Di sudut ruangan itu dia duduk termenung, terkadang duduk manis sekali, seringkali jari tangannya menari atas barisan papan huruf itu, beberapa kali dia menatap buku dan termenung lagi.. ada sedikit keinginan menyapa, sederhana saja alasannya.. karena aku mengenalnya.. namun rasa enggan itu menerpa, hati kecil pun berkata, "ehm.. bukan saatnya kamu memanggil namanya, nanti kamu malah hanya mengganggunya".. akhirnya ku melewatinya saja tanpa sepatah kata yang masuk ke telinganya.. membiarkan dia khusyuk dalam aktivitasnya walau hanya menatap layar kaca..
Ya, aku harus paham apa yang sedang diinginkannya, dia sedang membutuhkan kesendirian, tanpa sapaan, tanpa pembicaraan.. dia sedang berusaha supaya orang lain sementara waktu tidak masuk ke dalam dunia yang menyibukkannya, membuat dirinya nyaman dengan pikirannya, dan berpikir bersamanya.. bagaimana aku bisa tahu dia menginginkan itu? dengan melihat dari raut mukanyalah aku bisa tahu.. ketika dia ingin kebersamaan dan candaan pasti dia berkumpul bersama teman-teman.. namun yang kulihat adalah dia sedang sendiri..
***
Ada masa kita harus peka terhadap keinginan hati seseorang walau dia tak pernah mengatakannya.. ada masa dimana kita sebaiknya tidak membersamainya, karena setiap orang membutuhkan kesendirian untuk dirinya.. walau memang manusia itu makhluk sosial bukan berarti dia harus selalu berinteraksi dengan orang lain.. dia harus menyisihkan waktu untuk dirinya dalam kesendirian untuk bisa membersamainya, ketika dia sendiri maka dia bisa membersamai tuhan-Nya, bisa jadi ketika ada seseorang di sampingnya dia malah mengabaikan-Nya.. ketika dia sendiri dia bisa membersamai pikirannya untuk bersama berpikir, bisa jadi ketika ada seseorang disampingnya dia malah sibuk berbincang dengannya.. bahkan ada ketika ada orang lain disisinya malah dia tidak bisa menjadi dirinya sendiri..
***
Ada waktu dimana kita bisa mengetuk sedikit pintu waktunya untuk bisa masuk ke dalam duniannya.. tidak bisa sembarangan dan seenaknya kita masuk dalam kehidupan orang lain.. ada ritme di mana dia akan melakukan kehidupan normalnya.. ketika kita memaksa masuk walau tidak sengaja bisa jadi malah mengganggu kelangsungan kehidupannya..
Saya belajar dari seorang teman dan berusaha membiasakannya ketika bertamu.. berusahalah untuk membuat janji terlebih dahulu, dengan membuat janji dahulu maka kita memberikan kesempatan dia untuk mengatur waktunya, ketika kita datang mendadak tanpa keadaan darurat maka bisa jadi merusak agenda hariannya.. sebisa mungkin ketika bertamu itu sesingkat mungkin, karena kita tidak tahu aktivitas sebelumnya yang dia lakukan, bisa jadi dia sebelumnya sedang melakukan aktivitas yang padat dan menghabiskan banyak tenaga serta membutuhkan waktu untuk istirahat secukupnya..
Ketika kita bisa bertamu sesingkat mungkin, maka kita tidak mengganggu waktu tuan rumah untuk istirahat.. datanglah di waktu yang tepat, sebisa mungkin kita tidak bertamu saat jam-jam dimana dia membutuhkan waktu untuk sendiri, misalnya pagi hari, jam tidur siang, jam malam.. tanpa saya jabarkan seharusnya kita tahu aktivitas normal manusia pada jam jam tersebut.. yang penting dalam bertamu adalah sebisa mungkin untuk peka dan tidak mengganggu si "dia"..
***
Di samping Burung-burung Manyar, 7 September 2015 - 03:34 WIB
0 komentar:
Posting Komentar