Kalau dilihat sih, pemuda pemudi yang sudah menikah itu bahagia banget.. eh, tiap dua hari sekali pasti upload foto baru kadang jadi foto profil, sering malahan cover foto.. tulisan lope2 di pasir, berjalan berdua, suasana sunset di tepi pantai.. bermesraan lagi, setidaknya teman sebayanya mulai ikut terbakar, ingin segera menggenapkan separuh agamanya.. apalagi update perkembangan buah hatinya yang lucu dan menggemaskan itu.. apalagi yang sudah lulus itu, coba deh cek kondisi hati dan kobaran semangatnya.. apalagi yang dimasa pertengahan perkuliahan, wuuih, pasti update status tentang menikah, galau mention2 teman yang senasib dengannya, meramaikan di kotak komentar, sampai ngrumpi ratusan komentar.. sampai tiap hari muncul terus diberanda temannya… kata cinta dan romantis bertebaran di wallnya.. share ayat2 cinta, sampai kode kode ringan kepada pujaan hatinya…
Kodrati semua insan pasti ingin menikah.. namun banyak yang tak pasti berani kapan dia mau menikah kapan.. namun yang pasti sudah menyiapkan sederet nama yang mungkin akan dipersuntingnya… share ke teman2 bahwa dirinya suka dengan dia yang itu lho.. yang suka pakai warna merah. Yang motor nya dan plat nomornya itu lho…
Mulai muji muji idolanya, ” Eh tau tidak, dia itu senyumannya manis lho… ” rasa cinta dan suka itu sudah mulai menggeser inderanya.. setahu saya manis itu bisa diketahui dengan dijilat, bukan dengan dilihat.. karena tak mungkin mata punya papila.. papila itu adanya di lidah.. pilihan kata pun juga mulai salah.. senyuman itu sebaiknya tidak didefinisikan manis tapi mempesona, saya rasa itu lebih tepat..
Berani menentukan kepastian kapan itu lebih baik.. karena memotivasi kita untuk persiapan yang matang.. kapan kita harus lulus, bekerja, dan menyiapkan pengantar pasangan kita untuk beraktivitas.. kapan tabungan kita akan mencapai nominal sekian.. kemudian merangkai mimpi bersama untuk keluarga dan negeri tercinta, Indonesia…
bukankah kalau kita mempersiapkan dan sudah siap itu momen terindah kita akan lebih berkah? Cobalah…
Mulai muji muji idolanya, ” Eh tau tidak, dia itu senyumannya manis lho… ” rasa cinta dan suka itu sudah mulai menggeser inderanya.. setahu saya manis itu bisa diketahui dengan dijilat, bukan dengan dilihat.. karena tak mungkin mata punya papila.. papila itu adanya di lidah.. pilihan kata pun juga mulai salah.. senyuman itu sebaiknya tidak didefinisikan manis tapi mempesona, saya rasa itu lebih tepat..
Berani menentukan kepastian kapan itu lebih baik.. karena memotivasi kita untuk persiapan yang matang.. kapan kita harus lulus, bekerja, dan menyiapkan pengantar pasangan kita untuk beraktivitas.. kapan tabungan kita akan mencapai nominal sekian.. kemudian merangkai mimpi bersama untuk keluarga dan negeri tercinta, Indonesia…
bukankah kalau kita mempersiapkan dan sudah siap itu momen terindah kita akan lebih berkah? Cobalah…
