terlahir sebagai seorang laki-laki memiliki tantangan tersendiri..
ketika harus menentukan arah kehidupan, kedewasaanya akan teruji..
hidup yang melekat di dalam dirinya akan dia gunakan untuk apa..
hanya sekedar membangun kehidupan ataukah membangun peradaban..
kalau hanya hidup, monyet di hutan pun juga hidup..
apakah menjadi seorang laki laki hanyalah seperti itu?
tidak.. kita harus membangun peradaban..
peradaban yang berisi orang yang beradab..
memiliki kehidupan beragama, tertata, berbudaya, dan memiliki cita cita..
ketika hanya membangun kehidupan..
maka yang kita lakukan mungkin hanyalah orientasi pada kesenangan..
mengisi perut.. bekerja.. tidur.. dan aktivitas lainnya..
ketika kita membangun peradaban maka semuanya akan berbeda..
agama menjadi dasar untuk berpikir..
kita akan belajar bagaimana untuk peka mengolah rasa..
mengasah logika untuk menghasilkan karya..
membangun upaya untuk merealisasikan cita..
kehidupan seorang laki-laki tidak lah sederhana..
dia tak akan menunggu, dia harus menghampiri..
karena rezeki tak akan mendekat kalau kita tidak ada upaya untuk berbuat..
dia harus berani berbicara, karena diam tak akan menyelesaikan semuanya..
menjadi seorang laki-laki harus kuat bahunya..
memanggul dosa ibunya dan saudara perempuannya..
mendoakan kedua orang tuanya..
memastikan mereka berada di jalan menuju surga..
memastikan menantu yang siap mendampinginya ketika sudah usia senja..
serta menghibur keduanya dengan buah hati yang menyejukan jiwa..
menjadi laki-laki adalah sebuah pertaruhan..
antara surga dan neraka..
ketika dia meminang sesorang maka surga perempuan itu ada ditangannya..
karena amanah dari mertuanya akan jatuh semua ke pundaknya..
hanya karena satu kalimat akad saja..
ketika dia tak bisa membina istrinya maka neraka menjadi balasannya..
ketika dia tak bisa mengarahkan istrinya dalam mendidik anak..
maka anaknya tak akan bisa menjadi penolongnya..
menjadi seorang suami adalah ladang pahala..
karena setiap hari dia harus bersedekah..
bersedekah terhadap keluarganya..
menjaga baik baik apa apa yang sudah dititipkan kepadanya..
menjadi seorang ayah adalah hakim bagi anaknya..
ketika dia yang menentukan salah satu jalan anaknya ke dunia berikutnya..
ayah harus memastikan bahwa bagian dari tubuhnya bisa reuni bersama di surga..
***
Ruang Kantor, 11 November 2014 - 20:57 WIB
0 komentar:
Posting Komentar