A.
Judul Jurnal Belajar : Jurnal Belajar 5 : Pendekatan
saintifik
B.
Pertanyaan-Pertanyaan Terkait dengan Materi
restu : sistem reproduksi bisa diaplikasikan dengan model apa?
listiawan : bagaimana model pembelajaran inkuiri discovery itu? Apakah
model inkuiri dan discovery digabungkan?
hasan : inkuiri kan siswa harus bertanya, jika tidak?
C.
Konsep yang harus dikuasai
- Jawaban restu : untuk sistem reproduksi bisa menggunakan model pembelajaran discovery, bisa juga dengan model pembelajaran inkuiri dengan berbantu jurnal, sistem ekskresi dengan model pembelajaran inkuiri, keterampilan proses dengan uji urin
- Jawaban listiawan : sintaks kedua model itu sama, jadi kalau digabungkan malah rumit dipahami.
- Jawaban hasan : guru seharusnya memancing dan memandu siswa dengan memaksa siswa bertanya dengan 5W + 1H, dengan menunjuk siswa satu per satu.
Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena
itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong
peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi,
dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi,
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan
proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru
tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau
semakin tingginya kelas siswa.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga
teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori
belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok
berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Pertama, individu
hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan
pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif
dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual
yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya
cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan
adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan
melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas
adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran
menggunakan metode saintifik.
Teori Piaget,
menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema
(jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang
dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi
lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah,
skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses
terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang
mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip
ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi
dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri
rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok
dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya
penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky, dalam
teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun
tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada
dalam zone of proximal development daerah terletak antara
tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan
pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih
mampu.
Pembelajaran dengan metode
saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
berpusat pada siswa.
2.
melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip.
3.
melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4.
dapat mengembangkan karakter siswa.
Model yang termasuk pendekatan saintifik
- Model Pembelajaran Discovery itu memiliki konsep atau prinsip yaitu mencari, menyelidiki. Model ini diawali dengan memberikan stimulus melalui gambar, cerita, video, herbarium, spesimen, mengajak merumuskan masalah dengan 5W + 1H, semua materi bisa diaplikasikan melalui model ini.
- Model Pembelajaran inquiry. konsep atau prinsip dasar dari model ini adalah menyelidiki, membuktikan konsep yang sudah ada, dengan langkah awalnya memberikan stimulus melalui gambar, cerita, video, herbarium, spesimen, mengajak merumuskan masalah dengan 5W + 1H, semua materi bisa diaplikasikan melalui model ini. Perbedaan inkuiri dan discovery adalah Dalam discovery learning, ada pengalaman yang disebut ”... ahaa experience”. Yang dapat diartikanseperti nah ini dia. Sebaliknya Inquiry Learning tidak selalu sampai padaproses tersebut. Hal ini karena proses akhir discovery learning adalah penemuan, sedangkan Inquiry Learning proses akhir terletak padakepuasan kegiatan peneliti.
- Model Problem based learning adalah metode mengajar yang menggunakan masalah yang nyata, proses dimana siswa belajar, baik ingatan maupun keterampilan berpikir kritis, problem based learning adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir. Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
- Model Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Perbandingan
yang dilakukan oleh Savin - Baden (2003) terhadap PjBL dan PBL adalah sebagai berikut
:
Komponen
|
Project based learning
|
Problem based learning
|
focus
|
Diharuskan menghasilkan produk dalam bentuk laporan atau desain
|
Tidak harus menghasilkan produk
|
Peran guru/tutor
|
supervisor
|
Fasilitator
|
Pemecahan masalah
|
Siswa diharuskan menghasilkan solusi atau strategi untuk memecahkan
masalah
|
Pemecahan masalah merupakan salah satu bagian dari proses bukan fosus
dalam manajemen masalah
|
Pemberian materi pelajaran
|
Dalam bentuk berbagai macam tipe pembelajaran diberikan sepanjang projek
|
Difokuskan pada pembelajaran siswa sendiri. ceramah juga digunakan untuk
mendukung belajar siswa bukan hanya memberi arah belajar
|
Peran siswa
|
Siswa terlibat dalam pemilihan projek (kadang-kadang dari daftar yang
sudah ditentukan)
|
Siswa mungkin memilih skenario masalah walaupun biasanya masalah
disampaikan oleh guru. Siswa harus mendefinisikan apa dan bagaimana mereka
belajar
|
Posisi dalam pembelajaran
|
Sesudah siswa menguasai semua materi.
Dianggap sebagai mekanisme untuk menyampaikan beberapa materi dalam satu
aktivitas
|
Digunakan untuk memahami materi.
Didasarkan pada premis bahwa pembelajaran terutama akan terjadi pada
lintas disiplin termasuk pada awal pembelajaran
|
Peran kelompok
|
Ada untuk menyelesaikan projek
|
Harus bekerja sama selama proses pembelajaran dan kerja tim merupakan
komponen pembelajaran
|
Model
|
Materi
|
Tujuan
|
Konsep/Prinsip
|
Sintaks
|
Awal
|
Discovery
|
semua materi
|
Membantu siswa memperkuat konsep, mendorong
siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri dan mendorong siswa
berpikir sistematis
|
Siswa didorong untuk mengidentifikasi apa
yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian
mengkonstruksi apa yang mereka ketahui dalam bentuk akhir
“mencari/menyelidiki yang tidak harus
dengan praktikum”
|
Stimulasi
Identifikasi masalah
Mengajukan hipotesis
Mengumpulkan data
Pembuktian
Menarik kesimpulan
|
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi
Merangsang rasa ingin tahu siswa dengan
menyajikan dalam gambar, fakta, video, pertanyaan,
|
inquiry
|
Pencemaran dan kerusakan lingkungan
|
Mengembangkan kemampuan berpikir
sistematis, logis, dan kritis
|
menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan inti dari materi pelajaran itu sendiri
Masalah yang dihadapkan pada siswa adalah
masalah riil
|
orientasi
Merumuskan masalah
Mengajukan hipotesis
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
Merumuskan kesimpulan
|
Pembelajaran diawali dengan mengemukakan
permasalahan-permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari
Membantu siswa untuk mengaitkan
konsep-konsep ilmu pengetahuan secara aplikatif
|
PjBL
|
Perubahan lingkungan/iklim dan
daur ulang limbah
Virus, ciri dan peranannya dalam
kehidupan
Bioteknologi
|
Mengembangkan kemampuan berpikir
sistematis, logis, dan kritis siswa
untuk melalui eksplorasi untuk
menemukan masalah, solusi dan menghasilkan produk yang dilakukan dalam
periode tertentu
|
Pembelajaran mengggunakan proyek atau
kegiatan sebagai media
|
Penentuan pertanyaan
Menyusun rencana proyek
Menyusunn jadwal
Monitoring
Menguji hasil
Evaluasi pengalaman
|
proses inquiry dimulai
dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum
|
PBL
|
Perubahan lingkungan/iklim dan
daur ulang limbah
Ekologi: ekosistem, aliran
energi, siklus/daur biogeokimia, dan interaksi dalam ekosistem
Bioteknologi
|
Mendorong kemampuan siswa untuk menemukan
solusi dari masalah yang ada dalam keidupan sehari-hari
|
Pembelajaran yang
menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta
didik untuk
belajardimana
peserta didik bekerja dalam tim
|
Orientasi peserta didik kepada
masalah
Mengorganisasikan peserta didik
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Menganalisa dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
|
Guru menghadirkan masalah yang
ada dilingkungan sekitar kemudian meminta siswa untuk mencari solusi dari
masalah tersebut
|
Perbedaan model dalam pendekatan saintifik berdasarkan hasil diskusi
kelompok
D.
Konsep yang belum dikuasai
Bagaimana sintaks model pembelajaran yang direkomendasikan kemendiknas
untuk penerapan kurikulum 2013 supaya bisa mencapai SKL dan tujuan pembelajaran?
E. upaya memahami konsep yg belum dipahami
Mencari referensi dari internet :
Suyitno,
teguh. 2013 Model Pembelajaran pada Kurikulum
2013. http://bdksemarang.kemenag.go.id/?p=page&id=272#sthash.0FWkwBWj.dpbs
Langkah pembelajaran inkuri, merupakan suatu siklus yang dimulai dari:
1.
Observasi atau
pengamatan terhadap berbagai fenomena alam
2.
Mengajukan
pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi
3.
Mengajukan dugaan
atau kemungkinan jawaban
4.
Mengumpulkan data
yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan
5.
Merumuskan
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data.
Langkah pembelajaran penemuan , merupakan suatu siklus yang dimulai dari:
1.
stimulasi/pemberian
rangsangan terhadap masalah
2.
identifikasi
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, merumuskan dalam bentuk hipotesis
3.
pengumpulan data
yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
4.
pengolahan data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi,
lalu ditafsirkan.
5.
Verifikasi untuk
menemukan suatu konsep, teori
6.
menarik kesimpulan
dengan memperhatikan hasil verifikasi
Langkah pembelajaran berbasis masalah, merupakan suatu siklus yang
dimulai dari:
1.
Pemberian/
menemukan konsep dasar tentang tatacara pembelajaran yang akan dilakukan.
2.
pendefinisian
masalah dengan mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi.
3.
Tahap pembelajaran
mandiri dengan investigasi mencari masalah.
4.
pertukaran
pengetahuan dengan berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok.
Langkah pembelajaran berbasis proyek, merupakan suatu siklus yang dimulai
dari:
1. penentuan pertanyaan
2. menyusun rencana proyek
3. menyusun jadwal
4. monitoring
5. menguji hasil
6. evalusasi pengalaman
0 komentar:
Posting Komentar