A.
Judul Jurnal Belajar : Jurnal Belajar 6 : Pendekatan
Saintifik
B.
Pertanyaan-Pertanyaan Terkait dengan Materi
Marzuki : pada microteaching menggunakan PjBL, apakah model itu dapat
diselesaikan dalam satu kali pertemuan.
Redza : apakah penentuan solusi pada PBL itu harus dilakukan?
C.
Konsep yang harus dikuasai
Jawaban Marzuki : tidak bisa,
biasanya satu pertemuan hanya cukup untuk melaksanakan satu sintaks
saja, PjBL bisa selesai dalam waktu tiga minggu.
Jawaban redza : tidak, cukup sampai pada pemaparan pesan moral saja,
tidak perlu dilakukan.
Fungsi pendahuluan pada model pembelajaran pada discovery learning berisi
apersepsi yang mengarahkan menuju materi, motivasi dan apersepsi berisi
orientasi materi, sebaiknya diawali dengan studi kasus atau peraga,
mengkonflikan konsep awal siswa dengan konsep baru, kemudian mengarahkan siswa
untuk membuat hipotesis awal, hipotesis awal ini bertujuan menemukan konsep
baru, siswa diarahkan untuk menganalisis dari referensi, dan mulai menyusun
pertanyaan.
inquiry learning memiliki tujuan untuk membuktikan konsep yang sudah ada.
siswa diarahkan untuk menganalisis melalui eksperimen sehingga lebih paham
secara mendalam. model ini mengajarkan siswa untuk bisa menganalisis, sebelum
kemampuan analisis terasah dia harus mahir bertanya.
project
based learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep melalui proyek, siswa
dimungkinkan melakukan wawancara kepada narasumber untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan untuk memenuhi proyek yang sedang dilakukan. Guru menugaskan siswa untuk
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Problem
based Learning mengarahkan siswa pada suatu konsep melalui pemberian masalah,
kemudian siswa memecahkan masalah dengan berbagai macam solusi hasil dari
diskusi dengan anggota kelompoknya. metode
mengajar PBL dengan fokus pemecahan masalah
yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir. Dengan
demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Perbandingan
yang dilakukan oleh Savin - Baden (2003) terhadap PjBL dan PBL adalah sebagai berikut
:
Komponen
|
Project based learning
|
Problem based learning
|
focus
|
Diharuskan menghasilkan produk dalam bentuk laporan atau desain
|
Tidak harus menghasilkan produk
|
Peran guru/tutor
|
supervisor
|
Fasilitator
|
Pemecahan masalah
|
Siswa diharuskan menghasilkan solusi atau strategi untuk memecahkan
masalah
|
Pemecahan masalah merupakan salah satu bagian dari proses bukan fosus
dalam manajemen masalah
|
Pemberian materi pelajaran
|
Dalam bentuk berbagai macam tipe pembelajaran diberikan sepanjang projek
|
Difokuskan pada pembelajaran siswa sendiri. ceramah juga digunakan untuk
mendukung belajar siswa bukan hanya memberi arah belajar
|
Peran siswa
|
Siswa terlibat dalam pemilihan projek (kadang-kadang dari daftar yang
sudah ditentukan)
|
Siswa mungkin memilih skenario masalah walaupun biasanya masalah
disampaikan oleh guru. Siswa harus mendefinisikan apa dan bagaimana mereka
belajar
|
Posisi dalam pembelajaran
|
Sesudah siswa menguasai semua materi.
Dianggap sebagai mekanisme untuk menyampaikan beberapa materi dalam satu
aktivitas
|
Digunakan untuk memahami materi.
Didasarkan pada premis bahwa pembelajaran terutama akan terjadi pada
lintas disiplin termasuk pada awal pembelajaran
|
Peran kelompok
|
Ada untuk menyelesaikan projek
|
Harus bekerja sama selama proses pembelajaran dan kerja tim merupakan
komponen pembelajaran
|
Langkah pembelajaran berbasis masalah, merupakan suatu siklus yang dimulai
dari:
- Pemberian/ menemukan konsep dasar tentang tatacara pembelajaran yang akan dilakukan.
- pendefinisian masalah dengan mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi.
- Tahap pembelajaran mandiri dengan investigasi mencari masalah.
- pertukaran pengetahuan dengan berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok.
Langkah pembelajaran berbasis proyek, merupakan suatu siklus yang dimulai
dari:
- penentuan pertanyaan
- menyusun rencana proyek
- menyusun jadwal
- monitoring
- menguji hasil
- evalusasi pengalaman
D.
Konsep yang belum dikuasai
Apa saja kelemahan penerapan PjBL?
Bagaimana cara menanggulangi kelemahan penerapan PjBL?
E. upaya memahami konsep yg belum dipahami
mencari di
internet :
Adapun kelemahan dari
pembelajaran berbasiskan proyek ini antara lain:
- Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.
- Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
- Membutuhkan biaya yang cukup banyak
- Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas.
- Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
Untuk mengatasi kelemahan dari
Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut di atas, seorang pendidik harus
dapat mengatasi dengan cara:
- Memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah,
- membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek,
- meminimalisir dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat lingkungan sekitar,
- memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya,
- menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar