Rekristalisasi berasal dari kata re dan kristalisasi. Re artinya kembali sedangkan kristalisasi berarti proses mengkristalkan. Jadi rekristalisasi adalah pengkristalan kembali dari Kristal zat yang sudah terlarut oleh pelarut dalam suatu campuran/larutan dengan cara pemanasan dan penguapan. Dengan kata lain kristalisasi merupakan salah satu cara pemisahan atau pemurnian Kristal-kristal yang larut dalam suatu larutan.
Dasar proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan dalam pelarut pada suhu tertentu. Dalam proses yang sederhana, pemisahan zat ini hanya cukup dengan penguapan. Larutan sampai kering dan terbentuk Kristal baru yang mempunyai sifat fisika yang sedikit berbeda dari Kristal semula. Contoh sederhana dari rekristalisasi adalah pembuatan garam oleh para penambang garam di tepi pantai, hanya dengan penguapan alami.
I. TUJUAN
Tujuan Umum :
Memahami cara memisahkan dan memurnikan zat.
Tujuan Khusus : 1.
Mengenal cara melakukan rekristalisasi
2. Terampil melakukan rekristalisasi
II. CARA KERJA
A. Rekristalisasi
Garam Dapur
1. Melarutkan
5 gram garam dapur dalam air ± 25 ml, kemudian menyaringnya.
2. Filtrat
yang diperoleh pada percobaan 1, diuapkan dalam cawan porselin hingga hampir
kering.
3. Menyingkirkan
pemanas dan membiarkan semua air menguap lalu membandingkan kristal yang
terbentuk dengan kristal semula.
4. Mengamati
dalam hal warna, bentuk, dan berat kristal.
B. Rekristalisasi
CuSO4
1. Menimbang
5 gram bubuk tembaga sulfat lalu ditambah ± 25 ml akuades dan melarutkannya,
jika perlu menyaringnya.
2. Menguapkan
dalam cawan porselin yang ditaruh di pemanas, lalu membiarkannya agar air
menguap dan mendinginkannya.
3. Mengamati
kristal yang terjadi dalam hal warna, bentuk, dan beratnya.
4. Membaningkan
kristal CuSO4 yang terbentuk dengan kristal semula.
III.
DATA
PENGAMATAN
A. Garam
Dapur
NO
|
Kristal
|
Sebelum
Rekristalisasi
|
Setelah
Rekristalisasi
|
1
|
Bentuk
|
Ukuran
butiran kristalnya besar-besar
|
Ukuran
lebih halus
|
2
|
Warna
|
Putih
kotor
|
Lebih
putih dan bersih
|
3
|
Massa
|
5
gram
|
1.5
gram
|
B. Tembaga
Sulfat
NO
|
Kristal
|
Sebelum
Rekristalisasi
|
Setelah
Rekristalisasi
|
1
|
Bentuk
|
Ukuran
butiran kristalnya besar-besar
|
Ukuran
lebih halus, mudah dihancurkan
|
2
|
Warna
|
Biru
tua
|
Putih-biru
muda, bersih
|
3
|
Massa
|
5
gram
|
3.6
gram
|
BAB II
PEMBAHASAN
Rekristalisasi berasal dari kata re
dan kristalisasi. Re artinya kembali sedangkan kristalisasi berarti proses
mengkristalkan. Jadi rekristalisasi adalah pengkristalan kembali dari Kristal
zat yang sudah terlarut oleh pelarut dalam suatu campuran/larutan dengan cara
pemanasan dan penguapan. Dengan kata lain kristalisasi merupakan salah satu
cara pemisahan atau pemurnian Kristal-kristal yang larut dalam suatu larutan.
Dasar proses rekristalisasi adalah
perbedaan kelarutan dalam pelarut pada suhu tertentu. Dalam proses yang
sederhana, pemisahan zat ini hanya cukup dengan penguapan. Larutan sampai
kering dan terbentuk Kristal baru yang mempunyai sifat fisika yang sedikit
berbeda dari Kristal semula. Contoh sederhana dari rekristalisasi adalah
pembuatan garam oleh para penambang garam di tepi pantai, hanya dengan
penguapan alami.
Contoh lain misalnya kelarutan asam
benzoate dalam air pada suhu 25˚C adalah 0.03 gram/100 ml sedangkan pada suhu
100˚C adalah 6 gram/100 ml. kelarutan asam ptalat dalam air pada 25
ml/0.7gram/100 ml dan kelarutan dalam suhu 100˚C adalah 14 gram/100 ml. Maka
apabila 6 gram Kristal yang mengandung 90% asam benzoat dan 10% asam ptalat
dilarutkan dalam air pada suhu 100˚C semua Kristal akan terlarut. Kemudian
apabila larutannya didinginkan hingga suhu 25˚C akan terbentuk Kristal asam
benzoat sebanyak 5.4 - 0.3 = 5.1 gram, sedangkan asam ptalat akan tetap tinggal
dalam larutan karena dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Perbedaan-perbedaan kelarutan dalam
teknik laboratorium dijadikan rekristalisasi yang sering digunakan untuk
memisahkan kotoran-kotoran produk suatu reaksi kimia. Dalam hal ini, produk-produk
yang semula dilarutkan, lalu dipanaskan, larutan panas akan menguap dan produk
yang murni akan terpisah dari campurannya. Akhirnya Kristal-kristal dari produk
disaring dari larutan yang sudah dingin dan dikeringkan.
Banyak sedikitnya jumlah produk murni
yang diperoleh dari kegiatan rekristalisasi tergantung dari kadar
kotoran-kotorannya dan kelarutannya.
Pada saat didinginkan gerakan
translasi molekul – molekul menjadi kecil dan daya tarik molekul semakin besar,
sehingga setelah mengkristalnya molekul molekul mempunyai kedudukan tertentu
didalam Kristal. Selama terjadi pengkristalan, temperatur tetap dan terjadi
kesetimbangan yaitu zat cair menjadi zat padat. Temperatur akan turun lagi
setelah pengkristalan selesai.
Syarat pelarut
dalam rekristalisasi adalah :
a. Mempunyai
daya melarutkan tinggi pada suhu tinggi dan mempunyai daya melarutkan rendah
pada suhu rendah.
b. Pelarut
tidak bereaksi dengan zat yang dimurnikan.
c. Mudah
dipisahkan dengan zat yang akan dipisahkan.
d. Mengikuti
kaidah – kaidah “like dissolves like” senyawa polar larut di dalam senyawa
polar dan senyawa non polar larut di dalam senyawa non polar.
Dasar
pemisahan zat dengan rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan dalam pelarut
dan pada suhu tertentu. Rekristalisasi meliputi proses :
a. Pelarutan
b. Penyaringan
c. Pemanasan
d. Penguapan
e. Pendinginan
Untuk melakukan pelarutan dapat
dilakukan dengan jalan mencampur zat padat dengan pelarut tertentu pada suhu
tertentu pula. Pemanasan dengan suhu tertentu dilakukan agar terjadi penguapan
yang lebih cepat dari larutan tersebut. Setelah itu dilakukan pendinginan
dengan maksud pembentukan Kristal – Kristal. Bila ada sisa larutan maka harus
dilakukan penyaringan.
I.
Rekristalisasi Garam Dapur
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan hasil
pengamatan seperti pada tabel pengamatan menunjukkan bahwa terjadi perubahan
dalam proses pelarutan maupun penguapan larutan. Dengan membandingkan diantara
Kristal hasil rekristalisasi dengan Kristal sebelum rekristalisasi. Pada
percobaan 1 adalah garam dapur. Sebelum rekristalisasi garam dapur berbentuk
Kristal dengan ukuran besar-besar berwarna putih kotor dan mempunyai berat 5
gram. Setelah adanya rekristalisasi, garam dapur menjadi lebih halus karena
adanya proses pelarutan dalam air.
Garam dapur mulanya berwarna putih kotor, setelah
dilarutkan dan diuapkan, maka diperoleh kembali garam dapur yang warnanya putih
bersih. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena garam dapur yang telah
dilarutkan dalam akuades, sehingga garam dapur dan zat pengotor ikut larut.
Setelah diadakan penyaringan , maka zat pengotor tidak dapat ikut dalam filtrat
karena ukuran partikel zat pengotor lebih besar daripada pori-pori kertas
saring sehingga tidak dapat menembusnya dan didapat filtrat yang jernih.
Reaksi : NaCl(s) + H2O(l)
(dipanaskan) NaCl(aq) + H2O(g)
(diuapkan) NaCl(s)
Proses
selanjutnya adalah penguapan filtrat yang telah diletakkan dalam cawan porselin
kemudian memanaskan filtrat tersebut dengan pemanas (kompor listrik). Setelah
mencapai titik uap maka partikel air dalam filtrat menguap sehingga
meninggalkan butiran Kristal garam dapur yang halus, putih, dan bersih. Karena
dalam proses pelarutan garam dapur dengan air, garam dapur menjadi larutan yang
homogen sehingga pada saat penguapan molekul garam dapur berupa Kristal yang
lembut.
Pada
percobaan kali ini garam dapur yang diperoleh setelah rekristalisasi 1.5 gram,
sedangkan pada saat rekristalisasi 5 gram. Pada proses ini sesuai dengan teori
yang ada dimana hasil dari rekristalisasi memiliki massa yang lebih kecil dari
massa sebelum rekristalisasi. Hal ini terjadi karena setelah pelarutan terjadi
penyaringan dan penguapan. Dengan adanya penyaringan maka dapat menyaring
kotoran-kotoran yang ada dalam garam dapur dalam keadaan awal (berwarna putih
kotor) yang bisa tersaring oleh kertas saring. Sehingga hal ini juga merupakan
salah satu faktor berkurangnya massa garam dapur. Selain itu juga karena adanya
penguapan sempurna sehingga sebagian garam dapur ikut menguap dan menyebabkan
massa garam dapur berkurang pula.
Hal-hal
yang mempengaruhi kurag sempurnanya hasil percobaan yaitu banyaknya selisih
massa sebelum dan sesudah reaksi yaitu :
·
Pendinginan
yang kurang lama sehingga masih ada air yang belum ikut menguap dan ikut
ditimbang.
·
Kurang
teliti pada saat menimbang garam dapur.
·
Pelarutan
garam dapur yang kurang sempurna.
·
Kesalahan
pada saat menyaring.
·
Proses
pemanasan yang belum sempurna.
Rendemen garam
dapur :
II.
Rekristalisasi Tembaga Sulfat (CuSO4)
Reaksi yang terjadi :
CuSO4(s) +H2O(l)→CuSO4(aq)
(dipanaskan)→ CuSO4(s) + H2O(g)
(diuapkan)→CuSO4(s)
Pada percobaan kedua ini, bentuk awal dari Kristal
tembaga sulfat adalah berwarna biru tua dan Kristal tersebut berukuran
besar-besar (kasar) dengan massa 5 gram. Setelah rekristalisasi terjadi
perubahan dalam segi bentuk, warna, dan massa.
Setelah rekristalisasi warna dari CuSO4
biru muda-putih dan lembut/halus. Adapun proses rekristalisasi yang
dilaksanakan pada percobaan ini adalah pelarutan/penyaringan dan penguapan
dengan pemanasan. Proses pertama yaitu proses pelarutan. Setelah dilakukan
penimbangan tembaga sulfat kemudian dilarutkan dalam akuades hingga larut
semua. Proses kedua yaitu penyaringan. Setelah dilakukan pelarutan, hasil
tersebut kenudian disaring dengan mengguanakan kertas saring yang telah
dibasahi terlebih dahulu. Maka diperoleh filtrat dan juga endapan yang
tertinggal dalam kertas saring.
Proses selanjutnya adalah penguapan dengan pemanasan
filtrat yang dihasilkan pada penyaringan kemudian dimasukkan kedalam cawan
porselin lalu dipanaskan di atas pemanas hingga airnya menguap sampai habis.
Akan tetapi pada proses ini penguapan dihentikan sebelum air menguap agar pada
saat penguapan tidak terjadi oksidasi. Jadi, cawan porselin diangkat dari
pemanas sebelum air dalam cawan porselin menguap semua. Kemudian didinginkan
dengan mengaduk-aduknya. Setelah beberapa lama mengaduk, maka diperoleh Kristal
halus dan berwarna biru muda-putih karena air sudah menguap semua.
Dengan menimbangnya, kita dapat menentukan rendemen
dari rekristalisasi CuSO4 tersebut dengan cara membagi massa akhir
dengan massa awal dikalikan 100%. Massa tembaga sulfat akhir adalah 3.6 gram.
Maka rendemennya adalah :
Rendemen tembaga sulfat :
Warna Kristal tembaga sulfat menjadi biru muda, dimana
warna semula adalah biru tua dan bentuk Kristal menjadi lebih halus. Tidak
berbentuk bongkahan atau berukuran besar karena ikatan antar molekul lebih
renggang disebabkan pemanasan dan penguapan tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Rekristalisasi
merupakan cara memisahkan atau memurnikan zat berdasarkan pada perbedaan
kelarutan pada pelarut dan suhu tertentu. Rekristalisasi merupakan salah satu
metode pemurnian zat yang berbentuk Kristal.
2. Dalam
proses rekristalisasi meliputi lima tahapan yaitu :
·
Pelarutan
·
Penyaringan
·
Pemanasan
·
Penguapan
·
Pendinginan
3. Syarat
pelarut dalam rekristalisasi adalah :
·
Mempunyai daya melarutkan tinggi pada suhu
tinggi dan mempunyai daya melarutkan rendah pada suhu rendah.
·
Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang
dimurnikan.
·
Mudah dipisahkan dengan zat yang akan
dipisahkan.
·
Mengikuti kaidah “like dissolves like” senyawa
polar larut di dalam senyawa polar dan non polar larut dalam senyawa non polar.
4. Dari
percobaan yang dilakukan didapat hasil pengamatan :
a. Garam
Dapur
NO
|
Kristal
|
Sebelum
Rekristalisasi
|
Setelah
Rekristalisasi
|
1
|
Bentuk
|
Ukuran
butiran kristalnya besar-besar
|
Ukuran
lebih halus
|
2
|
Warna
|
Putih
kotor
|
Lebih
putih dan bersih
|
3
|
Massa
|
5
gram
|
1.5
gram
|
b. Kristal
Tembaga Sulfat
NO
|
Kristal
|
Sebelum
Rekristalisasi
|
Setelah
Rekristalisasi
|
1
|
Bentuk
|
Ukuran
butiran kristalnya besar-besar
|
Ukuran
lebih halus, mudah dihancurkan
|
2
|
Warna
|
Biru
tua
|
Putih-biru
muda, bersih
|
3
|
Massa
|
5
gram
|
3.6
gram
|
DAFTAR PUSTAKA
Ansyori, Irfan.1997.KIMIA.Bandung:Ganesha
Exact.
Beny, Karyadi.1994.Kimia
1.Jakarta:Depdikbud.
BA, Wardjo, Pringgomulyo, Soraya.1983.Petunjuk Praktikum Kimia Umum:Depdikbud.
Mochtar, Apt.1989.Farmasi Kimia.Yogyakarta:UGM Press.
Redjeki, Tri.dkk.2010.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I.Surakarta:UNS Press.
Wasiloh, Abu Sudja.1978.Penuntun Percobaan Pengantar Kimia Organik.Bandung:Karya Nusantara.
Makalahnya membantu
BalasHapus