www.justtryandtaste.com |
Tape
merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape bisanya
dibuat dari beras ketan atau singkong. Berbeda dengan makanan-makanan
fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama,
seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak
mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape
adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor
sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan
menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan
dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida).
Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian
khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol.
Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut
dibuat, semakin kuat alkoholnya.
Tape biasanya terbuat dari beras ketan dan
singkong. Tape yang ditemukan dipasaran jarang yang terbuat dari ketela ungu
dan pisang. Oleh karena itu kami ingin membuat terobosan baru yakni membuat
tape dari ketela ungu dan pisang menggunakan teknik fermentasi.
Fermentasi adalah perubahan struktur kimia dari bahan-bahan organik dengan
memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim sebagai biokatalis. Fermentasi
adalah suatu oksidasi karbohidrat anaerob dan aerob sebagian dan merupakan
suatu kegiatan penguraian bahan-bahan karbohidrat. Fermentasi adalah proses
metabolisme atau katabolisme atau bioenergi yang menggunakan senyawa organik sebagai
aseptor elektron akhir. Fermentasi adalah disimilasi anaerobik senyawa-senyawa
organik yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme.
Fermentasi yang terjadi selama pembuatan tape pada dasarnya meliputi
:Molekul-molekul pati terpecah menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana, proses
ini disebut hidrolisis enzimatis. Gula yang terbentuk akan diubah menjadi
alkohol. Alkohol akan diubah menjadi asam-asam organik oleh bakteri Pediococcus dan Acetobacter melalui proses oksidasi alcohol. Reaksi dalam
fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk
yang dihasilkan.
Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana,
melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Salah satunya adalah pembuatan
tape dari bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan.
Proses fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan etanol (etil alkohol)
dan karbondioksida melalui reaksi sebagai berikut: C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2.
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan,namun reaksi fermentasi berbeda-beda tergantung bahan dasar yang
digunakan . Persamaan Reaksi Kimia pada Tape Ketan :
2(C6H10O5)n + nH2O → n C12H22O11
Amilum/pati amilase maltosa
C12H22O11 + H2O → 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 → 2 C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses fermentasi, antara lain adalah
sebagai berikut:
a. pH
Mikroba tertentu dapat tumbuh pada kisaran pH yang sesuai untuk
pertumbuhannya. Khamir dapat hidup pada pH rendah yaitu antara 1-2.
b. Suhu
Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses fermentasi yaitu 35°
C dan 40° C.
c. Oksigen
Bila produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2
yang sangat terbatas. Produk akhir dari suatu fermentasi sebagian dapat
dikendalikan dengan tegangan O2 substrat apabila faktor-faktor lainnya optimum.
d. Substrat
Mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai dengankebutuhan
untuk pertumbuhannya. Fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang
disebabkan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada
dalam bahan pangan itu sendiri. Perubahan yang terjadi sebagai hasil fermentasi
mikroorganisme dan interaksi yang terjadi diantara produk dari
kegiatan-kegiatan tersebut dan zat-zat yang merupakan pembentuk bahan pangan
tersebut. Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek pengawetan tetapi juga
menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma bahan pangan yang membuat
produk fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi. Proses fermentasi
alkohol hanya dapat terjadi apabila terdapat sel-sel khamir
Ketela ungu memiliki manfaat :
1. Melancarkan aliran darah. Zat
antosianin (pigmen warna ungu) pada ubi jalar ungu ini merupakan zat
anti-oksidan yang mampu menyerap polusi udara, serta mampu menghambat pembekuan
darah sehingga aliran darah menjadi lancar.
2. Mencegah kanker. Kandungan
betakaroten, vitamin C, dan E dapat berfungsi sebagai anti-oksidan yang
mencegah pertumbuhan sel-sel kanker dan berbagai penyakit kardiovaskuler.
3. Melancarkan pencernaan. Serat
dan pektin yang ada dalam ubi jalar ungu ini mampu melancarkan pencernaan
sehingga gangguan pencernaan seperti sembelit dan wasir bisa diatasi.
4. Anti-oksidan. Antosianin pada
ubi jalar ungu ini juga memiliki fungsi sebagai anti-oksidan, anti-kanker,
anti-bakteri, serta melindungi terhadap kerusakan hati, serangan stroke, hingga
penyakit jantung.
5. Anti-kanker. Zat selenium dan
iodin dalam ubi jalar ungu 20 kali lebih tinggi dari ubi lain sehingga bisa
menjadi sel anti-kanker.
6. Anti-bakteri. Aktivitas
anti-bakteri dalam ubi jalar ungu 3,2 kali lebih tinggi dibanding berbagai
varietas blueberry.
7. Sumber karbohidrat. Kandungan
karbohidrat yang tinggi dalam ubi jalar ungu ini bisa dijadikan alternatif
sebagai pengganti nasi. Selain itu warna ungu ubi ini juga bisa dijadikan
pewarna alami makanan.
Alasan memilih pisang kepok karena pisang keprok memiliki kandungan gizi
yang baik. Buah ini kaya karbohidrat, mineral, dan vitamin.
1. Kandungan protein dan lemak
pisang sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Karena itu, tidak
perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.
2. Pisang kaya mineral seperti
kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis
makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya (100
persen) dapat diserap tubuh.
3. Kandungan vitaminnya sangat
tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram
berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin
B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin).
4. Kandungan vitamin B6 pisang
cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim
untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan
metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif
sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Vitamin B6 juga berperan
dalam metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran vitamin B6 ini
jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas sehari-hari.
a) Bahan
v Beras ketan putih
v Ketela ungu yang telah dikupas
dan dipotong sesuai selera
v Pisang kepok yang telah dikupas
v Ragi
v Air bersih
v Daun pisang
b)
Peralatan
v Kompor Gas
v Pisau
v Pengaduk kayu
v Panci
v Baskom
v Kukusan
v Sendok
v piring
v Toples
v Kantung plastik
c)
Cara pembuatan tape ketan
v Beras ketan dicuci dan dibersihkan
v Direndam dengan air bersih selama 2 jam
v Beras ketan putih dibilas lagi dengan air beberapa kali
hingga bersih
v Kemudian beras ketan putih dikukus diatas panci dengan kukusan.
v Kemudian dicuci kembali
dengan air sampai bersih.
v Setelah dilakukan pencucian
yang kedua, kemudian baru ditanak lagi
diatas panci yang berisi air dengan kukusan.
v Setelah matang diletakkan di atas tampah atau
baskom kemudian didinginkan.
v Setelah dingin kemudian dicampur ragi sampai
rata.
v Selanjutnya dimasukkan kedalam wadah jeli atau dibungkus dengan daun pisang.
v Selanjutnya simpan selama 2 sampai 3 hari untuk
proses fermentasi.
d)
Cara pembuatan tape ketela ungu
v Ketela ungu dikupas dengan
menggunakan pisau.
v Mencuci ketela ungu yang
telah dikupas sampai bersih dengan air mengalir dan diulangi sampai 3 kali.
v Mengkukus ubi ungu dalam
panci selama kurang lebih 15 menit.
v Setelah matang, ubi ungu
ditiriskan dalam wadah yang datar seperti nampan supaya dingin.
v Setelah dingin ubi ungu
diberi ragi secukupnya.
v Ubi ungu yang telah ditaburi
ragi, kemudian dibungkus dengan daun pisang
atau dimasukkan ke dalam wadah jeli.
v Disimpan rapat dalam kardus
selama 2 malam atau 3 hari untuk proses fermentasi.
e)
Cara pembuatan tape pisang kepok
v Pisang gepok dicuci sampai
bersih bersamaan dengan kulitnya dan diulang sampai 3 kali.
v Mengkukus pisang kepok dalam
panci selama kurang lebih 15 menit.
v Setelah matang, pisang gepok ditiriskan dalam nampan
supaya cepat dingin.
v Setelah dingin, pisang gepok dikupas
dari kulitnya dan didiamkan beberapa menit.
v Mentaburi pisang gepok yang
telah dikupas dengan ragi sampai rata.
v Pisang gepok yang telah
ditaburi ragi, kemudian dibungkus dengan
daun pisang
v Simpan selama 2 malam atau
tiga hari untuk proses fermentasi.
2.
Hasil Pembuatan Tape
Pembeda
|
Tape ketan
|
Tape ketela ungu
|
Tape pisang
|
Kecepatan
fermentasi
|
Lebih cepat
|
sedang
|
Paling lama
|
Rasa
|
Lebih manis
|
Rasa asli
ketela masih dominan
|
Rasa asli
pisangnya dominan dari pada asamnya
|
Tekstur
|
Lembut dan
berair
|
Agak lembut dan sedikit air
|
Agak lembut
tapi sedikit air
|
Kandungan
alkohol
|
Lebih banyak
|
sedikit
|
Sedikit
|
Warna
|
Kurang menarik
(putih)
|
Lebih menarik
|
Kurang menarik
|
Bahan
|
Agak murah,
mudah ditemui dimana pun
|
Sangat murah, mudah ditemui.
|
Agak mahal,
agak sulit ditemui
|
wah, makasih infonya gan, bagus nih artikelnya
BalasHapustrmksh, i'll try
BalasHapustrmksh, i'll try
BalasHapus