Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Rabu, 04 November 2015

Review Buku Zubair Bin Awwam - Faid Al Amirusi


Buku Serial Bersama Sahabat Nabi Zubair Bin Awwam, Prajurit Pembela Islam Sejati merupakan buku yang disusun oleh Faid Al Amirusi. Buku ini termasuk buku lama karena dicetak oleh penerbit Pustaka Mantiq pada tahun 1994, bisa dibilang buku ini sudah berumur 21 tahun. Alhamdulillahnya buku ini masih dalam kondisi cukup baik walau jilidannya sudah ada beberapa halaman yang terlepas. Pustaka Mantiq merupakan penerbit yang legendaris menurut saya karena sudah tua dan entah apakah masih ada, yang spesial dari mereka adalah bukunya begitu bermutu daripada buku terbitan jaman sekarang. Sebenarnya masih ada serial yang lain seperti cerita Ja’far Bin Abi Thalib, Abu Ibaidah Bin Jarrah, dan berbagai sahabat lainnya. Karena buku serial yang ada ini maka kali ini saya akan menceritakan sedikit kisahnya, karena beberapa informasi tidak ada dibuku yang lain seperti Buku Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW Karya Khalid Muhammad Khalid yang cenderung menceritakan kepahlawanan dan peran masing masing sahabat.

Zubair Bin Awwam ini ternyata masih saudara dengan Rasulullah SAW. Nasab beliau bertemu pada kakeknya, Abdul Muthalib. Ibunya bernama Sofiyah, anak dari Abdul Muthalib. Zubair ini umurnya lebih muda beberapa puluh tahun sepertinya dari Rasulullah SAW, karena beliau masih remaja sering bermain dengan Ali dirumah Khadijah, saat itu status Khadijah sudah menjadi istri Rasulullah SAW. Dari rumah inilah Zubair tergolong menjadi Asabiqunal Awwalun, orang yang pertama memeluk islam karena melihat Ali sholat serta mendapatkan hidayah melalui argumentasi Ali dan Khadijah. Ketika pamannya Naufal bin Khuwailid mengetahui perihal Zubair telah masuk Islam, beliau sangat marah dan berusaha menyiksanya, pernah beliau dimasukkan dalam karung tikar, kemudian dibakar, dan dia berkata kepadanya,“lepaskan dirimu dari Tuhan Muhammad, maka saya akan melepaskan dirimu dari api ini.” Namun Zubair menolaknya dan berkata kepadanya, “Tidak, demi Allah saya tidak akan kembali kepada kekufuran selamanya.”

Zubair bin Awwam pernah ikut berhijrah ke Habsyah bersama orang-orang hijrah dari kaum muslimin, dan beliau tetap tinggal disana hingga Rasulullah saw mengijinkannya untuk kembali ke Madinah. Beliau selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah SAW, setelah perang Uhud dan orang-orang Quraisy kembali ke Mekah, Rasulullah saw mengirim 70 orang sahabat untuk mendampingi dirinya, termasuk ia termasuk di dalamnya. Nasib Zubair sama dengan Rasulullah SAW karena saat masih kecil dia sudah ditinggal ayahnya, oleh ibunya dia diberikan cerita tentang seorang idola yaitu Hamzah, pamannya sendiri. Nah, karena itu dia didorong untuk meneladani hamzah, sang singa padang pasir. Hingga akhirnya dia pandai bertarung dan bertempur.

Selain itu Zubair juga memiliki kesamaan dengan Rasulullah SAW, memiliki mertua yang sama. Rasulullah SAW memiliki istri yang bernama Aisyah Bin Abu Bakar, nah Zubair ini menikahi anak Abu Bakar yang lain yaitu Asma Bin Abu Bakar. Sebagai perantara antara Zubair dan Asma adalah Ustman, beliaulah yang melamarkan ke Abu Bakar atas permintaan Zubair sendiri. Pada akhirnya mereka menikah karena abu bakar senang kepada Zubair, selain nasabnya terhormat dia juga sebagai seorang pemuda yang baik. Asma yang menjadi istri Zubair adalah anak yang baik juga, berbakti kepada orang tua serta sebagai fasilitator penjalanan hijrah Rasulullah SAW dan Abu Bakar.

Saat berperang dia berjuang sangat hebat, Rasulullah SAW sampai mengatakan bahwa ketika Zubair ini maju dengan kudanya pasukan malaikat beikat kepala kuning berlari dengannya memenuhi barisan, ikat kepala ini sama warnanya dengan ikat kepala yang digunakan oleh Zubair. Ketika Rasulullah SAW sering diganggu oleh kaum kafir maka zubair selalu memasang badan untuk melindungi beliau. Rasulullah SAW pernah berkata kepada Zubair, “setiap nabi pasti memiliki pelindung disisinya, dan kamu Zubair adalah pelindung di sisiku”. 

Diakhir cerita sempat terjadi percekcokan antara Ali dan Aisyah, pada awalnya dia memihak Ali, namun berpindah memihak Aisyah. Namun akhinya kedua kubu itu berdamai pasca perang jamal. Ali pun keluar untuk menemui Zubair, lalu dia berkata kepadanya, “Wahai Zubair, tidaklah kamu mendengar sabda Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditujukkan kepada dirimu : “Sesungguhnya kamu akan memerangi ‘Ali (saat itu) kamu berbuat zhalim kepadanya”. Setelah mendengar perkataan Ali itu, Zubair langsung teringat akan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, maka dia bersama Thalhah bin Ubaidillah pun segera mundur dari medan pertempuran. 

Zubair wafat ketika ada seseorang yang menancapkan pedang ke dadanya. Ali sangat sedih ketika itu hingga mengatakan, “Berikan kabar kepada pembunuh putra Sofiyyah dengan neraka, sungguh Rasulullah saw pernah bersabda kepada saya bahwa pembunuh Zubair adalah penghuni neraka”.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Review Buku Zubair Bin Awwam - Faid Al Amirusi Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan