KH. Anwar Zahid merupakan kiai asal Bojonegoro Jawa Timur yang terkenal lucu, ceplas-ceplos, menggunakan bahasa jawa yang "merakyat" bagi jamaahnya sehingga ketika ada kajian beliau pasti banyak menghadiri majelisnya walaupun bukan hari libur. termasuk pagi ini Kamis, 26 November 2015 saya berkesempatan mengikuti kajian beliau di KBH Mandiri, Sumber, Banyuanyar, Surakarta. saya merasakan tertohok dan tertawa-tawa oleh tausiyah beliau. kajian beliau tidak muluk-muluk terkait salah satu cabang ilmu islam, namun mengambil tema penerapan islam dalam kehidupan dan pensucian hati (tazkiyatun nafs). banyak sekali pergeseran makna yang berkembang di dalam masyarakat terkait kehidupan, dunia, akherat yang berujung pada kurang tepatnya menjalani hidup. terutama dalam memandang dunia yang hanya sekedar gambaran saja dari akhirat. beliau menggunakan analogi yang mudah untuk direnungkan.
dibawah ini merupakan ajakan beliau untuk merenungi tentang keresahan kita tentang jaminan kemakmuran selama di dunia :
Allah mengundangmu di dunia pasti bertanggungjawab atas dirimu. Allah pasti mencukupi kebutuhanmu. mungkin yang tidak dipenuhi-Nya sekarang adalah keinginanmu. karena mungkin keinginanmu terlalu banyak dan kamu belum belum membutuhkannya.
di bawah merupakan analogi beliau yang menganjurkan kita untuk berzakat, infaq, dan shodaqoh :
harta itu seperti air yang harus dialirkan. ketika terus dialirkan maka dia akan selalu jernih dan menyehatkan. ketika dibiarkan menggenang maka akan menjadi keruh dan menjadi sumber penyakit.
di bawah ini merupakan analogi beliau yang menganjurkan kita untuk sering sering dan banyak- banyak berzakat, infaq, dan shodaqoh :
uang itu seperti benih padi, ketika kamu menyebar dan menanamnya maka dia akan tumbuh dan berkembang, berbuah dan bisa dipanen. ketika kamu hanya menyimpannya maka dia akan busuk dan hanya dimakan tikus.
0 komentar:
Posting Komentar