A.
Judul Jurnal Belajar : Jurnal Belajar 10 : Pengembangan instrument penilaian
B.
Pertanyaan-Pertanyaan Terkait dengan Materi
Redza : kalau soal evaluasi berupa soal lisan bagaimana? Apakah dibuat rubrik
juga?
Marzuki : bagaimana penggunaan kata negasi pada rubrik? Apa
diperbolehkan?
Solikhah : bagaimana cara menilai siswa kalau mereka pekewuh (malu) jika
melalui penilaian antar siswa?
C.
Konsep yang harus dikuasai
Jawaban :
Redza : untuk soal lisan tetap dibuat kisi-kisi dan rubrik, sebenarnya
soal itu berbentuk teks juga, namun dibacakan.
Marzuki : prinsip dasar dalam pembuatan rubrik adalah kemudahan dalam
memahami. Penggunaan deskriptor jika kriteria di sana setara.
Solikhah : bisa diadakan uji kejujuran.
Penilaian kognitif tersusun atas kisi- kisi, rubrik, dan tes. Kisi kisi
tersusun atas kolom KD, indikator, butir soal, tipe soal (apakah termasuk C1,
C2, C3, C4, C5, C6). Tipe soal ini menunjukkan tingkat kesulitan soal tersebut
dengan mempertimbangkan sudut pandang siswa dan sudut pandang guru.
No
|
KD
|
Indikator
|
Butir Soal
|
Tipe Soal
|
Tingkat Kesukaran
|
|||||
C1
|
C2
|
C3
|
C4
|
C5
|
C6
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bentuk tabel skoring
Butir Soal
|
Jawaban
|
Skoring
|
|
|
|
|
|
|
Penilaian psikomotorik memperhatikan kemampuan skill, tindakan,
kreativitas, kemampuan menggunakan organ tubuh, hands on activities dan
keterampilan proses sains. Kemampuan proses sains dasar mencakup keterampilan
melihat, mengidentifikasi, mengukur, mengestimasi, mengklasifikasi, membedakan
dan membuat penyajian data.
Kemampuan proses sains terintegrasi mencakup membuat hipotesis,
merumuskan masalah, merancang percobaan dan menyimpulkan. Menyajikan data bisa
berupa tabel, grafik, diagram atau bagan maupun ilustrasi.
Bentuk
kolom kisi-kisi penilaian psikomotorik
KD
|
indikator
|
Aspek yang dikuasai
|
|
|
|
|
|
|
Rubrik penilaian psikomotor :
Aspek yang diukur
|
Deskriptor
|
Skoring
|
|
|
|
|
|
|
membuat kisi- kisi dengan cara memecah KD, membuat indikator dengan
memperhatikan KKO serta mempertimbangkan aspek yang akan diukur. Penilaian
individu ketika menggunakan rubrik sulit jika kelasnya besar. Untuk itu bisa
digunakan anecdotal record
no
|
nama
|
aktivitas
|
||
10’
|
20’
|
30’
|
||
|
|
|
|
|
Untuk penilaian afektif LO nya seperti pada psikomotorik, bisa juga
melalui penilaian antar siswa, penilaian oleh guru, penilaian diri sendiri.
Bentuk
kolom kisi-kisi penilaian afektif
KD
|
indikator
|
Aspek yang dikuasai
|
|
|
|
|
|
|
Rubrik penilaian afektif :
Aspek yang diukur
|
Deskriptor
|
Skoring
|
|
|
|
|
|
|
D.
Konsep yang belum dikuasai
Apa syarat-syarat evaluasi yang baik?
E. upaya memahami konsep yg belum dipahami
mencari di internet :
Wina Sanjaya
(2008: 352-354), mengatakan bahwa syarat-syarat alat evaluasi yang baik harus:
a. Memberikan motivasi
Memberikan penilaian evaluasi
diarahkan untuk meninkatkan motivasi belajar bagi siswa melalui upaya pemahaman
akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik oleh guru maupun siswa. Siswa
perlu memahami makna dari hasil penilaian.
b. Validitas
Penilaian diarahkan bukan
semata-mata untuk melengkapi syarat administrasi saja, akan tetapi diarahkan
untuk memperoleh informasi tentang ketercapaian kompetensi seperti yang
terumuskanan dalam kurikulum. Oleh sebab itu, penilaian tidak menyimpang dari kompetensi
yang ingin dicapai. Dengan kata lain penilaian harus menjamin validitas.
c. Adil
Setiap siswa memiliki
kesempatan yang sama dalam proses pembelajaran tanpa memandang perbedaan
sosial-ekonomi, latar belakang budaya dan kemampuan. Dalam penilaian, siswa
disejajarkan untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
d. Terbuka
Alat penilaian yang baik adalah
alat penilaian yang dipahami baik oleh penilai maupun yang dinilai. Siswa perlu
memahami jenis atau prosedur penilaian yang akan dilakukan beserta kriteria
penilaian. Keterbukaan ini bukan hanya akan mendorong siswa untuk memperoleh
hasil yang baik sehingga motovasi belajara mereka akan bertambah juga, akan
tetapi sekaligus mereka akan memahami posisi mereka sendiri dalam pencapaian
kompetensi.
e. Berkesinambungan
Penilaian tidak pernah mengenal
waktu kapan penilaian seharusnya dilakukan. Penilaian dilakukan secara
terus-menerus dan berkesinambungan.
f. Bermakna
Penilaian tersusun dan terarah
akan memberikan makna kepada semua pihak khususnya siswa untuk mengetahui
posisi mereka dalam memperoleh kompetensi dan memahami kesulitan
yang dihadapi dalam mencapai kompetensi. Dengan demikian, hasil penilaian itu
juga bermakna bagi guru juga termasuk bagi orang tua dalam memberika bimbingan
kepada siswa dalam upaya memperoleh kompetensi sesuai dengan target kurikulu.
g. Menyeluruh
Kurikulum diarahkan untuk
perkembangan siswa secara utuh, baik perkembangan afektif, kognitif maupun
psikomotorik. Oleh sebab itu, guru dalam melaksanakan penilaian harus
menggunakan ragam penilaian, misalnya tes, penilaian produk, skala sikap,
penampilan, dan sebagainya. Hal ini sangat penting, sebab hasil penilaian harus
memberikan informasi secara utuk tentang perkembangan setiap aspek.
h. Edukatif
Penilaian kelas tidak semata-mata
diarahkan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi
melalui angka yang diperoleh, akan tetapi hasil penilaian harus memeberikan
umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran, baik yang dilakukan oleh
guru maupun siswa, sehingga hasil belajar lebih optimal. Dengan demikian,
proses penilaian tidak semata-mata tanggung jawab guru akan tetapi juga
merupakan tanggung jawab siswa. Artinya siswa harus ikut terlibat dalam proses
penilaian, sehingga mereka meyadari, bahwa penilaian adalah bagian dari proses
pembelajaran.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum
dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group.
0 komentar:
Posting Komentar