Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Jumat, 11 September 2015

Menghindari yang Manis



Suatu siang di warung.. sedang makan untuk mencukupi kebutuhan.. ceritanya sedang bayar di kasir..

M : Mbak, mau bayar..

K : Iya mas, tadi makannya apa?

M : Nasi sayur, bacem tahu satu.. gorengan satu.. ya cuma itu..

K : Trus minumnya?

M : Cuma itu mbak…nggak minum..

K : Nggak minum mas? Beneran? Gak seret ya..

M : Ya minum mbak, tapi gak pesan.. tadi bawa air putih sendiri..

K : Oh, sedang ngirit ya? Haha

M : Nggak juga sih mbak, lagi menghindari yang manis manis.. hehe

K : Kalau menghindari yang manis manis nggak usah ke kasir dan mbayar ke saya mas.. Haha..

M : Halah mbaknya kepedean.. wkwk *sambil muntah

K : Tumben mas lama nggak ke sini? Sudah bosan menu makannya ya?

M : Sebenarnya sih tidak mbak, sebenernya juga masih termasuk project menghindari yang manis manis, soalnya kalau keseringan ke sini hati saya bisa berlubang.. karena sering ketemu yang manis manis, termasuk mbaknya.. haha

K : Halah, masnya nggombal *sambil lempar dollar..

emang hati mas kayak gigi ya? Bisa berlubang gitu? Wkwk

M : iya mbak.. menurut saya hati dan gigi itu sama saja.. hati saya itu untuk mengunyah rasa.. kadang kadang ada yang tanggal juga.. gara gara mengunyah rasa cinta.. hmm cinta yang keras.. ea ea..

K : yaeelaah.. hati mas ada banyak ya?

M : yoi mbk.. hatiku tak cukup hanya satu.. bukan hanya untuk mencintaimu.. la la la.. *nyanyi

M : Eh mbak saya kelamaan di sini.. tuh belakang saya banyak yang antri..

K : Oh iya.. buruan pergi sana.. haha.. lain kali ke sini lagi ya..

-----------------------------------------------------------------------------------------
ini cuma cerita fiksi, jangan dipikir serius
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Menghindari yang Manis Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan