Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari pengetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang.
Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah (Nurhidayah, 2011).
JUDUL : POLA
TUJUAN :
Untuk mengetahui pola distribusi spesies Digitaria sanguinalis di wilayah SMAN 8 Surakarta
DASAR TEORI :
Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari pengetahuan ekologi telah
berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang
menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya
pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam
pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah
matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan
populasi organisme di masa yang akan datang.
Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan
populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga
memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun
abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk
mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah (Nurhidayah,
2011).
Tumbuhan berbagai jenis hidup secara alami di suatu tempat membentuk suatu
kumpulan yang di dalamnya menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat kerukunan untuk hidup bersama, toleransi
kebersamaan dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam
kumpulan ini terbentuk sutu derajat keterpaduan.
Suatu komunitas dapat mengkarakteristikkan suatu unit lingkungan yang
mempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan ini disebut
biotop. Biotop ini juga dapat dicirikan oleh unsur organismenya, misalnya
padang alng-alang, hutan tusam, hutan cemara, rawa kumpai, dan sebagainya
(Santoso, 1994).
Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat
memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan. Pola
penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
Penyebaran secara acak
jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila faktor
lingkungan sangat seragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain
itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam
tumbuhan ada bentuk-brntuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya
pengelompokan trmbuhan.
Mengelompok
Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau undispersed), menunjukan bahwa
hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang
sejenis. Anggota tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara
mengelompok dikarenakan ada beberapa alasan :
1) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan
ruuner atau rimpang.
Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk.
2) Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan
pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan makro, namun
pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling cocok untuk suatu
spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies yang sama.
Teratur
Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan,
agricultur yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan. Penyebaran secara merata, penyebaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan.
Penyebaran semacam ini terjadi apabila da persaingan yang kuat antara
individu-individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan
untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.
Dari ketiga kategori ini, rumpun/berkelompok adalah pola yang paling sering
diamati di lam dan merupakan gambaran pertama dari kemenangan dalam keadaan
yang disukai lingkungan. Pada tumbuhan penggerombolan disebabkan oleh
reproduksi vegetatif, susunan benih lokal dan fenomena lain. Dimana benih-benih
cenderung tersusun dalam kelompok. Pada tumbuhan, penyebaran acak seperti ini
adalah umum dimana penyebaran benih disebabkan angin (Michael, 1994).
Populasi cenderung diatur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca, arus
air, faktor kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam ekosistem yang
mempunyai keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang menjadi sasaran
gangguan-gangguan luar yang tidak dapat diduga, sedangkan dalam ekosistem yang
mempunyai keanekaragaman tinggi, populasi cenderung dikendalikan secara biologi
dan seleksi alam.Faktor negatif ataupun positif bagi populasi adalah ,
Ketidaktergantungan pada kepadatan (density independent), apabila pengaruhnya
tidak tergantung dari besarnya populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi
tidak berarti selalu. Ketergantungan pada kepadatan (density dependent),
apabila pengaruhnya pada populasi merupakan fungsi dari kepadatan. Contohnya
faktor biotik (persaingan, parasit, dan sebagainya) tetapi tidak selalu
(Odum,1993).
Alat dan Bahan
Alat navigasi
Kompas bidik 1 buah
Peta wilayah 1 buah
Protaktor 1 buah
Patok 72
buah
Rafia secukupnya
Papan jalan 1 buah
Alat tulis secukupnya
Label secukupnya
Kantong plastic secukupnya
CARA KERJA
Menentukan lokasi yang memiliki heterogenitas
spesies
Mencari peta lokasi yaitu peta citra daerah
SMA N 8 Surakarta melalui Google earth dengan
luas daerah kurang lebih 2,5 hektare
Menentukan batas daerah berupa titik – titik
yang dapat diamati dengan menggunakan GPS dan memasukannya ke dalam google earth.
Mentransformasi peta citra yang didapat dari google earth menjadi peta topografi
menggunakan CorelDraw
Menentukan jumlah titik sampling dengan
urutan sebagai berikut :
Luas daerah total = 2,5 ha
Luas area cuplikan = 1% x luas
wilayah total
*nb :
berdasarkan kesepakatan bersama, jumlah plot per kelompok direduksi sebanyak 18
plot per kelompok, sehingga jumlah plot dalam satu lokasi SMA N 8 Surakarta
adalah sebanyak 90 plot.
Menentukan
titik – titik sampling dalam peta secara acak dengan menggunakan undian
Mencari
koordinat masing – masing titik sampling
Membagi setiap
daerah menjadi enam bagian
Mencari lokasi
titik di lapangan dengan menggunakan protaktor dan kompas
Menentukan
jarak dan resection antar titik
Menentukan
titik start lokasi tersebut
Menentukan
resection dan intersection dari titik lokasi
Memasang plot
pada titik yang telah ditentukan
Mengidentifikasi
spesies – spesies yang ditemukan dalam plot.
Menentukan single plants dari seluruh spesies yang
ditemukan
Membagi satu spesies single plant yang
berbeda untuk setiap individu
Menentukan pola distribusi spesies single plant dengan
menggunakan metode kuadrat acak (Chi square) rumus Poison.
Menganalisis hasil perhitungan X2 hitung terhadap X2
tabel dengan
signifikansi 1%.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho= pola distribusi spesies Digitaria sanguinalis tersebar
Ha= pola distribusi spesies Digitaria sanguinalis mengelompok
Jika X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima sehingga pola penyebaran spesies X tersebar. Jika X2
hitung > X2 tabel maka Ha diterima sehingga pola penyebaran
spesies Digitaria sanguinalis mengelompok.
DATA PENGAMATAN
Tabel 1
Spesies : Digitaria sanguinalis
Plot ke -
|
Jumlah individu
|
1
|
0
|
2
|
0
|
3
|
0
|
4
|
0
|
5
|
0
|
6
|
0
|
7
|
0
|
8
|
0
|
9
|
0
|
10
|
0
|
11
|
0
|
12
|
0
|
13
|
0
|
14
|
36
|
15
|
0
|
16
|
0
|
17
|
0
|
18
|
0
|
19
|
0
|
20
|
0
|
21
|
0
|
22
|
0
|
23
|
0
|
24
|
0
|
25
|
0
|
26
|
14
|
27
|
0
|
28
|
0
|
29
|
0
|
30
|
0
|
31
|
0
|
32
|
0
|
33
|
0
|
34
|
0
|
35
|
0
|
36
|
0
|
37
|
0
|
38
|
0
|
39
|
0
|
40
|
0
|
41
|
0
|
42
|
0
|
43
|
0
|
44
|
0
|
45
|
0
|
46
|
0
|
47
|
0
|
48
|
0
|
49
|
0
|
50
|
0
|
51
|
0
|
52
|
0
|
53
|
0
|
54
|
0
|
55
|
0
|
56
|
0
|
57
|
0
|
58
|
0
|
59
|
0
|
60
|
0
|
61
|
0
|
62
|
0
|
63
|
0
|
64
|
0
|
65
|
0
|
66
|
0
|
67
|
0
|
68
|
0
|
69
|
5
|
70
|
0
|
71
|
0
|
72
|
0
|
73
|
0
|
74
|
0
|
75
|
0
|
76
|
0
|
77
|
0
|
78
|
0
|
79
|
0
|
80
|
0
|
81
|
0
|
82
|
0
|
83
|
0
|
84
|
0
|
85
|
0
|
86
|
0
|
87
|
0
|
88
|
0
|
89
|
0
|
90
|
0
|
PEMBAHASAN
Analisa kuantitatif
Tabel 2
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
0
|
87
|
0
|
76,18327036
|
1,535792
|
1
|
0
|
0
|
12,69721173
|
12,69721
|
2
|
0
|
0
|
1,05810098
|
3,172394
|
3
|
0
|
0
|
0,05878339
|
|
4
|
0
|
0
|
0,00040822
|
|
5
|
3
|
15
|
0,00001361
|
|
∑
|
90
|
15
|
89,99778828
|
17,4054
|
KETERANGAN :
A = menunjukkan densitas Digitaria sanguinalis ada disetiap plot dengan ketentuan
0 jika densitas Digitaria
sanguinalis pada plot tidak ada
1 jika densitas Digitaria
sanguinalis pada plot 1
2 jika densitas Digitaria
sanguinalis pada plot 2
3 jika densitas Digitaria
sanguinalis pada plot 3
4 jika densitas Digitaria
sanguinalis pada plot 4
5 jika densitas Digitaria
sanguinalis pada plot ≥ 5
B = menunjukkan jumlah plot yang ditempati Digitaria sanguinalis sesuai kategori
pada kolom A
C = menunjukkan hasil kali A dan B
D = menunjukkan besarnya frekuensi harapan dengan
menggunakan rumus poison
e-m(mx/X!)(jumlah plot)
e = 2,7183
Dengan m = ∑ C/ ∑B
E = menunjukkan nilai chi kuadrat dengan persamaan x2 =
(B-D)2/D
Syarat nilai harapan yang memenuhi adalah 1 % dari jumlah
plot. Sehingga nilai harapan yang memenuhi adalah 1/90 = 0,9
Karena pada H3, H4 dan H5 kurang dari 0,9 maka nilai H4
dan H5 ditambahkan dengan H2 menjadi = 1,05810098 + 0,05878339 + 0,00040822 +
0,00001361 = 1,11730619
Untuk mencari nilai Σx2 dapat dihitung dengan
rumus atau persamaan sebagai berikut :
X2 = (B-D)2/D
sehingga
Xo2 hitung = (87 - 76,18327036) 2/76,18327036
= 1,535792
X12 hitung = (0 - 12,69721173) 2/12,69721173 =
12,69721
X22 hitung = (3 – 1,11730619) 2/1,11730619 =
3,172394
Σx2 hitung = 1,535792 + 12,69721 + 3,172394 = 17, 4054
Dengan
signifikansi 1%, maka di peroleh dk = 3 sehingga db = dk-2 = 1
X2
hitung = 17,4054
X2 tabel
= 6,635
Nilai X2
hitung > X2 tabel,
sehingga Ha terima.
Kesimpulan :
Spesies Digitaria
sanguinalis merupakan tanaman dengan pola penyebaran mengelompok.
Analisa kualitatif
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pola
distribusi spesies Digitaria
sanguinalis di wilayah SMA N 8 Surakarta.
Dalam ekologi dikembangan suatu cara untuk memahami pola penyebaran individu
dalam populasinya yaitu dengan memanfaatkan penyebaran Poisson. Pemanfaatan
jumlah individu yang berakar dalam tanah dihitung dalam kuadrat dan merupakan
data pengamatan. Data harapan dihitung dengan rumus Poison yang hanya
memerlukan jumlah rata rata tumbuhan per kuadrat. Perbedaan antara data
pengamatan dengan data harapan dinalisis dengan chi square.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus poison
didapatkan bahwa jumlah X2 hitung lebih besar dari X2
tabel, maka Ha diterima. Jadi tumbuhan Digitaria sanguinalis memiliki pola distribusi/pola persebaran mengelompok di
wilayah SMA N 8 Surakarta. Dalam pola mengelompok ini hadirnya suatu tumbuhan
berarti akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis.
Digitaria
sanguinalis termasuk jenis rumput- rumputan, mempunyai kapasitas
produksi tinggi, reproduksi dan penyebar luasan yaitu tiap tumbuhan dapat
menghasilkan ribuan biji, juga berkembang biak melalui stolon dan rhizoma.
digitaria pertumbuhannya cepat dan sangat mudah bersaing. digitaria mudah
tumbuh pada tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi
sampai kaya nutrisi. untuk memenuhi kebutuhan unsur hara, air, sinar matahari
mampu berkompetisi kuat. (Barus, 2003)
Perkembangbiakan menggunakan biji (generatif) maupun
stolon dan rhizoma (vegetatif), pada tahun pertama tumbuh secara vegetatif dan
menghasilkan biji pada tahun kedua (Tjitrosoedirjo, et al. 1984). stolon adalah
akar yang tumbuh pada setiap ruas dari batang yang menjalar diatas tanah
(Ilroy, 1977), sedangkan rhizoma adalah batang yang menjalar dibawah tanah dan
hidupnya dapat bertahun tahun, batang ini dapat menjadi tumbuhan baru. dispersi
adalah bagaimana individu menyebar atau menempati wilayahnya dapat juga
diartikan sebagai pola distribusi organisme di muka bumi (Lincoln, et all
dikutip oleh Purnomo, 2007).
Karena berkembangbiak dengan stolon dan rhizoma inilah Digitaria sanguinalis persebarannya mengelompok. Selain itu Reproduksi tumbuhan
yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk. Sebagian besar populasi
sampai batas tertentu memperlihtkan pola persebaran berkelompok. pola ini
merupakan pola persebaran yang paling umum, dimana individu bergerombol dalam
kelompok- kelompok. tumbuhan ini terumpun pada lokasi ini dimana kondisi tanah
dan faktor lingkungan lainnya mendukung (Campbell et al, 2000)
Tiga faktor pokok lingkungan yang menetukan pertumbuhan,
reproduksi dan distribusi Digitaria
sanguinalis adalah :
klimatik ; terdiri atas cahaya, temperatur, air, dan
angin. gulma digitaria sama halnya tumbuhan lain memerlukan lingkungan yang
sesuai.
edafik : faktor tanah yang turut menentukan persebaran
digitaria seperti kelembaban tanah, aerasi, PH tanah, unsur hara tanah.
biotik : yaitu tumbuhan dan hewan yang ada pada area
pertumbuhan.
KESIMPULAN
Dengan
signifikansi 1%, maka di peroleh dk = 3 sehingga db = dk-2 = 1, X2
hitung = 17,4054, X2 tabel = 6,635. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus poison didapatkan bahwa jumlah X2 hitung lebih
besar dari X2 tabel, maka Ha diterima. Jadi tumbuhan Digitaria sanguinalis memiliki pola distribusi/pola persebaran mengelompok di
wilayah SMA N 8 Surakarta. Dalam pola mengelompok ini hadirnya suatu tumbuhan
berarti akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis.
Digitaria
sanguinalis termasuk jenis rumput- rumputan, berkembang biak melalui
stolon dan rhizoma. Karena berkembangbiak dengan stolon dan rhizoma inilah
digitaria ini persebarannya mengelompok. Selain itu Reproduksi tumbuhan yang
menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk.
Tiga faktor pokok lingkungan yang menetukan pertumbuhan,
reproduksi dan distribusi Digitaria
sanguinalis adalah :
klimatik ; terdiri atas cahaya, temperatur, air, dan
angin. gulma digitaria sama halnya tumbuhan lain memerlukan lingkungan yang
sesuai.
edafik : faktor tanah yang turut menentukan persebaran
digitaria seperti kelembaban tanah, aerasi, PH tanah, unsur hara tanah.
biotik : yaitu tumbuhan dan hewan yang ada pada area
pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma Perkebunan. Yogyakarta
: Kanisius
Campbll, N.A., BJ.B. Reece. 2000. Biologi Edisi Kelima
Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Ilroy. M. 1977. Pengantar Padang Rumput Tropika.
Jakarta : Pradnya Paramita
Michael. 1994. Metode
Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta: UI Press
Odum, Eugene., 1993. Dasar-Dasar
Ekologi. Yogyakarta : UGM
Purnomo, H. 1989. Monografi Genus Digitaria Haller.
Yogyakarta : UGM
Tjitrosoedirjo, S., I. Hidayat, J. Wiroatmojo. 1984. Pengelolaan
Gulma Di Perkebunan. Jakarta : Gramedia
0 komentar:
Posting Komentar