terkadang yang membuatku enggan berkomunikasi dengan mereka adalah kekurangterampilanku mengambil momen atau memilih paduan kata.. sering salah dalam memilih kata membuat mereka mencap negatif diriku.. ketika aku banyak bertanya bisa jadi mereka mengira aku memiliki niatan yang lebih.. padahal sederhana, hanya ingin mengenal.. bukankah hal itu yang biasa dalam bermasyarakat? sepertinya hal itu tidak belaku disini..
dengan mengenal seseorang terlebih dahulu maka hal itu bisa menjadi acuan dalam kita memperlakukannya.. bagaimana kita akan bersikap, bagaimana kita nantinya kita akan bertutur dan menjalin kerjasama ke depan.. karena memuliakannya adalah dengan mengenalnya..
dengan mengenalmu itu merupakan modal utama untuk mempercayaimu, dengan mempercayaimu maka aku berharap bisa bekerja sama denganmu.. ketika kau hanya memilih diam maka aku akan mendiamkanmu.. silahkan kau diam dalam prasangka negatif tentangku.. karena itu memang hakmu yang berdasar dari salahku..
aku mudah percaya dengan orang lain, namun mudah juga melepas kepercayaan ketika sudah dikecewakan.. lebih baik bekerja sendiri daripada meminta pertolongan namun tidak segera ditindaklanjuti.. itu tebih baik daripada hanya digantung dalam harapan, kecewa dalam buaian..
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
0 komentar:
Posting Komentar