Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Jumat, 25 Desember 2015

Review Buku Out Of The Truck Box – Iqbal Aji Daryono

 jihandavincka.com

Buku out of the truck box yang ditulis oleh iqbal adi daryono merupakan buku yang mampu mencampur adukkan “oh ngono to?.. iso isone.. alhamdulillah.. hahaha.. umpatan.. badala..” bagi yang membacanya. Dengan warna dasar merah yang dihiasi truk warna kardus, tulisan warna putih- orange dan kanguru orange buku ini tampilannya sederhana namun menarik. Penerbitnya baru saya kenal, giga media, namun logo disamping nya sudah saya kenal sebelumnya, mojok.co, berikut dengan penulis buku ini yang sudah sering saya baca tulisannya di web tersebut.

Menurut saya buku ini sejenis dengan titik nol dan garis batas karya agustinus wibowo yang sarat dengan nilai-nilai disetiap per-jalan-annya, buku ini juga sarat dengan nilai-nilai yang terkandung disetiap per-sopir-annya yang tak sekedar memegang stir, namun produktif untuk berpikir. Ada pepatah berkata bahwa guru terbaik adalah pengalaman. Pengalaman itu tak harus dari pengalaman diri sendiri, pengalaman dari orang lain pun sebaiknya juga perlu kita resapi untuk memperkaya khasanah diri. Buku yang menceritakan pengalaman di autralia (baca:ostralia) ini juga menjadi salah satu rekomendasi untuk kita cicipi.

Walaupun ceritanya banyak dengan nilai-nilai namun beliau menceritakannya dengan slengekan (baca:bercanda), khas gaya penulis-penulis mojok.co. dengan membaca buku ini kita bisa mengenal sosiokultural masyarakat ostralia yang dikenal dengan masyarakat maju dan tertib namun tenyata tidak senyaman dengan kehidupan kita di jawa yang kaya dengan aneh-aneh namun ternyata lebih manusiawi dan penuh dengan ekspresi. Setidaknya kita akan merasa lebih merasa cinta dengan Indonesia yang “apa adanya” dimana apa adanya itu ketika dijabarkan menjadi kaya, luas, dan tak terdefinisi. Namun itulah indonesia yang telah merawat kita, dimana kita juga harus merawatnya. Karena dengan merawat itulah sebagai bukti dan implementasi dari rasa cinta.

Selain itu kita juga akan mendapatkan beragam cerita tentang rekan kerjanya dari berbagai negara yang kisahnya juga tak kalah serunya, ada yang dari afganistan, chili, india, makedonia srilanka dll.Ada kisah tentang perjalanan temannya mencari suaka karena di sana terjadi kekacauan karena masalah politik, menjadi imigran secara tidak legal, mengakali supaya menjadi penduduk tetap ostralia namun masih berstatus berwarganegara asalnya Kita akan mendapatkan wawasan tentang melintasi batas negara, sosial politik budaya yang berlaku di sana.. walau tak selengkap di buku IPS namun cukup menjadi salah salah satu puzzle wawasan dan pengetahuan di otak kita dimana kita sebaiknya melengkapinya melalui jendela ilmu lainnya.

Orang punjabi (india) yang menjadi teman sepekerjaannya bercerita bahwa merantau adalah tradisi, hijrah adalah keren, berpindah adalah meninggalkan kenyaman di kehidupan sebelumnya. Bahkan ketika dia hidup di india hidupnya lebih dari cukup, bahkan kaya tinggal leha-leha, namun dia merelakan 100.000 dollar (1 dollar) hanya demi mengejar status keren dengan hijrah ke ostralia. Ada juga kakek kakek berumur 68 tahun yang masih bekerja menjadi sopir truk, padahal ketika di Indonesia seseorang yang berumur segitu sudah tidak (patut) bekerja, cukup di rumah, berkebun, banyak beribadah, mengingat mati dan menimang cucu. Namun disana masih produktif seperti beberapa negara lain, seperti jepang misalnya.

Beberapa kutipan kalimat yang menarik di buku ini :
  • Hukum adalah hukum, tapi keadilan kadangkala merupakan perkara yang sama sekali berbeda
  • Saat kehilangan kepercayaan diri, kekuatan kita akan berkurang separuhnya – komik kenji.
  • Aku tidak pernah berniat mengalahkan lawanku. Aku berniat mengalahkan kepercayaan dirinya. Pikiran yang dirasuki keraguan tak bisa terfokus pada jalan kemenangan – yamamoto isoroku (angkatan laut jepang).
  • Percaya diri adalah kunci.
  • Sebenarnya narkoba dan gadget itu sama, ketika ada permasalahan karenanya itu adalah karena penyalahgunaan.
  • Sebenarnya hantu itu adalah sekedar ketakutan kita. Seringkali kita memandang orang yang berbeda iman dengan kita itu seperti memandang hantu. Agar kepala kita tidak dipenuhi hantu banyak-banyaklah bergaul, banyak nongkrong, banyak ngopi, lebih di atas segalanya adalah banyak piknik.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Review Buku Out Of The Truck Box – Iqbal Aji Daryono Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan