Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Rabu, 05 Agustus 2015

Analogi Guru dan Teko


Guru itu ibarat teko.. teko atau poci adalah suatu wadah yang digunakan untuk menjerang daun teh atau campuran herbal dengan air yang hampir mendidih. Teh dapat ditempatkan dalam kantung teh celup atau dibiarkan tersebar. Poci biasanya memiliki tutup di bagian atasnya untuk tempat memasukkan teh dan air, gagang untung memegangnya, serta cerat untuk menyajikan teh tersebut. Beberapa jenis poci memiliki penyaring terpasang pada bagian ujung sebelah dalam dari cerat tersebut.. ada beberapa hikmah yang bisa ambil ketika kita menganalogikan guru dengan teko..

Ketika volume air teh di dalam teko sedikit maka tak akan ada air teh yang bisa dituang.. ketika volume air teh di dalam teko terbatas maka kita perlu usaha yang lebih supaya air teh itu bisa mengalir keluar.. terkadang kita harus menjungkir balikkan teko.. ketika air teh itu memiliki volume yang cukup atau bahkan banyak maka mudah kita menuangkannya, tinggal memiringkannya sedikit..

Begitu pula guru, 
Ketika volume ilmu di dalam dirinya sedikit mana mungkin bisa "dituang".. ketika volume ilmu di dalam dirinya terbatas maka kita perlu usaha yang lebih supaya ilmu itu bisa "mengalir" keluar.. maka guru wajib mengisi dirinya dengan ilmu, pengetahuan, dan nilai nilai kehidupan secara seimbang.. ketika komponen dasar itu tak bersemayam secara penuh dalam dirinya bagaimana dia bisa berperan sebagai guru? seseorang yang bisa digugu dan ditiru.. guru yang tidak memiliki secara penuh ilmu, pengetahuan, dan nilai-nilai kehidupan akan merasa kesulitan dalam menuangkan komponen dasar tersebut kepada anak, padahal komponen dasar itu sangat diperlukan supaya siswa tersebut benar-benar "hidup"..

Teko membantu kita dalam meramu teh, air panas, dan gula supaya bisa dinikmati dan terasa nikmat.. coba bayangkan ketika kamu ingin minum air teh namun yang pertama kamu makan daun tehnya, menelan gula, dan meminum air panas lalu bercampur di dalam perut.. apakah akan terasa nikmat? tentu saja tidak.. 

Begitu pula dengan guru,
Selayaknya guru berperan membantu dalam meramu ilmu yang sudah masuk ke dalam dirinya supaya lebih terasa nikmat dan bisa dinikmati oleh siswa.. Coba saja siswa langsung kamu sodori buku paket, LKS, dan PR.. dia pasti akan muntah muntah.. guru harus pandai meramu materi supaya terasa mudah dan menyenangkan supaya siswa tidak menolak sesuatu yang penting bagi dirinya..

Teko memiliki dua lubang.. dibagian atas dan mulut teko.. mengapa di bagian atas memiliki lubang yang lebih besar dan memiliki tutup? kalau kita punya teko sebisa mungkin dipenuhi oleh air supaya bisa dinikmati oleh banyak orang.. kemudian tutup teko berfungsi sebagai penghalang supaya debu dan benda benda yang tidak diinginkan tidak masuk.. selain itu dilubang biasanya terdapat penyaringnya supaya ampas teh tidak terbawa keluar, tidak akan terasa nikmat ketika sedang meminum air teh namun daun dan batangnya menempel pada bibir kita..

Begitu pula dengan guru,
Sebagai seorang guru kita diharapkan mampu memasukkan sebanyak mungkin ilmu ke dalam diri kita dan meramunya, guru juga sebaiknya menutup dirinya dari pengaruh negatif supaya tidak meracuni pikirannya.. guru juga harus bisa menyaring informasi apa saja yang diperlukan oleh siswa sesuai dengan kadar kebutuhan siswa tersebut..

Mengapa mulut teko lubangnya lebih kecil? sederhana, supaya saat menuang air supaya sedikit-sedikit tidak tumpah.. coba saja ketika lubang mulut teko besar, pasti akan tumpah ke mana-mana..  mulut teko tidak diberi tutup supaya bisa bisa lebih mudah dalam menuang tanpa harus membukanya.. mengapa ketika menuang air teh mulut teko harus dekat dengan mulut gelas? karena kalau menuang dari jarak yang cukup tinggi maka akan ada air yang meluap.. bisa jadi volume air yang ada di dalam gelas lebih sedikit daripada volume yang dituang..

Begitu pula dengan guru, 
Untuk itu sebagai guru sebaiknya dalam menuang ilmu juga sedikit-sedikit dan siswa bisa menerima dengan baik.. sebagai seorang guru seharusnya "mudah" memberikan ilmunya kepada orang lain, memberi tanpa henti dan tak pernah menutup-nutupi.. guru harus sedekat mungkin dengan siswanya supaya ilmu itu benar-benar "masuk" ke dalam diri siswa dan tak ada yang terbuang sia-sia..

***
Di depan Jaket Biru, 5 Agustus 2015 - 08:19 WIB
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Analogi Guru dan Teko Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan