A. Jurnal Belajar 2 : Rasionalisasi Kurikulum 2013
B. Pertanyaan-Pertanyaan
Terkait dengan Materi
Ibu Murni Ramli : Mengapa KTSP dirasa lebih baik dari pada
kurikulum 2013 jika dilihat karakteristiknya ?
Ibu Murni Ramli : Apakah KTSP mengesampingkan aspek dalam
tujuan pembelajaran?
Ibu Murni Ramli : kalau KTSP tidak megesampingkan sikap,
kenapa masih akan diterapkan?
Ibu Murni Ramli :
Sentralisasi proses pendidikan dirasa perlu, bagaimana pendapat kelompok anda?
Ibu Murni Ramli :
apa kelebihan pembelajaran dari masing masing kurikulum? Bagaimana
perbandingannya jika dilihat dari metodenya?
C. Konsep yang harus dikuasai
Pembelajaran kali
ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui karakteristik KTSP dan Kurikulum 2013
serta mampu membandingkan kedua kurikulum itu, mana yang lebih tepat diterapkan
di indonesia sekarang.
Tia : KTSP dirasa
lebih baik karena mengedepankan ketercapaian kompetensi siswa baik proses,
sikap dan produk serta hasil belajar siswa. KTSP bisa divariasikan dengan
berbagai macam model dan strategi pembelajaran.
Laily : Kurikulum
2013 dirasa lebih cocok untuk menanggulangi isu global yang bisa berdampak pada
indonesia dan kurikulum ini mengedepankan sikap selain kompetensi yang sudah
ditetapkan.
Marzuki : Kurikulum
KTSP tidak mengesampingkan sikap dalam tujuan pembelajaran, hal ini bisa
dilihat dari UU no 20 tahun 2013 sisdiknas yang menjadi acuan KTSP.
Tina : Kurikulum
2013 dilihat lebih efektif dalam menunjang kebutuhan dan tantangan global, KTSP
dibentuk berdasarkan keinginkan kompetensi yang ingin dicapai pada siswa sedangkan
kurikulum 2013 lebih mengedepankan kebutuhan, masalah dan studi kasus dalam
masyarakat sekarang.
Solikhah : KTSP
dirasa lebih memperhatikan masalah yang dihadapi sekarang, karena sistem
pendidikan di Indonesia ini tidak merata, sehingga KTSP mampu mengakomodir
masalah ini dengan otonomi daerah dan otonomi sekolah dalam menyusun proses pembelajaran.
Reza : perlunya sentralisasi mutu pendidikan ke
pusat lagi, supaya standarnya sama
karena mulai tercipta kesenjangan mutu.
Nur dan marzuki :
sentralisasi kembali disinyalir malah menambah masalah baru, padahal KTSP belum
maksimal, pemerintah dinilai terlalu pragmatis.
Laily : kurikulum
2013 itu berkesinambungan antara SD, SMP, SMA dalam materi. Kurikulum 2013
kompetensi ditentukan berdasarkan SKL dan aspek kebutuhan masyarakat.
Ade : KTSP
menerapkan lima pilar belajar, melatih untuk belajar efektif.
Melati : metode
pembelajaran kurikulum 2013 lebih mengedepankan proses daripada pemahaman yang
berdasarkan pada hapalan. Pembelajaran berorientasi student center dimana siswa
menemukan konsepnya
Dessy : kurikulum
2013 mengedepankan pendekatan berbasis sains.
Tina : penerapan
KTSP dirasa belum memacu guru untuk mengaktifkan siswa, namun di kurikulum 2013
guru diwajibkan memacu siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Perbedaan pokok antara KTSP yang
diterapkan selama ini dengan Kurikulum 2013 yang yaitu
berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan
silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013
kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali
untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan
pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh
pemerintah pusat , namun guru tetap dituntut untuk dapat memahami seluruh
pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, Oleh karena itu, kajian silabus
tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok . Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu
dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah
disiapkan pemerintah.
D. Konsep yang belum dikuasai
a. Bagaimana cara menerapkan kurikulum 2013 di
sekolah yang fasilitasnya belum menunjang pelaksanaan kurikulum 2013?
b. Seberapa efektif pelaksanaan KTSP selama ini?
E.
Bagaimana upaya
memahami konsep yg belum dipahami
Setelah mencari berbagai literatur, bahwa
beberapa pengamat pendidikan merasa penerapan kurikulum 2013 masih sulit,
apalagi di daerah terpencil dalam waktu dekat ini. ''Kami pesimis pelaksanaan Kurikulum 2013 bisa berjalan optimal tahun
ini, karena masih banyak sekolah yang memerlukan persiapan, terutama sekolah
swasta dan sekolah di daerah terpencil,'' kata Ketua Dewan Pendidikan Klaten
Drs H Syamsuddin Asyofi MHum, Kamis (23/1).
Dia memperkirakan penerapan kurikulum
2013 baru bisa berjalan sesuai harapan pada tahun 2015 mendatang. Saat ini,
pihak sekolah, guru pengajar dan siswa masih melakukan penyesuaian. Tahun
ajaran ini, pelaksanaannya masih dalam tahap uji coba di sejumlah sekolah.
''Hasil monitoring akan dijadikan bahas
evaluasi. Monitoring akan dilakukan pada penerapan kurikulum 2013 di sekolah
percontohan. Rencananya, kurikulum baru mulai diterapkan di semua sekolah tahun
2014, tapi kami masih pesimis. Hal itu akan kami lihat di lapangan,'' ujar
Syamsuddin.
Ada sejumlah yang dihadapi antara lain,
pendidikan karakter dalam tiap mata pelajaran, SDM guru yang tidak seragam,
tingkat pemahaman siswa dan sistem penilaian juga belum jelas. Tahun ini
merupakan masa transisi Kurikulum 2013, diharapkan tahun 2015 mendatang sudah
berjalan optimal.
caksum melihat bahwa, di kurikulum 2013 ini, masih banyak menemui
permasalahan yang mendasar seperti halnya, kurang kompetennya pendidik
atau pengajar yang memahami kurikulum 2013. Hal serupa pernah di beritakan oleh
Suara Merdeka pada Jumat, 27 Desember 2013. Dalam pemberitaan tersebut, caksum
masih menemui banyak kontroversi di
kurikulum 2013. Salah satunya, dari data yang cak sum peroleh, ternyata masih sangat minim sekolah yang menerapkan kurikulum
2013. Yakni 2% dari 2.598 SD, 4% dari 1.436 SMP, 10% dari 11.629 SMA, dan 10%
dari 10.628 SMK. Dari prosentasi data
yang ada, menukjukkan bahwa penerapan kurikulum 2013 kuranglah efektif.
Social science
journal menjelaskan bahwa Penerapan KTSP dalam pembelajaran
Pendidikan Geografi di SMA Negeri 1 Tidore telah sesuai dengan kurikulum
KTSP, sedangkan materi yang terapkan adalah materi-materi yang bermanfaat untuk
peserta didik didalam kehidupan yang akan datang dan materinya juga dapat
berpengaruh dengan yang lainnya. (4). Terdapat beberapa poin yang belum dapat
dilaksanakan guru dengan baik yaitu: pada Perencanaan Pembelajaran guru belum
dapat menyusun RPP dengan benar. Dalam pelaksanaan Pembelajaran, guru belum
dapat melaksanakan proses eksplorasi dalam kegiatan inti penbelajaran. Setelah dilakukan
penilaian disimpulkan bahwa penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam
Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Tidore cukup efektif.