Buku Al-Azhar, Menara Ilmu, Reformasi, Dan Kiblat Keulamaan karya Zuhairi Misrawi merupakan buku yang menceritakan tentang banyak hal tentang universitas Islam tertua di dunia. barangkali kita sudah (sekedar) mengenal Universitas Al-Azhar dari novel Ayat Ayat Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Ketika Cinta Bertasbih karya ustadz Habiburrahman El Shirazy yang menceritakan kisah studi (hidup) mahasiswa Indonesia yang ada di sana berikut dengan kisah cintanya. dari novel dan film yang diadaptasi dari novelnya kita sudah mendapatkan gambaran kehidupan di Kairo, Mesir. nah, ketika kamu ingin lebih mengenal Universitas Al-Azhar (mungkin juga ingin studi di sana) saya sarankan untuk membaca atau memiliki buku ini. buku ini tidak hanya sekedar memberikan pemaparan tentang Al-Azhar dalam bentuk tulisan namun juga memberikan gambaran yang ada di sana berupa foto yang disematkan di berbagai halaman.
Sebenarnya saya tidak sengaja menemukan dan membeli buku ini. kala itu sedang melihat-lihat buku di stand diskon Gramedia lalu saya mengambilnya, eh tenyata ketika dibayar harganya hanya Rp 10.000,00 untuk buku yang tebalnya 350 halaman. lebih murah daripada buku Mus Mus yang berjudul membuka Pintu Langit yang harganya Rp 30.000,00 padahal bukunya itu lebih tipis. sempat iseng browsing untuk lebih mengenal penulisnya, Zuhairi Misrawi. karena sebelumnya belum pernah mengenal nama beliau dikancah kepenulisan maupun menemukan bukunya di berbagai rak toko buku. usut punya usut ternyata beliau dicap sebagai aktivis islam liberal oleh beberapa blog, namun saya menilai buku ini cukup obyektif dan tidak menunjukkan keliberalan beliau dalam mengungkap Al-Azhar sebagai pokok bahasannya.
Boleh dikatakan bahwa buku ini merupakan buku biografi pertama tentang Al-Azhar yang ditulis oleh orang Indonesia. beliau (Zuhairi Misrawi) mengisahkan dengan baik sejarah Al-Azhar dalam mengembangkan pandangan keislaman moderat dalam membangun peradaban di dunia. banyak sekali tokoh di negara kita yang pernah belajar di sana untuk memperdalam agama islam kemudian menjadi ulama di indonesia seperti KH Abdurahman Wahid, KH Ahmad Mustofa Bisri, Ustadz Habiburahman El Zhirazy, dll. Tokoh hebat di Indonesia, Presiden Soekarno dan Buya Hamka juga mendapatkan predikat atau gelar Doctor honoris Causa dari Universitas Al-Azhar.
Bagian awal merupakan kisah penulis tentang perjalanannya dari kehidupannya sebagai seorang santri hingga menjadi salah satu mahasiswa yang menuntut ilmu di negeri para nabi. bagian kedua dalam buku ini kita akan disuguhkan tentang peradaban mesir dari yang kuno sampai modern hingga husni mubarak menjabat menjadi presiden mesir. mesir merupakan salah satu pusat peradaban kuno di dunia yang penuh dengan perhelatan dan pergelutan sosial budaya dan politik yang pelik. selain itu di tanah ini diturunkan pula nabi nabi yang membawa peradaban menjadi lebih baik dengan agama samawinya seperti Nabi Yusuf AS dan Nabi Musa AS. tumbuhnya kesadaran tentang pendidikan merupakan karakter yang menonjol dari peradaban mesir. para penguasa mesir di masa lalu memiliki penasehat ahli yang mengurusi tentang pendidikan dan perpustakaan.
Bagian ketiga beliau menceritakan jatuh bangunnya kota Kairo yang sekarang menjadi ibukota Mesir. Kota Kairo merupakan kota yang selalu mendapatkan “perlakuan Khusus” dari setiap dinasti yang memimpin peradaban di sana, selalu dipermak ulang sehingga menjadi kota yang lebih modern dan cantik. Di sana pula didirikan masjid Al-Azhar yang menjadi tiang utama dalam dunia pendidikan dan politik. Masjid di Kairo merupakan pusat kebangkitan umat.
Bagian keempat merupakan bagian yang menjabarkan tentang dinasti fatimiah. dinasti yang beraqidah syiah namun sangat peduli dengan dunia pendidikan. dinasti inilah yang telah membangun pendidikan formal di masjid Al-Azhar kemudian menjadi cikal bakal Universitas Al Azhar. Pada Awalnya pendirian Al-Azhar ini memiliki motif untuk menyebarkan paham Syiah. namun pada akhirnya Al-Azhar menjadi pusat studi Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.
Bagian kelima menjelaskan tentang peran Al-Azhar yang selalu populer dalam menjaga peradaban Sunni semenjak dinasti mamluk, dinasti seljuk hingga sampai sekarang walaupun sudah banyak madrasah maupun universitas lain yang kemudian berdiri di senantero negara timur tengah. Al Azhar memberikan ruang yang sama bagi tumbuh kembangnya berbagai macam mazhab. di sana juga dibuka berbagai macam diskusi perbandingan antar mazhab baik sunni maupun syiah.
Bagian keenam beliau mengajak kita untuk melihat kembali jejak-jejak reformasi di Al-Azhar. reformasi yang dilakukan di sana melalui jalur pemikiran dan sistem kelembagaan. dengan adanya reformasi tersebut Al-azhar menjadi lembaga pendidikan keislaman yang tidak alergi dengan modernitas dan hal-hal yang berbau barat.
Bagian ketujuh beliau memaparkan tentang keutamaan Al-Azhar sebagai kiblat keulamaan. Al-Azhar yang usianya sudah melebihi satu abad memiliki pengaruh terhadap perkembangan peradaban islam. banyak sekali ulama di seantero dunia yang dicetak di sini kemudian memiliki posisi penting dalam pembinaan umat. ulama yang dihasilkan di Al-Azhar memiliki pemahaman yang kuat terhadap khazanah islam klasik namun memiliki pandangan masa depan yang cemerlang. peran ini kemudian disambung dengan bagian kedelapan tentang peran Al-Azhar dalam dunia internasional dan perannya untuk mempertemukan agama samawi.
Bagian kesembilan menggambarkan tentang kehidupan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di sana seperti peran mereka dalam perkembangan paham sunni dan reformasi di tanah air. terjadi perubahan peran lulusan Al-Azhar yang pada awalnya hanya mengisi posisi dalam bidang kegamaan namun sekarang sudah merambah dalam berbagai macam kehidupan. kemudian bersambung ke bagian kesepuluh yang membahas tentang moderasi Islam demi terjaganya citra islam sebagai rahmatan lil alamin.
0 komentar:
Posting Komentar