Melepaskan burung burung kecil itu terbang kembali semenjak mereka bersarang di sini selama setahun.. suatu proses dan harapan yang besar sebesar hamparan awan yang akan mereka arungi.. dimana mereka akan memainkan gumpalan awan itu.. terbang dengan riangnya, terkadang bertemu dengan gumpalan mega mendung hitam yang menyergap perjalanannya.. selain itu wajib bertemu dengan tangisan sejuk sang mega mendung tadi, sebuah tangisan tawar yang membawa ketenangan namun juga membawa kesedihan pula...
Mereka ibarat burung.. entah kenapa aku menganalogikan mereka dengan burung.. ataukah stiker angry bird yang tertempel dibackcase hape ini ataukah selembar kain diatas kasur yang mengantarkanku ke dunia mimpi.. mungkin lucu juga seumuranku suka dengan karakter favorit anak anak itu.. namun itu bukanlah sesuatu masalah, karena warna karakter itulah yang kusuka.. membawa suasana yang ceria.. mungkin karena itulah seringkali aku bertemu dengan mereka di dunia khayal dimana setiap episodenya tak pernah tersambung.. burung itu tidak pernah membawa suasana yang sedih ketika aku menghampirinya, selalu membawa suasana yang ceria dengan lompatan kecil di ranting disertai kicaunya yang ramai dan renyah..
Begitupula dengan mereka ketika membersamaiku disini, menawarkan apa itu renyahnya canda, hangatnya dekapan ukhuwah, dan manisnya cinta dalam islam.. Adik adik ku yang sempat bersarang disini merupakan penjelajah yang baik.. dimana mereka belajar untuk berproses, membentuk sarang dan menelurkan karya yang baru.. tak lupa menghasilkan burung kecil baru yang siap menjelajah di belahan bumi yang lain..
Belajar survive merupakan kewajiban bagi seorang penjelajah.. mempertahankan diri untuk tetap berdiri sampai nanti kita dipanggil kembali.. begitu pula dengan mereka, mereka akan dipaksa untuk menghadapi sesuatu yang dinamakan masalah.. masalah akan selalu menerpa layaknya angin yang berhembus, bisa sepoi sepoi bisa juga badai.. sesungguhnya masalah itu adalah sebuah tanda bahwa perjalanan itu normal.. perjalanan tanpa masalah itu bisa jadi disana tidak ada proses untuk berpikir dan peka.. sesungguhnya masalah itu akan membuat perjalanan terasa berkesan.. karena masalah ibarat cat warna.. sedangkan kehidupan adalah tembok yang siap diwarnai...
Belajar melepaskan.. karena tak selamanya kita akan selalu mendampinginya..
Melepaskan tak berarti tidak bertanggung jawab.. tetapi mengajarkan kepekaan..
Melepaskan bukan berarti tak peduli.. namun membelajarkan ambil bagian dalam regenerasi...
Melepaskan itu mendidik untuk bergerak cepat.. analisis dan menemukan solusi...
Melepaskan bukan berarti tak cinta.. namun adalah tanda sayang...
Melepaskan hakikatnya adalah sebuah proses untuk mengadakan perubahan baru..
Melepaskan itu tanda keikhlasan... menerima kenyataan dan menjalankan konsekuensinya...
Melepaskan mengajarkan kita untuk kuat.. selalu bergerak untuk berakselerasi menuju titik yang berbeda...
Menyelesaikan amanah dengan baik merupakan suatu tantangan yang menantang.. sejatinya kita diberikan amanah bertujuan untuk melatih kita bertanggung jawab.. amanah itu tak hanya satu, namun pelan tapi pasti akan menghampiri sesuai dengan kompetensi yang kita miliki.. ketika kita peka, maka kita akan tersadar bahwa kita harus segera ambil bagian dan turun tangan untuk menyelesaikan bersama..
menjalankan amanah tak akan jauh dari deadline.. Membuat deadline tersendiri secara mandiri akan membantu kita dalam membentuk kesiapan diri.. deadline berlapis akan memacu kita untuk lebih cepat bepikir, mempersiapkan pola perencanaan yang baik, serta mempersiapkan spirit dan mental untuk menghadapinya..
Merencanakan merupakan bentuk pembelajaran hidup yang baik, karena untuk merencanakan membutuhkan daya analisis yang tinggi supaya tak hanya sekedar angan..
Berencana bukan sekedar mimpi.. berencana berarti membentuk komitmen diri.. komitmen untuk merealisasikan apa yang terbangun di dalam pikiran.. bukan hanya sekedar rencana, apalagi hanya sekedar bualan belaka namun sebuah bentuk aktivitas yang terasa nyata dan membawa manfaat..
Burjo, 01.03.14 - 16:36
0 komentar:
Posting Komentar