Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Rabu, 16 Oktober 2013

Ketika Perasaan Masuk Ke dalam Pusaran Logika

Terkadang kaum hawa itu aneh.. tiba – tiba mutung ( ngambek atau marah ) tanpa alasan yang jelas.. terkadang juga karena karena masalah sepele pun juga ngamuk, hal – hal itu sering dialami oleh teman – teman saya.. haha

Oke, memang itulah khasnya kaum hawa, hidupnya memang diliputi oleh perasaan yang membuncah, dikit dikit pakai perasaan.. karena secara kodrati mereka memang memiliki kuantitas perasaan paling banyak, kemudian emosi, dan logika..berbeda dengan ciri khas kaum adam, logika dengan porsi terbanyak, diikuti dengan emosi yang nyaris menyamai logika, baru diikuti dengan perasaan.. logika kaum adam realistis yang seringkali aplikatif, walau terkadang logika mereka diatas normal, itu masih wajar.. anggap saja itu merupakan impian mereka, bondan prakoso pun sepakat dengan kaum ini, “hidup berawal dari mimpi”

Kembali ke topik awal, seringkali kita ( kaum adam ) berbenturan dengan kaum hawa dalam menjalani kehidupan ini, baik dalam teman sepermainan, teman sepersekolahan, maupun teman seorganisasian.. memang hidup tak pernah sebelah tangan ya.. ada hitam, ada putih.. ada tua ada muda .. ada adam ada hawa.. tak lupa juga ada yang single ada yang double hmm.. nah sampeyan ikut yang mana? Haha

Nah saat berbenturan itu pasti akan ada percikan, kayak batu dengan batu yang saling berbenturan, maka timbulah api .. nah ketika pemikiran dan pemikiran saling berbenturan, seringkali memacu perasaan dan emosi mulai meluap, nah akan berhadapan dengan logika dan emosi yang mulai bangkit..

Nah bagaimana ketika kita bertemu dengan keadaan itu?


DIAM

Itu merupakan metode awal yang mungkin bisa diterapkan.. karena perasaan dan emosi yang meluap itu arusnya tak jelas, selayaknya api yang berkobar, siap melalap apa yang ada disekitarnya, apalagi jika ditambah dengan tiupan angin.. hati – hati kalau bertemu arus itu, mungkin kita akan terbawa dan ikut berkobar.. yang berkobar bukanlah akal sehat kita, namun a emosi kita..

Diam.. tak selalu emas, diam bisa berupa batu yang tak bergeming diatas bukit curam.. diam disini bisa berarti tenang, diam dan tenang.. bukanlah suatu hal yang sia – sia, namun kunci dari bertahan, diam bukan berarti kita kalah, namun mencari titik dimana kita bisa mengendalikan keadaan kembali..

diam tadi maka kita bukan berarti tak melakukan apa apa, namun selalu mengawasi dan memahami apa yang kita hadapi, sampai dia berada di titik paling tenang.. sehingga kita mampu meraihnya dan mengambil alih sedikit logikanya untuk bisa menguasai dirinya dan memadamkan perasaan serta emosinya..


MEMBUAT ARUS

Nah ini adalah permainan berikutnya, masukkanlah perasaanya dan sedikit logikanya ke dalam logika kita.. logika ibarat pusaran air yang siap menelan apapun yang ada disekitarnya , nah perasaan dan emosi itu ibarat api yang siap kita padamkan.. pertama kuantitas baranya akan akan mulai berkurang diujung atas, dan berputar mengikuti arus, dan perlahan akan lenyap di dasar pusaran air.. buatlah dia sadar bahwa luapan itu memang tak wajar, perlahan, sedikit demi sedikit

perasaan dan logika itu bagai air dan minyak, dia akan selalu memisah kalau dicampurkan, bisa juga bercampur seperti menyatu, namun perlahan mereka akan membentuk batas tersendiri, antara minyak dan air.. namun semua itu tak ada yang tidak bisa, jika kita punya mediatornya, emulgator, maka keduanya (minyak dan air) akan menyatu.. apa emulgator perasaan dan logika?


KETENANGAN

dengan hal itu keduanya akan menyatu.. nah perlahan perasaan itu akan masuk ke dalam arus logika dan larut di dalam logika.. perlahan dia akan menyadari, bahwa perasaan yang meluap tadi itu selayaknya tidak perlu ada..  sekuat – kuatnya perasaan, perlahan dia akan tunduk dalam arus logika, dan menemukan jalannya..

walau perasaan itu mampu berdebat dengan logika, dan seolah – olah berada diatas angin, namun percayalah, logika akan mampu melunakkannya.. ya.. perlahan namun pasti.. sekuat mana logika kita mampu untuk meraih logika yang bersemayam di dalamnya, dan menariknya untuk melangkah bersama beriiringan..


@Balkon NHIC, 15.10.13 – 17.17
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Ketika Perasaan Masuk Ke dalam Pusaran Logika Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan