sudah lama kita tidak bersua kembali.. sejak pertemuan ke dua di toko kecil itu sepertinya kita akan sulit bertemu lagi untuk waktu yang lama.. apalagi semenjak kamu meninggalkan kota ini, mungkin aku tak akan melihatmu lagi, walau hanya sekelebat dan sekilas saja..
sudah jelas bahwa jarak itu telah memisahkan fisik kita, namun aku merasa bahwa jarak itu menyebabkan hati kita mulai menjauh.. entah kenapa kita tidak bisa sedekat dulu, padahal aku tak pernah membuat jarak denganmu, bahkan membuat garis pemisah pun tak pernah.. apakah jarak hati ini kamulah yang membuatnya?
aku merasa untuk menjauh secara hati ini lebih mungkin terjadi.. ketika kita mungkin sudah mulai merasa bosan, mungkin kamu yang bosan, namun sepertinya aku tak akan bosan denganmu.. ketika kita beralasan untuk menjauh secara komunikasi sepertinya tidak mungkin.. banyak sekali media yang bisa menghubungkan kita sebagai pengganti lisan.. namun sepertinya kamu menjauhkanku darimu dengan pilihan katamu.. ketika kamu menggunakan kata kata kunci sehingga menutup gerbang percakapan diantara kita... sehingga tak ada peluang bagiku untuk bisa mengintip hatimu dan sedikit bercanda dengan pemiliknya..
aku hanya bisa menunggu sampai gerbang itu mulai membuka celah, membuatku bisa mengirimkan pemantik percakapan.. namun hanya bisa menggumam dalam hati, "kapan celah itu akan tercipta kembali?"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
potongan dari kumpulan cerita fiksi yang random, bersudut pandang orang pertama, yang muncul tanpa direncana dan mengalir begitu saja.. semoga bisa menjadi sebuah kumpulan aksara yang menempel dalam himpunan kertas dan terjejer rapi di rak buku sana..
0 komentar:
Posting Komentar