal yang kering adalah buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering. Buah siccus dibedakan atas tujuh macam, yakni :
Ø Buah padi (caryopsis), yakni buah yang berdinding tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji. Contoh Oryza sativa dan Zea mays.
Ø Buah kurung (achenium), yakni buah berbiji satu yang tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji tetapi tidak berlekatan. Contoh Mirabilis jalapa danHelianthus annuus.
Ø Buah keras (nux), yakni buah yang mempunyai kulit buah yang keras dan kaku. Contoh castanea argentea.
Ø Buah keras bersayap (samara), yakni buah keras yang memiliki alat tamabahan berupa sayap. Contoh suku Dipterocarpacea
Ø Buah berbelah (schizocarpium), yakni buah yang mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji dan jiak pecah akan membentuk seperti buah kurung. ContohCentella asiatica,.
Ø Buah kendaga (rhegma), yakni buah yang jika pecah, masing-masing akan pecah lagi sehingga bijinya akan keluar. Contoh Ricinus communis
Ø Buah kotak, yakni suatu buah kering sejati yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau banyak daun buah, jika masak lalu pecah,, tetapi kulit buah yang pecah sampai lama melekat pada tangkai buah. Contoh Samania saman.
2. Buah Sejati Tunggal yang Berdaging (Carnosus)
Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) umumnya memiliki tiga lapisan dinding buah, yakni dinding luar (epicarpium), dinding tengah (mesocarpium) dan dinding dalam (endocarpium). Namun, pada beberapa jenis hanya terdiri dari dua lapisan.. Buah sejati yang berdaging dibedakan atas enam jenis, yakni :
Ø Buah Buni (bacca), yakni buah sejati berdaging yang hanya terdiri atas dua lapisan. Contoh Carica papaya
Ø Buah mentimun (pepo), yakni buah buni yang berasal dari tiga dau n buah yang melekuk kea rah dalam dan selanjutnya melekuk kembali kea rah luar membentuk sekat-sekat semula. Contoh Cvuucumis sativus
Ø Buah jeruk (hesperidium), yakni buah buni yang berdiferensiasi membentuk tiga jenis lapisan (flavedo, albedo dan endotesta). Contoh Cytrus sp.
Ø Buah batu (drupe), yakni buah yang memiliki tiga lapisan dinding buah yang keras seperti batu. Contoh Cocos nucifera
Ø Buah delima contoh Punica granatum
Ø Buah apel (pomum), contoh Pyrus malus
b. buah sejati ganda,
Buah sejati ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Buah sejati ganda dibedakan menjadi empat jenis, yakni :
Ø Buah kurung ganda contoh Rosa sp.
Ø Buah batu ganda contoh Rubus fraxinifolius
Ø Buah bumbung ganda contoh Michelia champaka
Ø Buah buni ganda contoh Annona muricata
c. buah majemuk,
Buah sejati majemuk adalah buah sejati yang terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.
Buah sejati majemuk dibedakan menjadi tiga, yakni:
a. Buah buni majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah buni. Contoh Ananas comosus
b. Buah batu majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang tumbuh menjadi buah batu. Contoh Pandanus tectorius
c. Buah kurung majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing tumbuh menjadi buah kurung. Contoh Helianthus anuus
Buah Semu
Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian – bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, menrik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya kadang kadang tersembunyi.
a. Buah semu tunggal
Buah semu tunggal yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
1. tangkai bunga, pada buah jambu mete ( anacardium oc. Cidentale L.), pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi tangkai bunga pada buah mete ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah terletak diujung bagian yang membesar itu (metenya).
2. kelopak bunga, pada buah ciplukan (physalis minima L.). pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi kelopak bunga pada buah ciplukan termodifikasi sedemikian rupa sehingga bagian kelopak itu melebar dan membungkus bagian buah ciplukan sehingga buah yang sebenarnya tertutupi oleh kelopak yang melebar tadi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
b. Buah semu ganda
Buah semu ganda yaitu, jika pada suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing – masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang menarik perhatian (dan seringkali berguna). Misalnya buah arbe (Fragraria vesca L.). pada prosesnya bakal buah yang banyak dan bebas satu sama lain tadi akan tumbuh dan berkembang, akan tetapi bagian bunga ( dasar bunga) pada buah arbe ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah yang tampak seperti titik – titik hitam kecil.
b. Buah Semu Majemuk
Buah semu majemuk yaitu, buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja misalnya buah nangka (Artocharpus Integra Merr.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun tenda bunga pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit buah semu ini.
DAFTAR PUSTAKA
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. Canada : John & Willey Sons.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan . Yogyakarta : UGM Press
Loveless, A.R. 1990. Prinsip-prinsip Biologi Untuk Daerah Tropik . Jakarta : Gramedia
Adrak, R.A dkk. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Banjarmasin : PMIPA FKIPUNLAM
Sumardi, Isserep, dkk. 1991.Struktur dan Perkembangan Tumbuh-Tumbuhan. Dirjend Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan . Yogyakarta : UGM Press
Loveless, A.R. 1990. Prinsip-prinsip Biologi Untuk Daerah Tropik . Jakarta : Gramedia
Adrak, R.A dkk. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Banjarmasin : PMIPA FKIPUNLAM
Sumardi, Isserep, dkk. 1991.Struktur dan Perkembangan Tumbuh-Tumbuhan. Dirjend Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.