Portal Digital Data Personal

Tulisanku
Sabtu, 31 Mei 2014

Untukmu, Maaf


Menghapus kenangan dan kesalahan memang tak semudah menghapus goresan pensil di kertas putih.. memang salah ketika kita terlalu menuruti keinginan kita, tanpa memperhatikan bagaimana kemampuan merespon apa yang kita inginkan.. memang salah ketika kita terlalu egois, walau egois yang kita jalani itu untuk kebersamaan.. semua memang harus berbenturan.. ya.. itu konsekuensi dari interaksi..
Meyamakan kecepatan memang tak mudah.. sama itu selalu bersyarat.. namun sama tak harus identik.. sama memang merepotkan.. karena harus ada ini itu untuk melengkapi variabel yang harus dipenuhi.. Harus kita sadari orang lain bukanlah belahan jiwa kita.. ketika kita melangkah, maka dia akan melangkah.. ketika kita berlari maka kita harus menggandeng tangannya.. karena ketika dia hilang dari genggaman kita maka dalam waktu dekat kita akan tak tentram dan akan mencarinya..
Namun akan berbeda dengan perlakuan kita dengan kerja.. kita mungkin tak akan seperti itu.. malah akan tega ketika ia pergi.. mungkin hanya karena pertengkaran sederhana.. perbedaan pemahaman dan pandangan.. lalu pasang badan untuk saling membelakangi.. bahkan mungkin sunggingan senyum tak kan terbit lagi..
Mungkin aku salah ketika aku keras terhadapmu.. sempat meninggikan nada yang mungkin tak cocok untukmu.. aku sepertinya terlalu egois untuk berpegang teguh pada prinsipku.. akan berkomunikasi ketika butuh dan bergerak cepat dan sistematis.. mungkin juga kamu itu egois dengan dirimu.. karena kamu tak memahami apa yang ku rencanakan dan peka terhadap keadaan yang mulai menghimpit kita.. untuk menyelesaikan yang seharusnya kita selesaikan..
mungkin juga aku terlalu tega untuk melepasmu ketika kamu berpamitan, meninggalkanmu dalam kesedihan.. karena aku tak ingin memaksamu dalam perjalanan yang membahayakan ini, ketika aku nanti kalap dan tega untuk menggores hatimu lagi.. cukup sekali saja.. karena aku tak yakin kamu bisa bertahan dalam ruang dan waktu yang sempit ini, yang bisa menghimpit hati kita kita dan semakin membuat hati kita sesak.. mungkin juga aku tak tahan dengan sikapmu yang dingin dan ketidakstabilan hasratmu dalam menempuh perjalanan yang membutuhkan konsistensi.. tak ada yang bisa aku berikan kepadamu kecuali, MAAF..

jogja-kutoarjo, dalam sebuah segmen ular besi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Untukmu, Maaf Rating: 5 Reviewed By: Wawan Listyawan