Meneruskan dua amanah yang sempat ku tekuni
sebelumnya, serta mulai menerawang ke masa lalu, apa yang terjadi di sana.
Mulai menggoresan mimpi revolusi semenjak sms itu diterima, sekitar satu
setengah bulan sebelum kita dinyatakan untuk berkarya secara sah. mempersiapkan
diri lebih awal merupakan strategi untuk mematangkan rencana untuk bergerak,
berdasar pada spekulasi, pengalaman, dan wacana ke depan untuk merumuskan
sebuah perbaikan. Walau ada satu penolakan diawal, setidaknya ada tiga calon
tim inti yang sudah membacanya diawal dan meyepakati rencana itu sebagai
rencana bersama dengan diskusi hangat untuk menyempurnakannya.
Tragedi sejarah kata "marmos" ini muncul
ketika penyusunan ToR RAB untuk pertama kali sistem ISO mawa mulai diterapkan.
karena era sebelumnya belum ada. dua orang laki laki yang cukup tempramen
mengucapkan kata kata itu ketika tugas yang ku berikan belum dikerjakan secara
maksimal, sehingga harus revisi. serasa jadi dosen, ketika harus mengkoreksi
dan meminta rekan rekan calon pimpinan lembaga ini untuk memperbaiki. dan
mereka manut2 saja walau merasa terpaksa. lembur harus dilakoni, sampai masuk
angin dan melontarkan kata kata itu. kata itu bukan perwujudan emosi. tapi
ramai.ramaian aja, hingga sampai semua pengurus mengatakannnya, termasuk
pengurus putri yang mulai ceplas ceplos dengan kata kata itu di tengah-akhir
periode. sebuah awal yang berkesan menurutku. ketika pelantikan pun semua
pengurus harus mengisi form yang cukup membosankan, ada 27 kriteria yang wajib
di isi. namun semua itu bisa terjadi dan tercapai kisaran 80 persen dari total
pengurus.
***
18.23, Dibawah rinai hujan @Jatayu
Bandung, 12 januari 2014
0 komentar:
Posting Komentar