Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Selasa, 19 Mei 2015

Cerita Inspiratif : Harta Yang Sebenarnya


Namanya Mbok Ijah, janda beranak satu. Suaminya telah meninggal sejak anaknya masih dalam timangan. Jadi selama ini dialah yang mencari nafkah untuk kehidupan dirinya dan satu anaknya. Dia bekerja sebagai pemulung yang berpenghasilan 20 ribu sehari. Badannya kurus kering karena kurang makan, mungkin. Waktu ku lihat sekeliling, aku tak melihat anaknya sama sekali. Kukira anaknya bekerja entah kemana guna membantu tuntutan ekonomi. Untuk memastikan hal tersebut, aku bertanya kepada mbok ijah.

“Anakku berada di pesantren nak, dia sedang menimba ilmu agama”, jawabnya.

“Lho. kenapa dia tak membantu mbok Ijah kerja? Kan jika bekerja bisa membantu ekonomi dan bisa menabung. Tentunya kehidupan ekonomi mbok Ijah akan sedikit mapan dan tak harus hidup susah begini. Syukur-syukur jadi orang kaya mbok. Hehehe”, kataku sedikit bercanda.

“Aku sekarang sudah 'kaya' nak. Aku sudah 'menabung'. Dan kelak in shaa Allah aku akan mendapatkan hasil dari tabunganku itu", jawab mbok Ijah.

Jawaban yang menuruntuku aneh, susah difahami dan tak masuk akal. Dengan penghasilan 20 ribu sehari, buat makan saja mungkin kurang. Belum lagi untuk membiayai anaknya yang katanya masih di pesantren. Aku tak habis fikir, logikaku sebagai wartawan 'tak terima' dengan hal itu. Akhirnya mendorongku untuk bertanya meminta penjelasan. Lalu, apakah jawaban apa yang kudapatkan?

“Aku memang TAK MENABUNG HARTA UNTUK DUNIAKU nak. Aku tak terlalu butuh dunia. Dunia itu TEMPAT YANG TAK ENAK, aku tak terlalu betah sebenarnya di sini. Andai aku di izinkan, aku ingin di beri umur yang pendek saja. Tapi mungkin Allah TAHU KEKURANGANKU, aku tak mungkin berangkat ke hadapaNYA tanpa bekal. DIA ingin aku memiliki TABUNGAN UNTUK AKHIRATKU, sehingga DIA memanjangkan umurku”.

“Mungkin kehidupanku memang terlihat sulit bagi yang melihat. Tapi bagiku yang menjalani, INI ADALAH BERKAH. Aku bisa BERLATIH SABAR, aku bisa BERLATIH SYUKUR dan aku selalu bisa BELAJAR IKHLAS. Jika kau fahami, TAK ADA YANG ABADI DI DUNIA INI. Jangankan harta, NYAWA SAJA ADA BATASNYA. Lalu buat apa kau mencari begitu banyak harta yang kelak akhirnya akan kau tinggal mati. Harta yang (bisa saja, -ed) hanya akan membuat anak cucumu lupa untuk berdo’a dan malah berebut harta warisan”.

"Kau tak akan bisa membayar orang dengan hartamu AGAR ORANG MENEMANIMU di dalam kuburmu. Kau DI KUBUR SENDIRI dan mempertanggung jawabkan semua perbuatanmu sendiri. Mungkin kehidupanku terlihat berat, karena sebenarnya aku ini SEDANG BERJUANG. Bukan berjuang untuk hidup, tapi aku sedang BERJUANG UNTUK MENDAPATKAN "KEMATIAN YANG TERBAIK". Aku sedang menanam investasi untuk kehidupan akhiratku. Aku sedang berusaha “MEMBELI” anak yang soleh dengan harta yang kumiliki. Agar kelak BILA AKU MATI, aku bisa menikmati LANTUNAN DO'A dari anak cucuku, sebagai teman dan pelitaku di.liang kubur ku. Itulah HARTAKU YANG SEBENARNYA”.

Jawaban itu, membuat muluntuku tercekat.
Kisah muslimah hebat ini kontan membuat hatiku MALU. MALU KPD ALLAH, malu kepada diriku, MALU KEPADA AGAMAKU dan malu pada wanita itu. Si wanita tua yang miskin bahkan mampu membiayai anaknya dengan susah payah demi menjadi ANAK YANG SHALIH. Sedangkan aku ? 

Aku hidup berkecukupan. Tapi kenapa aku tetap MEMILIHKAN SEKOLAH untuk anak-anakku yang TUJUANNYA HANYA MENGEJAR DUNIA? Seakan-akan aku mengajari mereka menjadi anak-anak yang 'serakah' pada dunia. Lalu, mana hartaku ketika mati kelak? Tak ada. Hanya akan menyisakan sesal yang tak dapat kuulang. 

Alhamdulillah.
Allah mengingatkan aku sebelum aku benar-benar lupa. DIA memberiku nasehat yang dibungkus dalam balutan kisah muslimah hebat ini. DIA telah menyadarkan aku, arti dari makna HARTA YANG SEBENARNYA.
"Jika mati anak cucu Adam, TERPUTUSLAH SEMUA AMALNYA kecuali tiga perkara, (salah satunya, -ed) ; "ANAK SHALIH YANG SELALU MENDO'AKANNYA" (Hadits Shahih)
MARI BERHATI-HATI DALAM MEMILIHKAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK-ANAK KITA. Semoga semua anak keturunan kita, menjadi orang-orang yang shalih. Aamiin.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Penyejuk hati yang dikutip dari salah satu pesan muhasabah di Grup Whatsapp
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Cerita Inspiratif : Harta Yang Sebenarnya Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan